masih pagi sekali. sambil agak ngantuk-ngantuk karena baru bangun, aku duduk di bale, nungguin tanteku masak. waktu selalu berjalan lambat di pacitan. sejurus kemudian nenekku datang dan duduk di sebelahku. tangannya mengusap-usap punggungku. aku diam saja. lalu mulailah ia berkata
"kowe ki kok senengane dadi pikirane simbahmu"
"kenapa mbah mikirin aku, aku baik-baik saja" jawabku.
"piye ale arep ora mikir. wong kowe ki iso kerjo negeri kok malah senengane ning swasta"
"aku nggak mau jadi pegawai negeri. ntar aku bisa tersiksa"
"lha nek saiki kowe ora tersiksa?"
"nggak, aku bahagia"
"ngopo kowe ki ra gelem dadi pegawai negeri?"
"dan harus bayar 50 juta? aku nggak punya duit segitu"
"sopo sing kondo mbayar? ibumu, bulikmu ki ra ono sing mbayar"
"aku udah kerja. kerjaanku menyenangkan, kenapa harus ganti?"
"padanane mbahmu iki kan sekolahe TK. kowe sing luwih pinter. luwih nduwe pertimbangan. saiki sepiro-piro gedhe bayarmu, alehmu kerjo koyo embuh. mangkat peteng mulih peteng"
"nggak kok. aku kerja jam 9 sampe jam 5. nggak sampe malem"
"nek dadi pegawai negeri jam 2 wis iso mulih. ibumu, bulik-bulikmu ki kabeh kerjo negeri yo iso urip, iso nyekolahke kowe barang. anggepane nek kerjo negeri ki kerjo ora kerjo yo tetep dibayar. nek swasta ki nek kowe loro, ora kerjo, yo terus ora dibayar"
"mbah, udah deh... jangan nyuruh-nyuruh aku jadi pegawai negeri. aku tuh udah sebel banget sama pegawai negeri yang selalu nggak pernah ngerjain kerjaannya tanpa bayaran tambahan. bikin paspor aja, aku disusah-susahin karena bayarnya sesuai aturan, 260 ribu. yang bayar 700 ribu sehari selesai" aku malah jadi inget sama urusan paspor yang masih nyangkut itu. nggak sopaaaannn!!!
"yo, kowe ki kan luwih pinter. mbah iki ale mikir paklikmu kelar koyo embuh"
aku diem. udah males ngomong. tanteku menyuruh nenekku pergi dengan alasan di rumah nenekku (yang emang sebelahan dengan rumah tante) ada tamu.
duh, ini pasti gara-gara omku nggak pulang waktu lebaran, walopun cuma kerja di jakarta. heran, udah dua tahun ini setiap ketemu yang dibahas ituuuu-itu terus. apa nggak ada yang lain yah?
emang susah punya embah yang nomail. mana tau dia kerjaanku tiap hari nge-junk aja. tetep dibayar penuh, dan kalo sakit kantor yang bayarin biayanya.
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Saturday, November 05, 2005
Tuesday, November 01, 2005
hairdresser imam dari salon jonathan
atas petunjuk ayin, hari ini aku pergi ke salon jonathan, di deket plasa dieng, malang, buat ngeberesin rambutku yang udah kayak rambut megaloman.
begitu masuk ke salon itu dan bilang kalo mo potong rambut, aku langsung ditanya; "mau yang 25 ribu ato 45 ribu mbak?"
pertanyaan yang aku jawab dengan pertanyaan. ternyata bedanya harga itu disebabkan oleh hairdresser yang berbeda. si gondrong fauzi berharga 45 ribu, sementara si rambut pendek imam berharga 25 ribu. sekilas lihat, aku memutuskan memilih imam, karena aku liat si gondrong itu rambutnya berwarna tembaga dan bentuknya kayak rambut lionmaru, yang malah lebih parah daripada rambutku. rambut imam lebih potongannya lebih bertekstur dan lebih tertata.
waktu aku ngantri, nunggu dicuci rambutnya, imam yang sudah selesai memotong rambut duduk di dekatku sambil bawa koran. sementara fauzi setelah selesai memotong rambut malah godain mbak-mbak resepsionis. alah...
kusapa dia, dan bertanya apa dia yang memotong rambut. aku sedang buka-buka model rambut dan bertanya pada dia apakah model itu cocok buatku. dia minta ijin meraba rambutku, lalu kami mulai berdiskusi sampai akhirnya memutuskan satu model rambut. dia bertanya apakah aku mau dipotong sekarang. aku bilang aku harus dicuci rambut dulu. dan dia bilang dia yang akan mencuci rambutku sekalian.
demikianlah hairdresser imam mencuci rambutku dengan hati-hati, lalu mulai memotong rambutku. aku suka karena dia bekerja dengan serius dan konsentrasi. segitu konsennya sampe waktu aku coba ngobrol sama dia, dia sama sekali nggak denger.
ya, dia mungkin kurang jago menurut orang yang bikin harga, tapi aku tau kalo dia ngerjain setiap orang dengan kecermatan dan ketelitian seperti yang dia kasih waktu ngerjain rambutku, bakalan banyak yang jadi langganannya.
pada dasarnya rambutku agak ikal. itu berarti panjangnya waktu basah dan waktu kering berbeda karena setelah kering akan naik dan memendek. sehabis diberi krem, disteam dan dibilas, imam memblow lurus rambutku dan memotongnya lagi. kali ini dengan gunting untuk memberi tekstur potongan dan menipiskan bagian depan. dengan cara ini, rambutku nggak kependekan dan jatuhnya waktu kering benar-benar pas. aw! aku suka potonganku yang baruuu!
setelah semuanya selesai, dia yang lebih dulu mengucapkan terima kasih. aku tersenyum padanya dan mengucapkan terima kasihku. yang kayak gini nih yang dibilang cece mimi sebagai service by heart. hey imam! kamu masuk blogku hari ini.
begitu masuk ke salon itu dan bilang kalo mo potong rambut, aku langsung ditanya; "mau yang 25 ribu ato 45 ribu mbak?"
pertanyaan yang aku jawab dengan pertanyaan. ternyata bedanya harga itu disebabkan oleh hairdresser yang berbeda. si gondrong fauzi berharga 45 ribu, sementara si rambut pendek imam berharga 25 ribu. sekilas lihat, aku memutuskan memilih imam, karena aku liat si gondrong itu rambutnya berwarna tembaga dan bentuknya kayak rambut lionmaru, yang malah lebih parah daripada rambutku. rambut imam lebih potongannya lebih bertekstur dan lebih tertata.
waktu aku ngantri, nunggu dicuci rambutnya, imam yang sudah selesai memotong rambut duduk di dekatku sambil bawa koran. sementara fauzi setelah selesai memotong rambut malah godain mbak-mbak resepsionis. alah...
kusapa dia, dan bertanya apa dia yang memotong rambut. aku sedang buka-buka model rambut dan bertanya pada dia apakah model itu cocok buatku. dia minta ijin meraba rambutku, lalu kami mulai berdiskusi sampai akhirnya memutuskan satu model rambut. dia bertanya apakah aku mau dipotong sekarang. aku bilang aku harus dicuci rambut dulu. dan dia bilang dia yang akan mencuci rambutku sekalian.
demikianlah hairdresser imam mencuci rambutku dengan hati-hati, lalu mulai memotong rambutku. aku suka karena dia bekerja dengan serius dan konsentrasi. segitu konsennya sampe waktu aku coba ngobrol sama dia, dia sama sekali nggak denger.
ya, dia mungkin kurang jago menurut orang yang bikin harga, tapi aku tau kalo dia ngerjain setiap orang dengan kecermatan dan ketelitian seperti yang dia kasih waktu ngerjain rambutku, bakalan banyak yang jadi langganannya.
pada dasarnya rambutku agak ikal. itu berarti panjangnya waktu basah dan waktu kering berbeda karena setelah kering akan naik dan memendek. sehabis diberi krem, disteam dan dibilas, imam memblow lurus rambutku dan memotongnya lagi. kali ini dengan gunting untuk memberi tekstur potongan dan menipiskan bagian depan. dengan cara ini, rambutku nggak kependekan dan jatuhnya waktu kering benar-benar pas. aw! aku suka potonganku yang baruuu!
setelah semuanya selesai, dia yang lebih dulu mengucapkan terima kasih. aku tersenyum padanya dan mengucapkan terima kasihku. yang kayak gini nih yang dibilang cece mimi sebagai service by heart. hey imam! kamu masuk blogku hari ini.
Tuesday, October 25, 2005
hampir tante
aku pasti udah tidur waktu sms-nya ari datang.
selepas tengah malam waktu aku terjaga, aku tersenyum membacanya
pa kabar? lama gak kedengeran? btw, rabu lalu gw sempat buka puasa di tempat ita, and kau tau? dia udah 'isi'. masi baru siy, jd masi mual-mual mulu. gw mo sms lo lupa-lupa terus:-)
waaaaaaaaahhhhh!!!
hampir setahun lalu ita dan tunjung menikah. aku datang ke jakarta untuk pernikahan mereka waktu itu. dan sekarang ternyata ita udah mulai hamil. kok jadi aku yang kegirangan gini? serasa aku mau punya keponakan baru. iya sih, kalo anaknya ita ya pasti manggil aku tante toh...
betul-betul nggak terasa bertapa cepatnya waktu berlalu. kayaknya belum lama aku dan ita sekelas bareng di SMP. les bareng, ngecengin anak-anak SMU sebelah sambil cekikikan berdua. kemana-mana naik sepeda federal... trus tau-tau kami mulai kuliah, waktu ita mau TA juga aku bantuin... dan dia menikah duluan. mendahului aku, ari dan topik.
dan sekarang udah mau punya anak. hmmm...
selepas tengah malam waktu aku terjaga, aku tersenyum membacanya
pa kabar? lama gak kedengeran? btw, rabu lalu gw sempat buka puasa di tempat ita, and kau tau? dia udah 'isi'. masi baru siy, jd masi mual-mual mulu. gw mo sms lo lupa-lupa terus:-)
waaaaaaaaahhhhh!!!
hampir setahun lalu ita dan tunjung menikah. aku datang ke jakarta untuk pernikahan mereka waktu itu. dan sekarang ternyata ita udah mulai hamil. kok jadi aku yang kegirangan gini? serasa aku mau punya keponakan baru. iya sih, kalo anaknya ita ya pasti manggil aku tante toh...
betul-betul nggak terasa bertapa cepatnya waktu berlalu. kayaknya belum lama aku dan ita sekelas bareng di SMP. les bareng, ngecengin anak-anak SMU sebelah sambil cekikikan berdua. kemana-mana naik sepeda federal... trus tau-tau kami mulai kuliah, waktu ita mau TA juga aku bantuin... dan dia menikah duluan. mendahului aku, ari dan topik.
dan sekarang udah mau punya anak. hmmm...
Monday, October 24, 2005
Giger from Hell
diangsurkannya buku itu padaku sambil bertanya apakah aku mengenal nama orang yang menjadi judul buku itu. HR GIGER ARh+. demikian yang tertulis di sampulnya. aku melihat penerbitnya; TASCHEN. mestinya orang ini, siapapun dia, bukanlah orang sembarangan karena penerbit bukunya adalah salah satu penerbit internasional yang baik.
keterangan singkat yang aku terima tentang Giger adalah bahwa dia merupakan seniman yang membuat efek visual untuk film ALIEN. tunggu dulu... aku tau film itu yang akhirnya terdiri dari tiga film berturut-turut. ALIEN 1,2 dan 3. tapi siapa Giger ini? seniman mana yang karyanya menggambarkan dunia yang entah dimana, dengan objek yang merupakan gabungan dari manusia, binatang, makhluk gaib, dan kondom? dengan setting yang serba suram, seperti pabrik tua, tambang yang sudah tak terpakai, galangan kapal yang nyaris karam, atau dunia yang terdiri dari mesin-mesin dan sekrup berkarat?
setiap bagian yang aku baca dari buku tentang Hans Ruedi Giger ini memberiku berbagai kejutan menarik. kejutan pertama, yang menulis pengantar buku ini adalah Timothy Leary, salah satu pahlawan Generasi Bunga yang tentu saja, kontroversial. demikian Leary pada Giger...
Giger, you see more than we domesticated primates. Are you some super-intelligent species? Are you a viral visitor staring with your petalled-poppy eyes into our reproductive organs?
tantu saja pikiran-pikirannya mengejutkan. tapi yang juga menarik adalah bagaimana dia dibesarkan dalam sebuah keluarga yang hangat dan stabil. sehingga Giger memiliki kedalaman perasaan terhadap ayah dan juga ibunya...
untuk menggambarkan ayah yang melihat bagaimana anaknya nyaris menghancurkan laboratorium apoteknya, mengkoleksi patung-patung lilin dan plastik berbentuk tubuh manusia, membuat guillotine dan kereta hantu lengkap dengan lintasannya di rumah... demikian Giger berkata...
My father was an authoritarian but kind man who never hit me. Except for once. In his place, I would probably have murdered me.
Giger bekerja sama dengan sutradara Scott Ridley untuk menciptakan seluruh makhluk dan benda-benda dalam film Alien. Lalu dia melanjutkannya untuk sejumlah film yang lain seperti Poltergeist II, membuat monster Goho Dohji untu sebuah film Jepang dan menciptakan extraterrestrial beauty dan ghost train untuk film Species. obsesinya pada warna hitam, guillotine, patung lilin, bretel, mesin, revolver, wanita dan imajinasinya terhadap ruang, terowongan, hantu, dewa-dewa dari dunia lain (kalo tau Necronomicon dan Cthulhu, pasti ngerti apa yang aku maksud) terlihat jelas dalam karya-karnyanya. Giger juga nggak membatasi diri, dia bekerja dengan berbagai macam teknik, membuat objek tiga dimensi, dan juga menguasai grafis. tapi tentu saja, seniman yang terkenal pun, tetep aja bermasalah dengan administrasi dan birokrasi.
The Dutch custom once thought my pictures were photos. Where on earth did they think I could have photographed my subjects? In Hell, perhaps? Only after getting an expert to come in specially and certify that my works were indeed air-brushed would they let the pictures through.
kisah pahlawan nggak akan lengkap tanpa sisi tragis. kehidupan pribadi Giger adalah cerita yang sedih. hubungannya selama sembilan tahun dengan aktris Li Tobler berakhir di tahun 1975 ketika Li bunuh diri dengan sebuah pistol. kehilangan yang menghantui karyanya selama bertahun-tahun. pernikahannya dengan Mia Bonzanigo juga hanya bertahan selama 1,5 tahun.
oya, walaupun bukan anggota, Giger pernah hadir dalam sebuah pertemuan internasional Hell's Angel karena ia mendesain poster untuk kelompok pengendara motor gede itu.
kalo sewaktu-waktu pergi ke Tokyo, atau Chur (di Swiss) mampirlah di Giger Bar untuk minum bersama para alien yang barusan aja mendarat, baik untuk menengok pangkalan mereka di bumi, atau sekedar transit, sebelum melanjutkan perjalanan ke Jupiter.
www.HRGiger.com
www.HRGigerMuseum.com
www.HRGigerAgent.com
www.Giger.com
www.LittleGiger.com
keterangan singkat yang aku terima tentang Giger adalah bahwa dia merupakan seniman yang membuat efek visual untuk film ALIEN. tunggu dulu... aku tau film itu yang akhirnya terdiri dari tiga film berturut-turut. ALIEN 1,2 dan 3. tapi siapa Giger ini? seniman mana yang karyanya menggambarkan dunia yang entah dimana, dengan objek yang merupakan gabungan dari manusia, binatang, makhluk gaib, dan kondom? dengan setting yang serba suram, seperti pabrik tua, tambang yang sudah tak terpakai, galangan kapal yang nyaris karam, atau dunia yang terdiri dari mesin-mesin dan sekrup berkarat?
setiap bagian yang aku baca dari buku tentang Hans Ruedi Giger ini memberiku berbagai kejutan menarik. kejutan pertama, yang menulis pengantar buku ini adalah Timothy Leary, salah satu pahlawan Generasi Bunga yang tentu saja, kontroversial. demikian Leary pada Giger...
Giger, you see more than we domesticated primates. Are you some super-intelligent species? Are you a viral visitor staring with your petalled-poppy eyes into our reproductive organs?
tantu saja pikiran-pikirannya mengejutkan. tapi yang juga menarik adalah bagaimana dia dibesarkan dalam sebuah keluarga yang hangat dan stabil. sehingga Giger memiliki kedalaman perasaan terhadap ayah dan juga ibunya...
untuk menggambarkan ayah yang melihat bagaimana anaknya nyaris menghancurkan laboratorium apoteknya, mengkoleksi patung-patung lilin dan plastik berbentuk tubuh manusia, membuat guillotine dan kereta hantu lengkap dengan lintasannya di rumah... demikian Giger berkata...
My father was an authoritarian but kind man who never hit me. Except for once. In his place, I would probably have murdered me.
Giger bekerja sama dengan sutradara Scott Ridley untuk menciptakan seluruh makhluk dan benda-benda dalam film Alien. Lalu dia melanjutkannya untuk sejumlah film yang lain seperti Poltergeist II, membuat monster Goho Dohji untu sebuah film Jepang dan menciptakan extraterrestrial beauty dan ghost train untuk film Species. obsesinya pada warna hitam, guillotine, patung lilin, bretel, mesin, revolver, wanita dan imajinasinya terhadap ruang, terowongan, hantu, dewa-dewa dari dunia lain (kalo tau Necronomicon dan Cthulhu, pasti ngerti apa yang aku maksud) terlihat jelas dalam karya-karnyanya. Giger juga nggak membatasi diri, dia bekerja dengan berbagai macam teknik, membuat objek tiga dimensi, dan juga menguasai grafis. tapi tentu saja, seniman yang terkenal pun, tetep aja bermasalah dengan administrasi dan birokrasi.
The Dutch custom once thought my pictures were photos. Where on earth did they think I could have photographed my subjects? In Hell, perhaps? Only after getting an expert to come in specially and certify that my works were indeed air-brushed would they let the pictures through.
kisah pahlawan nggak akan lengkap tanpa sisi tragis. kehidupan pribadi Giger adalah cerita yang sedih. hubungannya selama sembilan tahun dengan aktris Li Tobler berakhir di tahun 1975 ketika Li bunuh diri dengan sebuah pistol. kehilangan yang menghantui karyanya selama bertahun-tahun. pernikahannya dengan Mia Bonzanigo juga hanya bertahan selama 1,5 tahun.
oya, walaupun bukan anggota, Giger pernah hadir dalam sebuah pertemuan internasional Hell's Angel karena ia mendesain poster untuk kelompok pengendara motor gede itu.
kalo sewaktu-waktu pergi ke Tokyo, atau Chur (di Swiss) mampirlah di Giger Bar untuk minum bersama para alien yang barusan aja mendarat, baik untuk menengok pangkalan mereka di bumi, atau sekedar transit, sebelum melanjutkan perjalanan ke Jupiter.
www.HRGiger.com
www.HRGigerMuseum.com
www.HRGigerAgent.com
www.Giger.com
www.LittleGiger.com
Saturday, October 22, 2005
last night's ballad
aku lagi enak-enaknya makan mie goreng yang dahsyat di Chinese Food tadi malem waktu Onet sms dia lagi ada di Ace Hardware sama Kaisar dan mobil mereka, Elizabeth, lampunya mati. nah, waktu lagi mati itu, rupanya Onet ketemu sama WM dan pacarnya, si S. sambil senyum-senyum sendiri aku baca sms Onet yang dilengkapi komentar Kaisar tentang si S yang katanya kayak orang Tahiti, dan bukannya orang Perancis.
sms Onet yang berikutnya datang setelah aku bilang kalo aku setuju sama pendapat Kaisar, bahkan sejak dulu kala. sekali ini sms-nya gag bikin aku ketawa-ketawa, tapi malah bikin aku jadi sedih...
:-( aku liat si merah di parkiran seperti melihat dewa (ada WM!), aku pikir WM akan bantu sedikit at least mengutak-atik dikit pun gak bisa juga gak papa, tapi WM pergi aja sama S. Kaisar mana tau masalah mobil, tapi Na, Elizabeth memang rusak dimana-mana, mending nanti ditaruh dirumah aja...
kaget banget bacanya. seperti bukan WM yang kami kenal. yang selalu jagain Ditta, Mimi, Aku dan Onet. yang selalu mau bantu, walopun nggak dengan tangannya sendiri, sehingga kami pikir akan bisa jadi pastor yang baik kalo sampe waktunya masih belum nikah dan harus masuk seminari.
S yang bikin WM jadi gak seperti WM kita. yang mau jemput PC kamu ke ubud buat dibenerin. yang mau bantuin frank malem-malem. yang mobil merahnya selalu boleh kita pinjam...
aaah... jadi sedih... selama ini WM jadi pahlawan buat kami karena dia selalu melindungi dan bisa diandalkan. kapanpun. jadi tempat curhat semua orang dan selalu penuh perhatian. lagian, WM ma Onet itu udah lama nggak ketemu. sebulan lebih! nggak kebayang deh sifat mulia itu bisa musnah cuma karena lagi jalan sama S. udah jadi rahasia umum kalo S galak. sekali waktu aku pernah liat gimana dia memperlakukan WM dengan semena-mena. gak tega rasnya kalo inget kejadian itu. apa S marah ya, kalo WM bantuin Onet?
:-(padahal aku kangen banget ama WM, tadi ketemu juga langsung kita peluk-pelukan... oh, WM yang hilang...
hmmm...
aku jadi inget dua hari yang lalu aku nelepon WM pas mo ngurusin tiket pesawat. terakhir kami ketemu pas dia nganterin aku berangkat pulang ke Malang, akhir bulan lalu. dan sampe hari ini aku belum ketemu lagi dengan dia.
dua hari yang lalu aku telepon WM... aku juga kangen banget sama dia... sampe terharu denger suaranya di telepon. berkaca-kaca...
waktu nelepon, aku sampe bisa bilang "aku kangen..." dan dengan polosnya WM bilang "sama siapa?". duh, udah lama banget nggak ngobrol sama dia. beberapa kali cuma sms-an dan dia tau aku lagi sibuk banget nyiapin pameran Suwidiarta makanya dia nggak sering-sering mencoba menghubungiku.
toh, dia juga sekarang lagi sibuk syuting film di kartika hotel dan tiap kali keluhannya selalu sama..."I feel awkward to be the only Asian in this place. rasanya seperti bukan di Indonesia"
:-( ... iya ya... ... aku juga jadi terharu, tadi dia bilang pengen ke ubud, pengen libur.
jadi inget postingan di kampung gajah tentang kriteria calon istri. seharusnya ditambahkan, kalo perempuan yang baik itu bukan perempuan yang bikin si laki-laki nggak jadi dirinya sendiri. jadi tertekan dan meninggalkan teman...
mungkin aku ke warkop aja besok hari minggu. kalo bisa ketemu WM, ya bagus... kalo nggak bisa, mau men-smurf kamarnya Toni dan ngobrol sama Mimi. udah lamaaaa sekali nggak main kesana.
selama berminggu-minggu pernah aku hanya cerita tentang WM (dan semua yang dilakukannya untuk mengurus kami di warkop) sama casper. skarang sih, menghela nafas panjang aja dulu.
*sigh*
sms Onet yang berikutnya datang setelah aku bilang kalo aku setuju sama pendapat Kaisar, bahkan sejak dulu kala. sekali ini sms-nya gag bikin aku ketawa-ketawa, tapi malah bikin aku jadi sedih...
:-( aku liat si merah di parkiran seperti melihat dewa (ada WM!), aku pikir WM akan bantu sedikit at least mengutak-atik dikit pun gak bisa juga gak papa, tapi WM pergi aja sama S. Kaisar mana tau masalah mobil, tapi Na, Elizabeth memang rusak dimana-mana, mending nanti ditaruh dirumah aja...
kaget banget bacanya. seperti bukan WM yang kami kenal. yang selalu jagain Ditta, Mimi, Aku dan Onet. yang selalu mau bantu, walopun nggak dengan tangannya sendiri, sehingga kami pikir akan bisa jadi pastor yang baik kalo sampe waktunya masih belum nikah dan harus masuk seminari.
S yang bikin WM jadi gak seperti WM kita. yang mau jemput PC kamu ke ubud buat dibenerin. yang mau bantuin frank malem-malem. yang mobil merahnya selalu boleh kita pinjam...
aaah... jadi sedih... selama ini WM jadi pahlawan buat kami karena dia selalu melindungi dan bisa diandalkan. kapanpun. jadi tempat curhat semua orang dan selalu penuh perhatian. lagian, WM ma Onet itu udah lama nggak ketemu. sebulan lebih! nggak kebayang deh sifat mulia itu bisa musnah cuma karena lagi jalan sama S. udah jadi rahasia umum kalo S galak. sekali waktu aku pernah liat gimana dia memperlakukan WM dengan semena-mena. gak tega rasnya kalo inget kejadian itu. apa S marah ya, kalo WM bantuin Onet?
:-(padahal aku kangen banget ama WM, tadi ketemu juga langsung kita peluk-pelukan... oh, WM yang hilang...
hmmm...
aku jadi inget dua hari yang lalu aku nelepon WM pas mo ngurusin tiket pesawat. terakhir kami ketemu pas dia nganterin aku berangkat pulang ke Malang, akhir bulan lalu. dan sampe hari ini aku belum ketemu lagi dengan dia.
dua hari yang lalu aku telepon WM... aku juga kangen banget sama dia... sampe terharu denger suaranya di telepon. berkaca-kaca...
waktu nelepon, aku sampe bisa bilang "aku kangen..." dan dengan polosnya WM bilang "sama siapa?". duh, udah lama banget nggak ngobrol sama dia. beberapa kali cuma sms-an dan dia tau aku lagi sibuk banget nyiapin pameran Suwidiarta makanya dia nggak sering-sering mencoba menghubungiku.
toh, dia juga sekarang lagi sibuk syuting film di kartika hotel dan tiap kali keluhannya selalu sama..."I feel awkward to be the only Asian in this place. rasanya seperti bukan di Indonesia"
:-( ... iya ya... ... aku juga jadi terharu, tadi dia bilang pengen ke ubud, pengen libur.
jadi inget postingan di kampung gajah tentang kriteria calon istri. seharusnya ditambahkan, kalo perempuan yang baik itu bukan perempuan yang bikin si laki-laki nggak jadi dirinya sendiri. jadi tertekan dan meninggalkan teman...
mungkin aku ke warkop aja besok hari minggu. kalo bisa ketemu WM, ya bagus... kalo nggak bisa, mau men-smurf kamarnya Toni dan ngobrol sama Mimi. udah lamaaaa sekali nggak main kesana.
selama berminggu-minggu pernah aku hanya cerita tentang WM (dan semua yang dilakukannya untuk mengurus kami di warkop) sama casper. skarang sih, menghela nafas panjang aja dulu.
*sigh*
Wednesday, October 05, 2005
the bloody month is coming
puasa pertama nih!
sejak pertama kali tinggal di bali, udah terpikir kalo pas bulan puasa, bakalan menangis darah karena berpuasa sendirian. mulai dari sahur, buka puasa, sampai ke tarawihnya, semuanya sendiri. si banu tuh... yang suka ngingetin aku tentang soal menangis darah ini...
well, memang bali bersimbah darah beberapa hari sebelum ramadhan karena bom yang dipasang di kuta square dan jimbaran. tapi ternyata bener juga kalo berpuasa, lebih dari menjalankan ibadah yang lain, tergantung banget sama niatnya. aku bener-bener sendirian puasa di hari pertama karena onet lagi ada di bandung dan aku nggak bisa ke warkop berhubung stnk motor lagi dikirim ke malang buat bayar pajaknya. lagian, polisi lagi pada hobi patroli dijalan. motor berpelat N(alang) tanpa STNK berkeliaran, bisa-bisa aku dicurigai mata-mata kelompok teroris! tapi setelah dijalani nggak papa, tuh! nggak nangis-nangis darah juga...
sejak sore, casper udah wanti-wanti supaya aku nggak lupa tarawih malam ini. maka kegiatanku sebelum pulang kantor adalah download jadual shalat. dasar kecapean sehabis display dan ngelembur desain publikasi pameran, yang aku kerjain malam tadi hanyalah makan dan nonton DVD.
bangun untuk sahur jam 4 pagi, aku makan sahur ditemani tora sudiro, tessy ma si gila aming. ampun dah! ketawa mulu liat mukanya aming yang hancur akibat bulu mata sepanjang 15 cm! dan gayanya yang mengerikan rusuhnya...
yang paling spesial di puasa hari pertama adalah karena waktunya bersamaan dengan galungan!. kalo beberapa bulan yang lalu, saat galungan aku berkeliling seharian nemenin idapon hunting foto, menjelang galungan kali ini aku malah sibuk memetakan tempat makan mana yang buka pas penampahan dan galungan. hum... akhirnya aku makan nasi padang aja, deh! karena di sepanjang jalan raya, yang buka cuma nasi padang putri minang. mangga madu, sate ikan, penyetan, chinese food, igelanca... semuanya nggak buka.
sore ini, diputuskan menjelajah daerah peliatan untuk buka puasa.
semoga aja warung jawa timur, ato sate kambing muslimin buka hari ini. kayaknya makan bakso buat buka puasa nggak keren deh...lagian, belum tentu juga baksonya buka.
waaa! aku kangen kolak, es timun suri, es dawet, es kopyor dan bubur mutiara...
selamat berpuasa buat kamu juga!
sejak pertama kali tinggal di bali, udah terpikir kalo pas bulan puasa, bakalan menangis darah karena berpuasa sendirian. mulai dari sahur, buka puasa, sampai ke tarawihnya, semuanya sendiri. si banu tuh... yang suka ngingetin aku tentang soal menangis darah ini...
well, memang bali bersimbah darah beberapa hari sebelum ramadhan karena bom yang dipasang di kuta square dan jimbaran. tapi ternyata bener juga kalo berpuasa, lebih dari menjalankan ibadah yang lain, tergantung banget sama niatnya. aku bener-bener sendirian puasa di hari pertama karena onet lagi ada di bandung dan aku nggak bisa ke warkop berhubung stnk motor lagi dikirim ke malang buat bayar pajaknya. lagian, polisi lagi pada hobi patroli dijalan. motor berpelat N(alang) tanpa STNK berkeliaran, bisa-bisa aku dicurigai mata-mata kelompok teroris! tapi setelah dijalani nggak papa, tuh! nggak nangis-nangis darah juga...
sejak sore, casper udah wanti-wanti supaya aku nggak lupa tarawih malam ini. maka kegiatanku sebelum pulang kantor adalah download jadual shalat. dasar kecapean sehabis display dan ngelembur desain publikasi pameran, yang aku kerjain malam tadi hanyalah makan dan nonton DVD.
bangun untuk sahur jam 4 pagi, aku makan sahur ditemani tora sudiro, tessy ma si gila aming. ampun dah! ketawa mulu liat mukanya aming yang hancur akibat bulu mata sepanjang 15 cm! dan gayanya yang mengerikan rusuhnya...
yang paling spesial di puasa hari pertama adalah karena waktunya bersamaan dengan galungan!. kalo beberapa bulan yang lalu, saat galungan aku berkeliling seharian nemenin idapon hunting foto, menjelang galungan kali ini aku malah sibuk memetakan tempat makan mana yang buka pas penampahan dan galungan. hum... akhirnya aku makan nasi padang aja, deh! karena di sepanjang jalan raya, yang buka cuma nasi padang putri minang. mangga madu, sate ikan, penyetan, chinese food, igelanca... semuanya nggak buka.
sore ini, diputuskan menjelajah daerah peliatan untuk buka puasa.
semoga aja warung jawa timur, ato sate kambing muslimin buka hari ini. kayaknya makan bakso buat buka puasa nggak keren deh...lagian, belum tentu juga baksonya buka.
waaa! aku kangen kolak, es timun suri, es dawet, es kopyor dan bubur mutiara...
selamat berpuasa buat kamu juga!
Saturday, October 01, 2005
crushed...into thousand pieces...
sejak 1998 aku udah keluar dari rumah. praktis sesudah itu, keluargaku adalah 'keluarga teman-teman' yang menjaga dan menemaniku seperti saudara. atau bahkan lebih. kalau kuingat-ingat lagi, semakin banyak saja kejadian, baik itu sedih maupun senang yang hanya kubagi dengan teman-teman, bukan dengan keluargaku di rumah.
seperti kejadian di sabtu sore itu.
setelah kumatikan telepon, aku merasa sekujur tubuhku beku. lalu rasa sakit itu mulai merambat... pedih dan menusuk. nggak bisa dikeluarkan. namun, suka atau nggak suka, bisa atau nggak bisa, aku harus tetap memasang ekspresi kerja. ini masih di kantor. dan aku nggak boleh kehilangan kendali...
seluruh perasaan baru tumpah ruah waktu aku bicara pada WM dan pada casper malam itu. mereka berdua mendengarkanku dengan sabar dan mendukungku supaya tegar. aku, sepenuhnya tau apa yang akan mereka katakan, atau sikap apa yang sebaiknya diambil. yang nggak bisa aku berikan pada diriku sendiri adalah kalimat "semua akan baik-baik saja". dan mereka berdua yang mengucapkannya. ketika mereka menyatakan kalimat itu untukku, aku percaya. aku percaya sepenuhnya.
saat makan malam itu, dikelilingi lisa, mimi dan WM, aku merasa seperti sedang makan malam bersama keluarga. yang punya kepekaan tertentu untuk memastikan bahwa mereka ada bersamaku disaat-saat yang buruk.
dan seperti kata ido waktu kami (ditambah mas beny dan tony) pergi makan soto menjelang tengah malam itu... seburuk apapun masalah yang kita alami, betapapun parahnya keadaan, hancurnya hati, hidup harus tetap berjalan. harus punya nyali untuk berjalan dengan kepala tegak dan menyingkirkan kesedihan. duh, jarang-jarang lho, diobrolin serius sama ido karena biasanya ledek-ledekan rusuh melulu...
esoknya, aku ngejunk di id-gmail dengan perasaan yang lebih baik, walopun threadnya berjudul 'crushed... into thousand pieces...' yang nggak aku sangka adalah reaksi dari para gajah di kampung. reaksi pertama tentu saja berhubungan dengan casper. wah, casp... sori yah, aku nggak nyangka kalo mereka akan langsung menuduh kamu sementara kamu justru baik banget sama aku waktu itu.
reaksi berikutnya, datang dari salah satu gajah yang tinggal di surabaya, doni kristian dachi. dia yang mula-mula menanggapi threadku dengan 'hi hi hi hi' belakangan malah membuat post khusus di blognya, yang berisi sebelas lagu yang disebutnya kompilasi bunuh diri. setelah membaca thread dan blognya, aku meneteskan air mata sekali lagi.
sampai saat ini pun, waktu aku menulis post ini pun, aku sedang mendengarkan lagu-lagu yang dikumpulkan abang doni. dan merasakan lagi keramahan, kehangatan yang selalu bisa aku dapatkan dari 'keluarga teman-teman'
seperti kejadian di sabtu sore itu.
setelah kumatikan telepon, aku merasa sekujur tubuhku beku. lalu rasa sakit itu mulai merambat... pedih dan menusuk. nggak bisa dikeluarkan. namun, suka atau nggak suka, bisa atau nggak bisa, aku harus tetap memasang ekspresi kerja. ini masih di kantor. dan aku nggak boleh kehilangan kendali...
seluruh perasaan baru tumpah ruah waktu aku bicara pada WM dan pada casper malam itu. mereka berdua mendengarkanku dengan sabar dan mendukungku supaya tegar. aku, sepenuhnya tau apa yang akan mereka katakan, atau sikap apa yang sebaiknya diambil. yang nggak bisa aku berikan pada diriku sendiri adalah kalimat "semua akan baik-baik saja". dan mereka berdua yang mengucapkannya. ketika mereka menyatakan kalimat itu untukku, aku percaya. aku percaya sepenuhnya.
saat makan malam itu, dikelilingi lisa, mimi dan WM, aku merasa seperti sedang makan malam bersama keluarga. yang punya kepekaan tertentu untuk memastikan bahwa mereka ada bersamaku disaat-saat yang buruk.
dan seperti kata ido waktu kami (ditambah mas beny dan tony) pergi makan soto menjelang tengah malam itu... seburuk apapun masalah yang kita alami, betapapun parahnya keadaan, hancurnya hati, hidup harus tetap berjalan. harus punya nyali untuk berjalan dengan kepala tegak dan menyingkirkan kesedihan. duh, jarang-jarang lho, diobrolin serius sama ido karena biasanya ledek-ledekan rusuh melulu...
esoknya, aku ngejunk di id-gmail dengan perasaan yang lebih baik, walopun threadnya berjudul 'crushed... into thousand pieces...' yang nggak aku sangka adalah reaksi dari para gajah di kampung. reaksi pertama tentu saja berhubungan dengan casper. wah, casp... sori yah, aku nggak nyangka kalo mereka akan langsung menuduh kamu sementara kamu justru baik banget sama aku waktu itu.
reaksi berikutnya, datang dari salah satu gajah yang tinggal di surabaya, doni kristian dachi. dia yang mula-mula menanggapi threadku dengan 'hi hi hi hi' belakangan malah membuat post khusus di blognya, yang berisi sebelas lagu yang disebutnya kompilasi bunuh diri. setelah membaca thread dan blognya, aku meneteskan air mata sekali lagi.
sampai saat ini pun, waktu aku menulis post ini pun, aku sedang mendengarkan lagu-lagu yang dikumpulkan abang doni. dan merasakan lagi keramahan, kehangatan yang selalu bisa aku dapatkan dari 'keluarga teman-teman'
Monday, September 26, 2005
batubulan dan new orleans
seperti biasa, kalo malemnya tidur di warkop, pagi-pagi sekali aku akan sudah bangun dan kebut-kebutan ke ubud biar bisa ngantor tepat waktu. pagi di hari minggu itu, aku harus sedikit bersabar karena sadar nggak bawa jas hujan, sementara hujan turun sejak subuh.
jam 8 pagi aku take off dari warkop. di dekat tohpati, aku berteduh sebentar karena hujan yang mendadak turun lagi. di batubulan, aku juga sempat berteduh di sebuah warung yang dijaga oleh seorang nenek tua. hujan cukup deras, sampai akhirnya menipis, dan jadi gerimis seperti ribuan jarum. sejak memasuki batubulan, aku sempat bertanya-tanya dalam hati, kenapa lalu lintas macet sepagi ini?
jawabannya kutemukan setelah aku melewati tikungan persis setelah tapal batas antara denpasar dan batubulan. air membuncah di selokan besar dibawah jembatan aspal yang kulewati, dan air juga mengalir di sela-sela roda motorku. ini banjir.
air keruh setinggi tiga puluh senti itu mengalir ke arah denpasar, yang letaknya lebih rendah, jadilah aku melawan arus air. aku harus tetap berada di bagian tengah badan jalan supaya tidak terseret ke sisi kiri maupun kanan, tempat dimana air yang lebih deras dan lebih dalam menggenang. juga harus menjaga agar tidak bersenggolan dengan motor dan mobil lain, baik yang masih jalan, maupun yang sudah dituntun, karena mesinnya mati.
kendaraan menyemut di sepanjang jalan yang tiba-tiba berombak itu. ingatanku melayang pada artikel di majalah newsweek yang baru saja selesai aku baca. apakah banjir di louisiana juga seperti banjir di batubulan pagi ini? yang terpikir olehku hanyalah new orleans... new orleans...
setelah sejam lebih berjuang melawan arus, aku menyerah. kuputuskan untuk minggir dan berteduh disalah satu rumah dipinggir jalan. seorang perempuan yang belakangan kuketahui bekerja di travel agent dan seorang laki-laki yang bekerja di pet shop juga ikut berteduh bersamaku. sembari menunggu air sedikit surut. orang-orang di jalan sibuk mencongkel lempengan beton trotoar, supaya air lebih cepat mengalir meninggalkan badan jalan. barulah kusadari, sepanjang jalan di batubulan, selokannya terletak dibawah trotoar, dan lubang tempat air mengalir dari jalan ke selokan sangatlah kecilnya sehingga saat hujan besar datang, air tetap menggenang di jalan. di beberapa tempat bahkan selokan mampet.
setelah dua jam menunggu, air akhirnya surut, dan aku bisa meneruskan jalanku lagi ke ubud. selepas tengah hari, aku baru sampai di kos. rekor kali ini, jarak denpasar-ubud kutempuh dalam waktu 5 jam. jauh lebih lambat daripada waktu biasa yang cuma 30 menit.
jam 8 pagi aku take off dari warkop. di dekat tohpati, aku berteduh sebentar karena hujan yang mendadak turun lagi. di batubulan, aku juga sempat berteduh di sebuah warung yang dijaga oleh seorang nenek tua. hujan cukup deras, sampai akhirnya menipis, dan jadi gerimis seperti ribuan jarum. sejak memasuki batubulan, aku sempat bertanya-tanya dalam hati, kenapa lalu lintas macet sepagi ini?
jawabannya kutemukan setelah aku melewati tikungan persis setelah tapal batas antara denpasar dan batubulan. air membuncah di selokan besar dibawah jembatan aspal yang kulewati, dan air juga mengalir di sela-sela roda motorku. ini banjir.
air keruh setinggi tiga puluh senti itu mengalir ke arah denpasar, yang letaknya lebih rendah, jadilah aku melawan arus air. aku harus tetap berada di bagian tengah badan jalan supaya tidak terseret ke sisi kiri maupun kanan, tempat dimana air yang lebih deras dan lebih dalam menggenang. juga harus menjaga agar tidak bersenggolan dengan motor dan mobil lain, baik yang masih jalan, maupun yang sudah dituntun, karena mesinnya mati.
kendaraan menyemut di sepanjang jalan yang tiba-tiba berombak itu. ingatanku melayang pada artikel di majalah newsweek yang baru saja selesai aku baca. apakah banjir di louisiana juga seperti banjir di batubulan pagi ini? yang terpikir olehku hanyalah new orleans... new orleans...
setelah sejam lebih berjuang melawan arus, aku menyerah. kuputuskan untuk minggir dan berteduh disalah satu rumah dipinggir jalan. seorang perempuan yang belakangan kuketahui bekerja di travel agent dan seorang laki-laki yang bekerja di pet shop juga ikut berteduh bersamaku. sembari menunggu air sedikit surut. orang-orang di jalan sibuk mencongkel lempengan beton trotoar, supaya air lebih cepat mengalir meninggalkan badan jalan. barulah kusadari, sepanjang jalan di batubulan, selokannya terletak dibawah trotoar, dan lubang tempat air mengalir dari jalan ke selokan sangatlah kecilnya sehingga saat hujan besar datang, air tetap menggenang di jalan. di beberapa tempat bahkan selokan mampet.
setelah dua jam menunggu, air akhirnya surut, dan aku bisa meneruskan jalanku lagi ke ubud. selepas tengah hari, aku baru sampai di kos. rekor kali ini, jarak denpasar-ubud kutempuh dalam waktu 5 jam. jauh lebih lambat daripada waktu biasa yang cuma 30 menit.
Friday, September 23, 2005
dalam daftar
this morning, I recall one of the nightmares I had during my early days in komaneka. it was when I found out that all of the staffs at komaneka already knew who I am, and I don't even remember their names! even worse, I was the manager on duty during Nyepi Day and there were twenty staffs under my supervision and only six or seven of them who I had known exactly their names, faces and positions. I had to peep into the scrambled list that I make and sneaking around them during work shifts so that I can look at the name on their uniform while make sure that they didn't know it.
now that those times are passed, I have another list to put on my head. it was the list of the suppliers, carpenters, mechanics, and all of those support groups I'm working with...here's the list will looks like now...
pak darta; developer
pak ngajiman; pool expert
agung dewata; pest control
bu eva; material controller (ordinary face)
bu eva; abn amro bank (very pretty)
wayan; florist
pak sukir; marble man
pak heri; wood finishing
pak yudi; goods supplies
pak datuk; goldfish and garden expert
victor; frames
bu eka; shipping (by air)
pak eka; shipping (by land)
bu lestari; ups
gung aji; immediate driver
mok tut slow; uniform tailor
mok tut andong; households tailor
bu tini; pearl jewels
bu ambar; half-printing batiks
pak ardi; hand made batiks
bu asih; printing
pande; custom made items
tari; bedding and nomade supplies
and the list surely will continue...
now that those times are passed, I have another list to put on my head. it was the list of the suppliers, carpenters, mechanics, and all of those support groups I'm working with...here's the list will looks like now...
pak darta; developer
pak ngajiman; pool expert
agung dewata; pest control
bu eva; material controller (ordinary face)
bu eva; abn amro bank (very pretty)
wayan; florist
pak sukir; marble man
pak heri; wood finishing
pak yudi; goods supplies
pak datuk; goldfish and garden expert
victor; frames
bu eka; shipping (by air)
pak eka; shipping (by land)
bu lestari; ups
gung aji; immediate driver
mok tut slow; uniform tailor
mok tut andong; households tailor
bu tini; pearl jewels
bu ambar; half-printing batiks
pak ardi; hand made batiks
bu asih; printing
pande; custom made items
tari; bedding and nomade supplies
and the list surely will continue...
Thursday, September 22, 2005
pulang dan rumah
tadi malam di dapur merah kami berempat ngobrol setelah makan malam. aku, pak koman, bu mansri dan mas hanafi. kami makan malam bersama karena mas hanafi baru saja datang sore itu.
bu mansri tiba-tiba menanyakan rencana kepulanganku ke malang beberapa hari yang akan datang. setelah aku menjelaskan rencanaku, mas hanafi bertanya sudah berapa lama aku nggak pulang. aku bilang padanya sudah sepuluh bulan, sejak pertama kali aku datang ke bali, akhir tahun lalu.
dan pak koman angkat bicara. katanya:
"tapi mama dan adiknya sudah datang dua bulan yang lalu. jadi sebetulnya sama saja seperti pulang 'kan?"
lalu entah darimana, aku bilang pada mereka bertiga...bahwa mungkin suatu saat nanti, pulang buatku adalah ke bali, dan bukan ke tempat yang lain. memang sebelum ini , pulang berarti berada di jogja. tapi sekarang ini muncul kesadaran baru... sewaktu aku di jogja, betapapun cintaku pada kota itu, masih tetap mama yang membayar ini itu untuk hidupku. sekarang di bali, semuanya kutanggung dan kuhadapi sendiri, lalu yang mandiri itu berarti milikku, dan perasaan itu berarti pulang...
dan kami bicara tentang perasaan-perasaan atas pulang, dan rumah...
tentang orang-orang seperti mas hanafi, yang membangun rumah dari dalam pikirannya, mencari tempatnya, menggambarnya, menunggui pembangunannya, sehingga rumah itu betul-betul miliknya... dan membuatnya selalu ingin pulang. ke rumah...
tentang orang-orang seperti walter spies, yang ayahnya diplomat sehingga ia berpengalaman menjadikan setiap tempat yang ia datangi sebagai rumahnya. sehingga ia tetap bisa merasa pulang,walaupun sedang dibuang ke nias setelah diketahui berorientasi homoseksual. jaman dulu gitu lho!
spies, yang menemukan rumah di nias, membuat ratusan sket yang menunjukkan kekayaan zoologi dan plasma nutfah nias, selama ia pulang kesana.
juga tentang suami-istri shioda, yang sepanjang sepuluh bulan terakhir telah empat kali! menginap di komaneka dan udah booking lagi untuk bulan november dan mei tahun depan!
suami-istri shioda telah pulang. ia menemukan rumahnya di komaneka.
lalu bisakah kita pulang, saat kita tidak betul-betul berada di rumah?
bagaimana memasukkan pintu kamar kedalam jantung, menjejalkan perabotan ke dalam benak, menghirup suasana rumah dalam setiap helaan nafas, sehingga dimanapun kita berada, kita selalu merasa aman, merasa nyaman...merasa berada di tempat yang tepat. berada di rumah. dan selalu pulang...
bu mansri tiba-tiba menanyakan rencana kepulanganku ke malang beberapa hari yang akan datang. setelah aku menjelaskan rencanaku, mas hanafi bertanya sudah berapa lama aku nggak pulang. aku bilang padanya sudah sepuluh bulan, sejak pertama kali aku datang ke bali, akhir tahun lalu.
dan pak koman angkat bicara. katanya:
"tapi mama dan adiknya sudah datang dua bulan yang lalu. jadi sebetulnya sama saja seperti pulang 'kan?"
lalu entah darimana, aku bilang pada mereka bertiga...bahwa mungkin suatu saat nanti, pulang buatku adalah ke bali, dan bukan ke tempat yang lain. memang sebelum ini , pulang berarti berada di jogja. tapi sekarang ini muncul kesadaran baru... sewaktu aku di jogja, betapapun cintaku pada kota itu, masih tetap mama yang membayar ini itu untuk hidupku. sekarang di bali, semuanya kutanggung dan kuhadapi sendiri, lalu yang mandiri itu berarti milikku, dan perasaan itu berarti pulang...
dan kami bicara tentang perasaan-perasaan atas pulang, dan rumah...
tentang orang-orang seperti mas hanafi, yang membangun rumah dari dalam pikirannya, mencari tempatnya, menggambarnya, menunggui pembangunannya, sehingga rumah itu betul-betul miliknya... dan membuatnya selalu ingin pulang. ke rumah...
tentang orang-orang seperti walter spies, yang ayahnya diplomat sehingga ia berpengalaman menjadikan setiap tempat yang ia datangi sebagai rumahnya. sehingga ia tetap bisa merasa pulang,walaupun sedang dibuang ke nias setelah diketahui berorientasi homoseksual. jaman dulu gitu lho!
spies, yang menemukan rumah di nias, membuat ratusan sket yang menunjukkan kekayaan zoologi dan plasma nutfah nias, selama ia pulang kesana.
juga tentang suami-istri shioda, yang sepanjang sepuluh bulan terakhir telah empat kali! menginap di komaneka dan udah booking lagi untuk bulan november dan mei tahun depan!
suami-istri shioda telah pulang. ia menemukan rumahnya di komaneka.
lalu bisakah kita pulang, saat kita tidak betul-betul berada di rumah?
bagaimana memasukkan pintu kamar kedalam jantung, menjejalkan perabotan ke dalam benak, menghirup suasana rumah dalam setiap helaan nafas, sehingga dimanapun kita berada, kita selalu merasa aman, merasa nyaman...merasa berada di tempat yang tepat. berada di rumah. dan selalu pulang...
Tuesday, September 20, 2005
everyday is ngejunk day
udah hampir sebulan ini bikin account baru di gmail, setelah account yang waktu itu dibuat atas undangan dari titis. yang satu ini account khusus untuk ikut di milis yang namanya indonesian gmail. casper yang ngasih tau aku tentang milis ini. dan ternyata ada juga orang-orang yang aku tau dan ikut di milis ini juga. salah satunya rony.
nah...
setiap kali suntuk, atau sedang malas atau sedang 'busy doing nothing' mode turn on, aku akan nge-junk, begitu istilahnya di milis ini. nge-junk artinya menulis tanggapan, atau bikin thread atau apa sajalah di milis ini. aku bilang apa saja karena bahkan kamu boleh aja nggak nulis apa-apa yang secara signifikan berguna buat orang lain. bener-bener kirim sampah deh!
di milis yang anggotanya ada lebih dari 500 ini (demikian yang tercatat), setiap orang nggak boleh nomail, dan itu berarti harus siap alamat emailnya kebanjiran thread, rata-rata 50-75 thread baru dibuat dalam satu hari.
jadi bisa dibayangkan, kalo berusaha baca semua thread yang ada, pasti gak bakalan ada kerjaan lain selain ngejunk di id-gmail yang juga punya nickname kampung gajah.
smua penghuni milis ini dianggap homo. kalo yang perempuan ya... homowati. setiap beberapa waktu, ada aja yang bikin istilah baru, atau trade mark baru, sehingga istilah-istilah macam-macam berseliweran. misalnya baru-baru ini istilah homo ditukar dengan fajri (which is sebenarnya nama salah satu anggota milis ini juga). maka kemudian, kata homo yang sudah ditukar dengan fajri menjadikan, warga kampung gajah sebagai fajriwan dan fajriwati. hum...
tadi siang...
casper memberitahuku sesuatu yang menarik...
bualn ini, aku tercatat masuk 10 besar daftar pengirim email terbanyak ke milis itu. tepatnya nangkring di posisi 8. ah-ah... tampaknya semua perasaan nggak enak sudah tersalurkan dan terlampiaskan. nge-junk sering bikin moodku jadi lebih baik, dan jadi semakin malas pulang dari kantor... malas berpisah dengan internet broadband!
skarang aku sedang berpikir-pikir untuk nungging buat mereka.
mmm... itu istilah untuk kegiatan buka-buka kartu dengan mencantumkan alamat email untuk account di FS, YM id, blog, dan seterusnya...
nungging nggak ya?
nah...
setiap kali suntuk, atau sedang malas atau sedang 'busy doing nothing' mode turn on, aku akan nge-junk, begitu istilahnya di milis ini. nge-junk artinya menulis tanggapan, atau bikin thread atau apa sajalah di milis ini. aku bilang apa saja karena bahkan kamu boleh aja nggak nulis apa-apa yang secara signifikan berguna buat orang lain. bener-bener kirim sampah deh!
di milis yang anggotanya ada lebih dari 500 ini (demikian yang tercatat), setiap orang nggak boleh nomail, dan itu berarti harus siap alamat emailnya kebanjiran thread, rata-rata 50-75 thread baru dibuat dalam satu hari.
jadi bisa dibayangkan, kalo berusaha baca semua thread yang ada, pasti gak bakalan ada kerjaan lain selain ngejunk di id-gmail yang juga punya nickname kampung gajah.
smua penghuni milis ini dianggap homo. kalo yang perempuan ya... homowati. setiap beberapa waktu, ada aja yang bikin istilah baru, atau trade mark baru, sehingga istilah-istilah macam-macam berseliweran. misalnya baru-baru ini istilah homo ditukar dengan fajri (which is sebenarnya nama salah satu anggota milis ini juga). maka kemudian, kata homo yang sudah ditukar dengan fajri menjadikan, warga kampung gajah sebagai fajriwan dan fajriwati. hum...
tadi siang...
casper memberitahuku sesuatu yang menarik...
bualn ini, aku tercatat masuk 10 besar daftar pengirim email terbanyak ke milis itu. tepatnya nangkring di posisi 8. ah-ah... tampaknya semua perasaan nggak enak sudah tersalurkan dan terlampiaskan. nge-junk sering bikin moodku jadi lebih baik, dan jadi semakin malas pulang dari kantor... malas berpisah dengan internet broadband!
skarang aku sedang berpikir-pikir untuk nungging buat mereka.
mmm... itu istilah untuk kegiatan buka-buka kartu dengan mencantumkan alamat email untuk account di FS, YM id, blog, dan seterusnya...
nungging nggak ya?
Subscribe to:
Posts (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...