Friday, December 31, 2004

wedding planner photo session

kemarin, satu photo session diadakan di main pool komaneka tanggayuda.
aku bekerja bersama dua model lokal (untuk kepentingan pihak-pihak yang bersangkutan, namanya tidak kucantumkan dalam tulisan ini), yang secara alami mengeluarkan mood yang kuat
untuk foto-foto yang dibuat saat pemotretan kemarin.

tema besarnya wedding party, dan honeymoon...
dua modelnya bener-bener serius dan ekspresinya bagus banget
fotografernya -indra, dipanggil paksa dari meja kerjanya
(sambil bisik-bisik...hihihi...)
dan diluar dugaan, berhasil bikin foto-foto yang impressifff...
they are very-very cool....
*not to mention the artistic director (blinking!)*

thanks for the great job, guys!

--here's a clockwise photo clipping for you to take a look--

Thursday, December 30, 2004

letter from a dear friend

...Three days after huge catastrophe in Aceh, I received an email from Phoebe Wong, a friend I've met early this year, during an art manager workshop in Jogja. This is what she said;


dear Ronald, Ratna, Ina, Angki, Wimo, Angga, Sujud, Anto and friends ....

I have no words to express myself by hearing the cataclysmic disasters happening in Indonesia
and those countries surrounded the Indian Ocean...
It is so chilling to watch/read the updated news
(local media attention has been pretty weighted on Thailand as it is a hot tourist spot for Hong Kong people
and there were a couple hundred of them reported missing)....

Yet, out of such misfortune, a widespread humanitarian relief efforts has been prompted.

Here, I hope everything are fine with you and your family.

Phoebe
(researcher, asia art archive)


Thank you for your sincere attention, Phoebe.
I'm one of the fortuner, living in health and peace in the heart of Ubud

Tuesday, December 28, 2004

kamus kata-kata. tidak untuk diperbanyak

...
penjajah karatan!
daging kalengan kadaluwarsa!
kolonial berbulu keriting!
drakula penghisap darah!
pembunuh kampungan berdarah dingin!
...

aku dah cape ngetik, ndra...

Monday, December 27, 2004

a day to live in...with smile

bangun dengan sepenuh kesadaran untuk segera mandi, lalu menyadari...satu sariawan baru telah tumbuh
sariawan fashion show. melengkapi beberapa sariawan yang telah ada sebelumnya; sariawan pameran hanafi yang
besarnya gak kira-kira dan sudah mulai sembuh, sariawan makan malam natal yang masih sedikit meradang dan sariawan
caravan serai yang kecil-kecil tapi bandel. seperti melengkapi koleksi sariawan penanda stress dan ketegangan,
datanglah sariawan fashion show.

*it's gonna be a long-long-long posting*

syahdan, seorang desainer malaysia telah menyiapkan peluncuran rancangannya sejak tiga bulan yang lalu. melengkapi peluncuran yang akan diadakan di rumah JM (untuk kebaikan, mendingan inisial aja), diadakan juga cocktail party dengan undangan terbatas.dua hari sebelum acara, JM memotong pohon, pohon yang dipotong tumbang menimpa rumah, sampai atapnya roboh. lalu acara tiba-tiba dibatalkan. desainer yang panik dan nyaris putus asa karena acara peluncuran harus tetap diselenggarakan, datang ke pintu komaneka. pak koman dengan sederhana bilang kalau galeri lantai dua boleh dipakai. lalu dimulailah rencana bikin fashion show, hanya dalam dua hari.
ps. si JM the murderer bahkan nggak berusaha supaya acara bisa berlangsung setelah pembatalan sepihak yang semena-mena itu. tjuih!

jam 11 siang. aku sedang dalam perjalanan menuju restoran untuk menemui FB services andalan; nengah. saat....
(krompyang!)
aku melihatnya disana. sedang ngobrol sama kaoru-san. lalu kaoru berkeras menyuruhku duduk, karena katanya
ida-san mau bertemu denganku sebelum pergi. ah ya...ini hari terakhirnya di ubud.
ida-san harus ke kuta, lalu ke tokyo.
hari ini...

percakapan kemudian mengalir...mengenai foto-fotonya yang berlenyapan dari portable harddisk, yang bikin dia harus extend dua hari untuk memotret lagi foto-foto yang hilang... wait!!!
e.x.t.e.n.d...??
yup. tapi di denpasar. atau kuta (hiks!) bukan di ubud (hiks, hiks!)

obrolan pindah ke restoran...ngopi bareng...aku nggak bisa berhenti berusaha membandingkan cokelat matanya dengan warna cokelat kopi susu yang kuaduk-aduk dalam cangkir...

lalu foto-foto itu seperti berbicara. satu majalah berisi beberapa foto yang dibuatnya, dan satu map penuh foto dari sebuah
pesta tiga-hari-tiga-malam, dimana para musisi dan seniman yang bergaya-ala-hippie berkumpul di sebuah tempat yang dikelilingi pohon-cemara-seperti pinus-tinggi-hijau...dan dj yang bermain musik, dan seperti woodstock, lalu kami bicara tentang hippie, dan berjanji meluangkan satu waktu untuk membahas beat dan flower generations secara serius.
dia-sudah-menerima-emailku.

dan musik. selalu jadi bahan bagus untuk dibicarakan. tentang tokyo glam suicide (where do I get that name? - forgetting), kemuri dan tentu saja l'arc-en-ciel. yang baru kemarin kutau, banyak digilai gadis-gadis dan remaja puteri...hihihi...
bukan karena musiknya, tapi karena vokalisnya yang keren abis...(aku malah gak pernah liat vokalisnya, tau lagu doang...)
ida-san ternyata radio dj juga. internet radio dj, tepatnya

kalau saja waktu tidak bergerak dengan kecepatan yang dua kali kecepatannya yang biasa, sebagaimana selalu dilakukannya saat kita mengalami hal yang menyenangkan, mungkin masih akan ada cukup banyak menit untuk dihabiskan bersama ida-san. lalu pukul satu berlalu, membawa pergi kepulan asap rokoknya, garis tegas bibirnya yang saga, senyum dan tatapan matanya untukku...
(krompyang!...krompyang!)

"terima kasih untuk percakapan yang menyenangkan" katanya
kami bahkan tidak bersalaman. toh ini bukan rapat kerja pimpinan daerah pengurus koperasi.
kami saling melambaikan tangan. aku tersenyum melihatnya berjalan mundur-dan bukannya membelakangi,
dengan perasaan seolah ida-san hanya pergi ke pasar ubud, lalu akan kembali lagi

aku dan kaoru lalu naik menemui indra
secara teknis, ngobrol dengan indra buatku agak berbeda dengan ngobrol sama orang-orang lain disini
percakapan-percakapan itu harus tetap melayang di udara, tidak boleh terlalu dekat dengan tanah
dan jangan melambung tinggi tak terkendali
seperti adegan-adegan ketika dengan kalimat-kalimat sederhana
tokoh-tokoh dalam film saling menyatakan hal-hal rumit
dalam ruang kosong yang gelap dan dingin...atau tepi kolam tempat angsa bersimpangan
lalu dengan sungguh-sungguh berkata (close-up di depan kamera)
"do take me, big boy. outa this here mill, outa this town, outa this life..."

sesudahnya, semua berkelebatan. jalannya kejadian tak lagi perlahan untuk dapat diterakan. semua berloncatan, berkejaran.
model-model berdatangan, para desainer, editor majalah...
kru desainer, agus pande sang fotografer, perempuan-perempuan berkerudung dan lampu sorot...
lalu para tamu... perempuan-perempuan telanjang dada, laki-laki dengan pakaian dalam semata, minuman ringan dituang, anggur merah dan putih disesap, panasnya backstage tak terbendung ac yang dipasang pada suhu minimal...
keringat bercucuran...
lalu sedikit-demi sedikit kecepatan kejadian semakin memuncak, sampai pada titik melegakan...
labyrinth of marakesh, dream of fireflies, oh lala tropica...rancangan terakhir yang diperagakan berlalu dari hadapku,
agus pande mengedip flash dan lensa kamera, para model berjajar dalam satu garis, tersenyum dan bertepuk tangan....
sang desainer maju, berdiri di tengah-tengah...

lalu cukuplah kesenian untukku hari ini...
di kursi pojok kunikmati makan malam yang sendiri
segalanya berkecamuk, bercampur artikel 'hotel rwanda' yang kubaca
dari newsweek double edition baru yang kubuka di sisi gelas ice lemon tea
salutku, rusesabagina...

dan selamat malam, dunia...

Sunday, December 26, 2004

cerita dari bawah pohon kelapa

kemarin siang, waktu bikin publikasi makan malam tahun baru....
dan menulis kalimat... begin with balinese cocktail and frog dance
under the amazing sparkling stars beside our main pool...nggak pernah nyangka
kalo ada sesuatu yang istimewa di makan malam natal...
bukan hanya karena aku nggak merayakan natal, tapi juga karena dengan kesibukan kerja...
semua hari hanya tinggal berupa jam...

dan ketika dibawah cahaya temaram, melintasi lilin yang menyala
ida-san dengan tatapannya yang lembut, bilang kalau aku cantik...
(krompyang!!!)

munihide ida, fotografer profesional yang tinggal di tokyo, sedang dalam perjalanan memotret atas permintaan garuda indonesia magazine. dia tinggal di sekitar monkey forest
dan memutuskan menikmati makan malam natal-nya di komaneka, yang berakhir di meja
dengan 4 kursi; pak kariyana, ida-san, kaoru-san dan aku.
kami adalah empat orang terakhir yang meninggalkan garden resto malam tadi
dan kartu namanya dalam genggaman tanganku...

ida-san, jangan lupa minyak kayu putih-nya yah...

Friday, December 24, 2004

double big days

jangan buru-buru berpikir kalau ini ada hubungannya dengan upacara atau salah satu hari dimana anak-anak sekolah diwajibkan menyanyikan salah satu lagu-lagu nasional semacam sorak-sorak bergembira. bagiku, pentingnya suatu hari adalah lebih karena alasan-alasan personal. yang hanya kamu yang tau...

hari selasa minggu ini adalah hari besar karena kehadiran beberapa orang. sementara rabu keesokan harinya adalah hari besar karena sebuah acara diadakan.

hari selasa itu, aku baru melewati jalan monkey forest selepas jam sembilan, pagi. menjelang sampai pada tikungan menuju komaneka, kulihat mobil bercat silver tepat berada di depanku.dari plat nomornya, telah jelas siapa yang berada disana...DK 1 MW. cuma made wianta yang punya mercy berplat nomor itu di seluruh bali. lalu kami, aku, mas hanafi dan pak koman meluangkan 45 menit pagi kami, ngopi bersama wianta. sebagaimana biasanya, dia selalu penuh ide gila (believe me, even to those who were feel young, you can almost never able to beat his crazy ideas)
dan lucu.
*ahaha...*
thanks for coming yah, romi... padahal udah harus buru-buru ke bandara (yang terletak di arah yang berlawanan dengan ubud)

agak siangan dikit, agus dermawan t. melongok ke ruang kerjaku. well, well, pak agus tentu saja nggak ingat namaku. tapi betul-betul ingat kalau pernah ketemu dan akhirnya sempatlah ngobrolin bagaimana hanafi dari tukang arang (pas pamerannya di canna) sampai sekarang, saat mulai jadi menteri perumahan rakyat...

selepas waktu makan siang...
mikke and suklu visit the gallery. mikke kebetulan memang sedang ada di bali (dalam rangka apa? jangan tanya...dia mati-matian berusaha merahasiakannya) dan karena lagi jalan-jalan sama suklu makanya bisa mampir kantorku. ditambah hanafi... maka lengkaplah hari itu. three lovely best friends... to whom I owe so much this year (and two years -with last year, to mikke) they were all together yesterday.
waaaaa....suasananya benar-benar ramai. what a pleasant afternoon...
diantara tawa, aku mengingat hari-hari sepanjang tahun 2004 ketika aku bercakap-cakap dengan salah satu atau mereka bertiga sekaligus, tentang begitu banyak hal, yang senang yang susah, yang sedih yang gembira, yang sulit yang mudah, yang umum yang pribadi, yang curhat dan nggak curhat, yang serius dan bercanda...through the good and bad times, these three man being with me this whole year...if there's anything important enough to be mentioned as this year's best, that will be them...

it really is a big-big day....

dan hari rabu adalah hari pembukaan pameran hanafi
proyek pameran pertamaku di komaneka gallery
sufficient reason to mention this wednesday as a big day

Saturday, December 18, 2004

...dan riris tetap berjatuhan

satu hari ketika perasaanku bercampur aduk
tegang, bingung, panik, lega, gembira, khawatir...

lalu rindu
menggerogotiku sedikit demi sedikit
lalu tak mau pergi
merambat pelan seperti gelap menelan bayangan

seiring gerimis berjatuhan


warung kudus,
tanggayuda
17.40

Friday, December 17, 2004

tararengkyu

Tuhan...
terima kasih karena mendengar keluh dan doaku
dan menjawabnya dengan segera

terima kasih karena Indra sudah punya hp
dan bisa dihubungi sewaktu-waktu aku perlu

Amiiin...

Thursday, December 16, 2004

messy morning

first, I heard nothing from Filippo who promised to come early in the morning.
with my charger!

second, something happen with desktop kompie
jadi luambattt... dan ie-nya lumpuh.
kamu kenapa to?

third, ini hari deadline kirim release. dan dua hal diatas bikin kerjaan ini tertunda

last but not least, knapa indra masih belum punya hp juga?
susah gitu nyariin dia kalo lagi ada yang penting gini
u-uh...

the only thing that calm me down, is Smashing Pumpkins
and their beautiful 1979
...And I don't even care to shake these zipper blues
And we don't know
Just where our bones will rest
To dust I guess
Forgotten and absorbed into the earth below...

Wednesday, December 15, 2004

newcomer

welcome to my life, new laptop...
I think I'm gonna love you more and more
everyday

thanks berat pak koman!:D
it's an amazing surprise...

Tuesday, December 14, 2004

penjual rambut nyonyah keliling

kalo pergi ke denpasar, daerah di sekitar kampus ISI denpasar itu kan jalan bebungaan. ada nusa indah, melati dan lain-lain. di sekitar tempat itu juga ada jalan akasia. disana, mulai hari sabtu (11 desember), anak-anak taxu bersama komunitas pojok, rigo (seniman mural dari san fransisco-- geez, akhirnya bener juga nyebut namanya) dan arie diyanto (muralis dari jogja) bikin mural. sekitar 20 m panjangnya, tembok kotor di salah satu sisi jalan disulap oleh cowok-cowok ini.

hari sabtunya, mereka bersih-bersih dan ngecet putih tembok itu. poster, pamflet, grafitti, smuanya disapu bersih.putih!
trus, hari minggu-nya, sejak pagi udah mulai melukis. ada macam-macam object. kaki-kaki mereka yang nglukis, robert king (aktivis black panther yang baru keluar dari penjara), burung-burung... aduh!, banyak deh. sekitar separuh tembok masih belum dilukis waktu aku meninggalkan mereka pas jam 16.30, setelah berpanas-panasan bareng dari jam 13.00 (niat ya, gw!)

kemarin itu, selain rigo dan arie, ada dewa, ashok, bayak, kacrut, yoga, hendra, dania...(lumayan... udah bisa ngabsen lebih dari separuh yang datang). tau aja, kan...penampilannya pada gahar gitu.. (tapi juga pada ribut kena panas. takut item!...hihihi) gondrong ato ala punk. sneakers butut dan rambut gimbal abis-abisannn!!!... itu gak jadi masalah, kalo saja....
penjual rambut nyonyah gak lewat. seumur-umur, aku taunya penjual rambut nyonyah (alias gulali, alias arum manis, alias kembang gula a.k.a rambut nyonyah kalo di pontianak) itu mangkalnya di pasar malem atau yang sejenisnya. tapi kemarin sore, ada penjual rambut nyonyah yang lewat. aku pengen... tapi...u-uh... gak nyampe mo manggilnya. lagian, ntar aku pasti diketawain ma mereka...

semoga ada penjual rambut nyonyah yang lewat lagi. aku jadi kebayang-bayang terus nih...
ada yang mau beliin gak yaa?


Monday, December 13, 2004

a mellow night

malam ini... iseng-iseng dengerin radio. sambil makan. a late-late supper...
aku juga gak tau radio apa yang kudengerin. tapi lagunya...

...dan tak pernah terpikirkan olehku
untuk tinggalkan engkau seperti ini
tak terbayangkan jika ku beranjak pergi
betapa hancur dan harunya hidupmu...

ah...ah...it brings back hell lot of memory
abis itu, radionya malah muter lagu yang kayak gini;

...how do you heal a broken heart
that feels like it will never be this much again
oh, no... I just can't let go
how do you heal a broken heart
that feels like it will never love this much again
tonight I hold what could be right
tomorrow I'll pretend to let you go...

hmmm...
tahukah kamu kalau sampai saat ini aku masih mengharu biru?

Sunday, December 12, 2004

cinta perjaka tua

berteman dengan orang seperti hartanto yang usia lewat 40, tapi nongkrongnya sering sama anak muda, selalu bisa dijadikan cerita. laki-laki cerdas ini memang tidak akan bisa masuk daftar diajak clubbing bareng. tapi aku sering berpikir dia akan suite dengan suasana wwwok! satu-satunya tempat nongkrong di jakarta yang masih sering kurindukan.

tadi malam, aku dan yoga dan rombongan taxu datang ke pembukaan pameran di tama gallery, tetangga di monkey forest sini. selain ketemu giro (bener gak sih, gini nulisnya) --muralist san fransisco yang malam itu datang pake baju samuel indratma, di depan pintu aku ketemu sama wirata (sepantaran sama hartanto). salah satu penulis yang tinggal di bali dan tulisannya sering nongol di media massa nasional, sekaligus pentolan bali corruption watch--nyambung gak to?
wirata ini siang tadi masih kirim-kirim sms, yang menunjukkan kalau dia gak tau aku dah ada di bali. masih nanya-nanya jalan di malang (sorry.... gak bermaksud ngerjain)

akhirnya kami, aku-yoga-wirata dan erawan (seniman paruh baya yang karyanya dahsyat!) berakhir di rumah makan padang, yang didindingnya dipajang lukisan heri dono (unbelievable!) bertahun 1994 dan ada cap low art gallery--punya siapa yah? lukisan itu mungkin saja palsu, atau memang lukisan heri dono. tapi kenapa disini?
waktu sedang makan... hartanto yang sedang di jakarta kirim sms ke wirata. bilang kalo terlalu banyak orang underestimate sama pameran yang dia kerjakan...

malamnya, iseng-iseng ku sms hartanto. nggak ada kok yang underestimate... gitu bunyi smsku;
tau apa jawabnya; simaklah rangkaian sms berikut ini:

23:03
lho kamu pacaran ama putu tho

23:26
tapi putu bilang ada feel ama dian

23:30
lho jangan menyia-nyiakan cinta perjaka tua dong

23:49
masi sama putu? dia feel benar ama anda lho

00:03
stoknya tinggal putu wirata. dan udah menjelang tanggal kadaluarsa

00:06
coba amatilah dalam-dalam putu wirata, makin lama kan mirip beckham

00:11
beckham baru ngetrend

00:21
kasian dia dong, dia bener-bener jatuh hati ama dian

00:26
ya bermula dari kasian, makin lama bisa tulus kok, dicoba aja

00:33
pokoknya aku support benar kalau cinta putu tertambat di ubud

...pak hartanto, anda bikin saya terlambat bangun pagi ini...

Friday, December 10, 2004

jerit kematian

dua hari yang lalu. aku dibangunkan paksa alarm telepon genggamku. 05.00. seperti biasanya. itu jam wajib bangunku disini. pagi itu entah kenapa, sejak satu jam sebelumnya tidurku telah terganggu suara-suara. bukan dari dalam mimpi. it's actual voices. hm... pasti karena upacara itu. resminya disebut odalan. hari sebelumnya, mok mangnik bilang padaku. it's odalan for money...

tiga puluh menit kemudian, aku mendengar beberapa orang bergegas. seolah membawa sesuatu yang berat. kurasa ada tiga atau empat orang yang datang. ditingkahi suara-suara yang terdengar asing. tampaknya suara hewan...
ah! tentu saja! itu suara babi..
aku pernah mendengarnya beberapa kali. di televisi, tentu.

tapi sekali ini lain, tak berapa lama, aku mendengar suara jerit yang menyayat hati, lalu seruan beberapa orang. terdengar lega... oh, no!
mereka pasti memotong babi itu. itulah sebab kudengar jeritnya yang pilu.
jerit kematian babi-ku... yang pertama.

I blame this world for making a good man bad

one cloudy morning, almost nine years ago. I was sitting, shivering in my chair with a fresh newspaper in my lap. I couldn't believe what I was just read. completely shocking in body and soul. in the headline, the newspaper describe about huge riot in sambas, that turn into perfect two years long amok in almost every region in west kalimantan.

I recall another day...couple years later, one of my junior high mate write to us in mailing list about his night sweeping to maduranese -refugees of sambas conflict in gor pangsuma. about how he and his friends attacked them, how many people get wounded and so on...
I got very angry in the first place I read the email. how dare he! it's human being he talked about. the same creature as he is. I frankly told him about how upset I am reading his email. remember that I had some madurese friends in pontianak, as well as dayak, chinese, javanese, malay, or any other races... I simply couldn't get how people happen to kill other in the name of natural-historical differences any of us have no power to choose.

living in bali, now... some friends seriously remind me about how sensitive bali these days to urban like me. the way kurnia warn me... and how sad suklu admitted the fact. it was all happen because some mad-maniac-moron man blew sari and paddy back to october 2002.all of a sudden... nobody comes to bali. travel warn killed many business. people scream...as loud as they can. but only scream remain...

and those kindheartedly people are forced to being cruel. to do late night sweeping for ids...and suddenly... pecalang became something frightening instead of it's previous image -someone who politely remind you that a religious ceremony take place nearby. and as I feel the tension and the suspicion myself...here in the village where lots of people still couldn't handle the cultural gap of modernity... I feel sorry for them.

and I blame this world for making a good mad
it's this world that turns a killer (named bush) into a hero
I blame this world for making good man bad
--taken from bon jovi's santa fe--




Thursday, December 09, 2004

rabassa dan jalanan ubud

my first posting!

kemarin, rabassa tersayang, motorku yang kreditannya belum lunas itu sampai di denpasar. pagi-pagi, mbaknya herona udah nelepon. nanya, apa bisa diambil motornya?

bersama rabassa, datang juga dua kardus besar berisi pakaian dan buku-buku. mereka bertiga, rabassa dan kardus-kardusku-sorenya kuambil bersama gungdek. dengan penuh perjuangan.
karena indra sakit dan gak mungkin membawa motor pake mobil kijang, akhirnya aku dan gungdek mengambil alternatif yang keliatannya paling gak keren tapi sekaligus paling masuk akal. naik mobil bak terbuka, L-300.
sepanjang jalan gungdek terus menerus mengingatkan betapa derajatnya akan turun satu tingkat karena naik mobil ini. heran... padahal naik mobilnya kan sama aku. jadi kan pasti derajatnya naik beberapa tingkat. wakakaka...

pagi ini, aku menikmati segarnya pagi di jaln-jalan ubud bersama rabassa.
angin pagi yang segar, di tempat yang belum begitu parah polusinya, membelai wajahku.
muter-muter, dari padang tegal, aku melewati jalan monkey forest, membelok kanan di arah pasar ubud dan terus ke andong. lalu balik lagi melewati jalan arah padang tegal ke komaneka. menyenangkan.
lebih menyenangkan, karena radiohead-hail to the thief menemani.
angin-pagi-jalan-jalan-ubud-radiohead-hail-to-the-thief-rabassa

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...