Adis! kenapa harus pake nimpuk? skarang kepalaku benjol:(
duh! ditimpuk juga sama Mami Mira !
kemarin pagi dapet tendangan lewat YM untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang HP. sebenarnya ini topik yang tidak terlalu aku pikirkan, walaupun aku rada susah hidup tanpa HP. karena biasanya, aku mikirin HP cuma kalo udah waktunya harus ganti:D
eh ternyata, ada juga yang menimpuk aku lewat blognya.
baiklah, mari kita mulai melihat-lihat 10 hal tentang handphone-ku yang pernah dituduh mirip Vertu ini. halah...
Motorola E-398. ini HP#4 yang aku punya, setelah 6 tahun-an pakai telepon genggam. dan ini kayaknya juga yang pertama dari Motorola. sebelumnya pernah punya juga Erricson (waktu itu belum berduaan sama Sony) dan Siemens. warna handphone ini item.
jujur yah, aku tuh tipe orang yang memakai telepon genggam hanya buat sms-an dan nelepon aja. dan HP ini nggak ada Fasilitas 3G-nya. dan sampe hari ini, MMS di handphone ini pun belum kuaktifkan. siapa ya yang kemarin sempat mencarikan link untuk mengopreknya?
aku juga nggak pake GPRS. jadi sebenarnya, percuma punya handphone yang terlalu bergaya atau kebanyakan fitur. toh yang kupakai cuma sebegitu-begitu aja.
*menjadi malu*
kalo soal Wallpaper sih rada mendingan. aku lebih sering pake foto diri sendiri, tapi bisa juga pake gambar yang lain-lain. misalnya pernah pasang wajah Maksim Mrvica, trus pernah juga gambar Black Forest cake, foto ulet yang merambat di jendela kantor dengan latar belakang hamparan rumput (iseng banget kan?), atau gambar-gambar karakter dari kartun paling kocak sedunia, Family Guy.
kalo sekarang, aku pake foto wajahku yang dibikin jadi vektor. ini hasil karya JD Avianto. thanks yah, Anto!
didalamnya masih tetap Nomor yang sama dari sejak beli handphone untuk pertama kalinya, bertahun-tahun yang lalu. tapi ada cerita lucu dengan handphone dan nomor penuh kenangan itu. sehari setelah a bitter break up, aku jadi murung dan terdiam seribu bahasa. which in my case, is very serious... mengingat betapa cerewetnya aku di hari biasa. siang hari itu, tiba-tiba Papa ngajakin aku pergi ke toko handphone, membeli HP baru untuk dirinya sendiri, lalu memberi nomor dan menyerahkan telepon genggamnya padaku. mungkin itu caranya untuk bilang "Papa ikut sedih, nak. tapi dunia belum berakhir"
SMS terakhir yang aku terima datang dari Ibu Sarita Newson, mommy-nya Krishna. katanya pengen datang ke acara di Ubud hari Sabtu besok.
oya, tolong jangan tanya-tanya tentang Spesifikasi sama orang yang gaptek kayak aku. coba search spesifikasinya sama Uncle Google aja ya! (aku percaya kalo Google itu nama laki-laki, dan bukan Auntie)
selalu ON. soalnya aku jauh dari rumah orangtua. kalau ada apa-apa, supaya orang rumah mudah menghubungi. dan juga karena semakin banyak klien yang lebih suka menghubungi ke telepon genggam daripada ke kantor. jadi sebaiknya emang HP itu menyala terus.
oyah, aku juga suka ngobrol malem-malem di telepon:p
tapi kalo kehabisan batere pas nggak bawa charger ya, apa boleh buat...
Letak HP-ku di saku paling depan backpack yang setiap hari aku bawa-bawa ke kantor. kalo sedang di kantor, tergeletak di meja. kalo sedang jalan kesana kemari, ditaruh di saku celana depan, sebelah kiri dan kanan. kalo sedang ada ditengah party, selalu dalam vibrating mode, didalam tas kecil yang ditenteng-tenteng kesana kemari. aku nggak begitu suka pake pouch atau kantong handphone karena bikin kelamaan untuk menjawab panggilan yang masuk. dan aku nggak mau bikin orang lain menunggu. apalagi kalo teleponnya penting.
paling cepet, Batere-nya 24 jam sekali dicharge. itu terjadi kalo handphonenya kerja keras terima sms, telepon dan mengirim sms ato memanggil telepon lain. rata-rata, 2 hari sekali nge-charge. tapi pernah juga setelah 3 hari baru nge-charge lagi.
kalo ada hal kecil yang kayaknya bakalan gampang terlewat, aku sering pasang reminder di handphone deh. juga untuk waktu shalat suka pasang alarm disitu karena di Ubud nggak pernah denger adzan kecuali di TV. handphone ini disetel otomatis menghapus pesan yang umurnya udah 3 hari, jadi ada 18 SMS yang aku locked supaya nggak terhapus. ringtone yang sekarang terpasang adalah Eyes, lagunya Rogue Wave yang merupakan soundtrack serial Heroes, dan dikasihin ke aku sama Eko Juniarto. makasih ya, Oom Ganteng!
Nah! sekarang waktunya menimpuk beberapa orang yang kayaknya lebih peduli sama kecanggihan dan fitur handphone-nya daripada aku.
*kirim howler ke Ari, Didats, Henny dan tentu saja Saylow.
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Thursday, August 16, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
2 comments:
Wah Na, temanku pernah bilang ketika seperti biasanya aku sulit dihubungi. Ketika dia berhasil telp aku kata-kata yang keluar dari mulutnya dengan sedikit berteriak : "Saylow Babi! Kepribadian orang dimata saya nggak penting! Yang penting HP-nya bisa dihubungi!"
HP-ku udah nggak canggih lagi nak, ternyata HP dengan segala fitur ebat itu dengan rasa keingin tahuan saya membuat tagihan Bulannan saya GEDUBRAK! hihihi jadi saya putuskan balik pake HP Benq-Siemens saya yang cukup bisa untuk sms, telp, MP3, dan flashdisk.
Jadi kamu jadi beli HP apa?
*brak*
waduh.. benjol ga ya?
Post a Comment