Monday, August 13, 2007

speak for myself

Skipping beats, blushing cheeks.
I am struggling.
Daydreaming, bed scenes in... the corner cafe.
And then I'm left in bits recovering tectonic tremblings.
You get me every time.

Why'd ya have to be so cute?
It's impossible to ignore you.
Must you make me laugh so much?
It's bad enough we get along so well.

akhir-akhir ini semakin sering dengerin Imogen Heap. tapi khusus lagu ini saja. dan apalagi dalam dua tiga hari terakhir pas aku sedang kehabisan kosakata dan mati gaya buat ngobrol sama bapak-bapak dan ibu-ibu dari Kraftangan. aku lebih sering memilih jalan di belakang, duduk di belakang, atau agak menyamping dan memisah dari rombongan. menyenandungkan lagu ini.

keanehan itu dimulai tiga malam yang lalu.
aku seperti sedang ada di kastil tua berdinding batu seperti yang dipake buat film Harry Potter itu loh. dan entah kenapa, aku blusukan ke tempat ini. mana ruangannya gelap, hanya diterangi lilin yang ditaruh di plangkringannya di dinding, atau di dalam benda seperti cawan baja yang ada pegangannya, supaya bisa dibawa-bawa. ruangan disitu gelapnya kayak dungeon tempatnya anak-anak Slytherin hangout dan juga tempatnya Snape mengajar.

trus di salah satu ruangan, diatas kasur tak berseprei, aku lihat orang yang aku kenal, babak belur seperti habis dipukuli. aku dekati, dan sepertinya memang sudah mau mati. mungkin nyiksanya kebangetan. aku pikir, kasih air aja deh, karena bibirnya udah kering dan pecah-pecah. boro-boro kepikiran mau kasih Lip Therapy saat itu, aku langsung mencari-cari benda yang kira-kira menampung air. tapi dasar orang itu apes, teko apapun nggak ada yang berisi air. keran air juga mati. termos yang bertutup rapat semuanya kosong. halah! apa di kastil ini nggak ada yang perlu minum ya?

kastil ini dipunyai sama gembong mafia yang tampaknya jahat sekali pun. masa ada orang disiksa nggak dikasih minum? well, namanya juga disiksa ya? dan namanya penjahat pasti jahat to? hanya di film-film Hollywood penjahat dikasih perasaan halus.

sekali lagi, aku nggak ngerti aku tuh siapa di cerita ini, dan ngapain aku keluyuran di kastil itu, begitupun kenapa aku nggak ditangkap sama para penjaga kastil. tapi yang jelas aku cukup nekat untuk ngedatengin si gembong mafia setelah nyasar-nyasar masuk ke ruangan yang nggak penting. si penjahat sedang main judi waktu aku sampai, dan dia setuju ngasih segelas air kalo aku menang judi.

aku ya, berjudi aja, asal nggak ditelanjangi kayak Drupadi di cerita Mahabharata itu. dan tentu saja aku menang! karena kayaknya dalam mimpi ini aku jadi jagoannya. tapi dasar penjahat, setelah aku menang dia mengingkari janji, dan malah ngasih benda-benda nggak berguna, bukannya air. huh!

aku betul-betul fristrasi dalam mimpi itu. this is actually a nightmare and a depressing dream.

mendekati jam 5 aku bangun. trus refleks aja ngecek hape.
pertama karena lagi di-charge dan mestinya udah penuh. kedua, karena kali aja ada fans yang kirim sms. secara saya ini bintang muda berbakat yang hampir naik daun (uhuk!)

dan ternyata memang ada yang sms. dan bagian akhir dari smsnya bikin aku kaget. dia bilang "aku haus" dan memang dalam mimpiku, dia yang aku perjuangkan supaya bisa dapat minum tadi malam.

tapi kok aku nggak berhasil menyelamatkannya ya?

pagi-pagi aku cerita ke Azlina, dan langsung tutup kuping waktu dia mulai menganalisis mimpi itu dengan cara seperti di The Interpretation of Dreams. ugh! aku kok pake lupa kalo dia ini Freudian. sigh!

2 comments:

Imansyah said...

Kamu bener-bener punya sixth sense ya? Or you and him.. just.. simply.. 'connected'..?

*speechless*

The Bitch said...

JIYEH!!!
*cekikikan*

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...