usia adalah salah satu hal yang tidak pantas ditanyakan pada seorang wanita, oleh karena itulah, sampai saat ini aku tetap tidak tahu berapa sebenarnya usia Gill Marais. yang aku tahu, dia menghabiskan tujuhbelas tahun dari usianya itu untuk memotret berbagai upacara di seluruh pelosok Bali. karya-karyanya mewakili ketekunan, persahabatan dan keberuntungan. tekun karena ada seri foto upacara yang memerlukan sedikitnya lima tahun untuk melengkapinya. Gill akan datang ke upacara yang sama setiap tahun, berusaha memotret ulang momen-momen yang ia lewatkan, sampai semuanya menjadi komplet. untuk memotret karya-karya itu, dia perlu bersahabat dengan orang Bali, dengan para pemangku, pedanda dan pendeta, karena sangat tidak mungkin seorang turis tanpa permisi datang membawa kamera canggih dengan berbagai lensa, tripod, dan flash seperti senter lalu mengambil foto sebanyak-banyaknya. dari persahabatan itu, Gill beruntung bisa mendapatkan akses khusus untuk masuk ke daerah yang suci, misalnya Jeroan pura, agar bisa memotret saat-saat para pendeta menyadarkan orang setelah trance, misalnya.
foto-foto karya Gill mempertemukanku dengannya. bersama dengan pertemuan itu, aku juga berjumpa dengan sepasang ibu-anak yang mengumpulkan karya-karya Gill dan mencetaknya menjadi buku. Sarita Newson adalah wanita yang terlihat lembut hati dan sabar. jenis orang yang bisa meluluhkan kekerasan hati dengan senyum dan kata-kata lembut, tanpa mengurangi ketegasannya. hal-hal inilah yang dia wariskan juga pada anaknya, Kadek Krishna Adidharma, lulusan teknik lingkungan yang dengan rendah hati akan bilang "cuma bantu-bantu ibu saja" setiap kali ditanya apa kesibukannya. jawaban yang memberi kesan seolah yang dilakukannya adalah beli minyak tanah ke warung, atau cuci piring setelah makan malam, dan bukannya mengelola sebuah kantor yang menerbitkan buku untuk diedarkan secara internasional.
sekali lagi, aku harus merasa beruntung karena punya kesempatan untuk mengerjakan suatu hal yang melibatkan keindahan, dan bisa menyentuh hati orang banyak pada saat yang sama. foto-foto yang dimasukkan dalam buku berjudul Sacred and Secret itu, merekam banyak hal yang sarat makna. ritual berusia ratusan tahun, yang lebih banyak dilakukan daripada dipahami. upacara-upacara yang dilakukan dengan standar yang diiturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. dengan detil dan kerja keras yang mengagumkan.
jadi! buat yang mau lihat pamerannya, harus buru-buru ke Komaneka, karena semua karya diturunkan dari dinding pada tanggal 22 Agustus. dan kalo mau beli bukunya, yang di indonesia untuk sementara cuma ada 300 buah saja (dan terus berkurang setiap hari), bisa japri aku juga.
OK!... yang barusan itu tadi spam. tapi kan ini blogku, jadi boleh dong... promosi sedikit. lagipula, aku pikir aku perlu melakukannya untuk Gill yang gigih dalam perburuan fotonya, dan untuk Sarita yang sangat menghargai kerja kecil yang aku lakukan untuk mereka, serta untuk Krishna, orang pertama yang mengerti dan bersedia menyetir dengan hati-hati ditengah arus lalu lintas Ubud-Denpasar yang padat, sehingga aku berhasil memakai maskara tanpa belepotan waktu menumpang mobilnya.
foto-foto karya Gill mempertemukanku dengannya. bersama dengan pertemuan itu, aku juga berjumpa dengan sepasang ibu-anak yang mengumpulkan karya-karya Gill dan mencetaknya menjadi buku. Sarita Newson adalah wanita yang terlihat lembut hati dan sabar. jenis orang yang bisa meluluhkan kekerasan hati dengan senyum dan kata-kata lembut, tanpa mengurangi ketegasannya. hal-hal inilah yang dia wariskan juga pada anaknya, Kadek Krishna Adidharma, lulusan teknik lingkungan yang dengan rendah hati akan bilang "cuma bantu-bantu ibu saja" setiap kali ditanya apa kesibukannya. jawaban yang memberi kesan seolah yang dilakukannya adalah beli minyak tanah ke warung, atau cuci piring setelah makan malam, dan bukannya mengelola sebuah kantor yang menerbitkan buku untuk diedarkan secara internasional.
sekali lagi, aku harus merasa beruntung karena punya kesempatan untuk mengerjakan suatu hal yang melibatkan keindahan, dan bisa menyentuh hati orang banyak pada saat yang sama. foto-foto yang dimasukkan dalam buku berjudul Sacred and Secret itu, merekam banyak hal yang sarat makna. ritual berusia ratusan tahun, yang lebih banyak dilakukan daripada dipahami. upacara-upacara yang dilakukan dengan standar yang diiturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. dengan detil dan kerja keras yang mengagumkan.
jadi! buat yang mau lihat pamerannya, harus buru-buru ke Komaneka, karena semua karya diturunkan dari dinding pada tanggal 22 Agustus. dan kalo mau beli bukunya, yang di indonesia untuk sementara cuma ada 300 buah saja (dan terus berkurang setiap hari), bisa japri aku juga.
OK!... yang barusan itu tadi spam. tapi kan ini blogku, jadi boleh dong... promosi sedikit. lagipula, aku pikir aku perlu melakukannya untuk Gill yang gigih dalam perburuan fotonya, dan untuk Sarita yang sangat menghargai kerja kecil yang aku lakukan untuk mereka, serta untuk Krishna, orang pertama yang mengerti dan bersedia menyetir dengan hati-hati ditengah arus lalu lintas Ubud-Denpasar yang padat, sehingga aku berhasil memakai maskara tanpa belepotan waktu menumpang mobilnya.