alamanda.blogspot.com is proudly powered by Blogger
Template Design by Didats Triadi
SBY:Mari Makan di Kedewatan
Saturday, February 25, 2006
beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 17 Februari 2006, tiba-tiba ada banyak sekali polisi di Ubud. di setiap persimpangan jalan, sekurang-kurangnya ada dua orang polisi sibuk berjaga-jaga. terutama di Bebek Bengil. ada kira-kira sekompi polisi sibuk mondar-mandir. apakah ada ancaman bom di Ubud? wah... tapi kok nggak ada Gegana?
dugaan pertamaku, ada pejabat yang datang ke Ubud. dugaan kedua, di Bebek Bengil lagi ada rapat para polisi dari berbagai kesatuan. ternyata dugaan pertama yang benar. tapi tepatnya, SBY datang ke Bali dan makan malam di Bebek Bengil. tapi ya itu, dari siang kayaknya polisi dan petugas protokoler udah sibuk bikin acara bersih-bersih sapu jagat disana.
hmmm... mungkin SBY nggak akan pernah baca tulisanku ini. tapi sekiranya ada Paspampres yang kemudian membaca tulisan ini, aku berharap dia menyampaikannya kepada SBY. atau kalo tidak Paspampres, kamu juga boleh deh.
*Hi Roy!
untuk makan di Bebek Bengil diperlukan sekurangnya Rp 200.000,- atau Rp 300.000 per satu kali makan berdua. dengan harga segitu, berapa banyak orang Ubud, orang Bali yang makan disana?apalagi dalam keadaan sepi nggak jelas penghasilan kayak sekarang? hanya segelintir. dan segelintirnya itu sedikit banget. aku pikir, kalau SBY mau menghayati kehidupan rakyatnya di Bali, yang udah jatuh tertimpa tangga dan pemerintahnya seperti tidur ngelindur dan nggak melakukan apa-apa untuk memperbaiki keadaan. lebih baik SBY makan di tempat lain. apalagi kalo makannya sama Menteri Pariwisata yang sampai sekarang masih juga belum bikin kampanye pariwisata apa-apa.
coba makan nasi ayam di Kedewatan. di tempat seperti ini rakyatnya makan. dengan hanya Rp 6000 udah dapet nasi yang gundukannya cukup tinggi untuk bisa nutupin pandangan dari pengunjung warung yang lain, ayam yang disuwir dengan kuah yang pedash, urab, telur dan sambal matah yang membakar lidah dengan mantab. rasanya gurih dan kaya rempah.
sayangnya, SBY nggak tau makanan enak ini. sayangnya, SBY nggak mendesak Menteri Pariwisata dan Kantor Negara Pariwisata untuk bikin promosi yang baik untuk Bali. sayangnya, SBY belum juga bikin proyek yang padat karya dan menciptakan lapangan kerja yang banyak sebelum semakin banyak orang yang putus asa dan jadi berpikir pendek. sayangnya, SBY nggak kenal pak tua dari Banjar Pande yang setiap sore jadi calo tiket untuk menonton pertunjukan tari di Puri Ubud.
yang tiap hari jadi makin lesu karena semakin sedikit tiket yang bisa dia jual.
dugaan pertamaku, ada pejabat yang datang ke Ubud. dugaan kedua, di Bebek Bengil lagi ada rapat para polisi dari berbagai kesatuan. ternyata dugaan pertama yang benar. tapi tepatnya, SBY datang ke Bali dan makan malam di Bebek Bengil. tapi ya itu, dari siang kayaknya polisi dan petugas protokoler udah sibuk bikin acara bersih-bersih sapu jagat disana.
hmmm... mungkin SBY nggak akan pernah baca tulisanku ini. tapi sekiranya ada Paspampres yang kemudian membaca tulisan ini, aku berharap dia menyampaikannya kepada SBY. atau kalo tidak Paspampres, kamu juga boleh deh.
*Hi Roy!
untuk makan di Bebek Bengil diperlukan sekurangnya Rp 200.000,- atau Rp 300.000 per satu kali makan berdua. dengan harga segitu, berapa banyak orang Ubud, orang Bali yang makan disana?apalagi dalam keadaan sepi nggak jelas penghasilan kayak sekarang? hanya segelintir. dan segelintirnya itu sedikit banget. aku pikir, kalau SBY mau menghayati kehidupan rakyatnya di Bali, yang udah jatuh tertimpa tangga dan pemerintahnya seperti tidur ngelindur dan nggak melakukan apa-apa untuk memperbaiki keadaan. lebih baik SBY makan di tempat lain. apalagi kalo makannya sama Menteri Pariwisata yang sampai sekarang masih juga belum bikin kampanye pariwisata apa-apa.
coba makan nasi ayam di Kedewatan. di tempat seperti ini rakyatnya makan. dengan hanya Rp 6000 udah dapet nasi yang gundukannya cukup tinggi untuk bisa nutupin pandangan dari pengunjung warung yang lain, ayam yang disuwir dengan kuah yang pedash, urab, telur dan sambal matah yang membakar lidah dengan mantab. rasanya gurih dan kaya rempah.
sayangnya, SBY nggak tau makanan enak ini. sayangnya, SBY nggak mendesak Menteri Pariwisata dan Kantor Negara Pariwisata untuk bikin promosi yang baik untuk Bali. sayangnya, SBY belum juga bikin proyek yang padat karya dan menciptakan lapangan kerja yang banyak sebelum semakin banyak orang yang putus asa dan jadi berpikir pendek. sayangnya, SBY nggak kenal pak tua dari Banjar Pande yang setiap sore jadi calo tiket untuk menonton pertunjukan tari di Puri Ubud.
yang tiap hari jadi makin lesu karena semakin sedikit tiket yang bisa dia jual.
Previous posts
Archives
- December 2004
- January 2005
- February 2005
- March 2005
- April 2005
- May 2005
- June 2005
- July 2005
- August 2005
- September 2005
- October 2005
- November 2005
- December 2005
- January 2006
- February 2006
- March 2006
- April 2006
- May 2006
- June 2006
- July 2006
- August 2006
- September 2006
- October 2006
- November 2006
- December 2006
- January 2007
- February 2007
- March 2007
- April 2007
- May 2007
- June 2007
- July 2007
- August 2007
- September 2007
- October 2007
- November 2007
- December 2007
- January 2008
- February 2008
- March 2008
- April 2008
- May 2008
- June 2008
- July 2008
- August 2008
- September 2008
- October 2008
- November 2008
- December 2008
- January 2009
- February 2009
- March 2009
- April 2009
- May 2009
- June 2009
- July 2009
- August 2009
- September 2009
- October 2009
- November 2009
- December 2009
- January 2010
- February 2010
- March 2010
- May 2010
- January 2011
- April 2011
- May 2011
- June 2011
- October 2011
- November 2011
- May 2012
- October 2012
- March 2013
- April 2013
- July 2013
- March 2014
- April 2014
- June 2014
- January 2015
- April 2015
- September 2015
- October 2015
- March 2016
- July 2017
- January 2019
- November 2019
Shoutbox

Yoih,
Santapan yang murah dan enak, dinikmati sambil selonjoran plus hati yang senang. Kenyang & puas.
Kemewahan yang sepertinya gak akan bisa dirasakan oleh kaum pejabat tinggi (yang makanannya dibayar rakyat??).
Hihihi, kadang-kadang menjadi manusia biasa itu ternyata sangat membahagiakan.
eh.. pak SBY tambah gemuk yah.??
minta traktir sby aaah...
SBY kamuh tahu tidak, sambel BONGKOT! bikinan emak saya, wah coba deh kamu mampir sekali waktu...akan membelalakan matamu pedas menyengat...
ayo ke dreamland
ehm..gpp kali SBY makan di situ...kalo emang dia lagi pengen makan bebek bengil apa salahnya? jangan lupa, di balik makanan mahal juga ada manusia2 indonesia juga yg cari rejeki ... ntah jadi waiter ato apa pun..mari lihat dari sudut pandang yang lain...keberatankah kita kalo kita sendiri sedang pengen makan sesuatu yg harganya mahal tapi uang kita cukup berlimpah untuk sekedar menikmatinya? kalo aku sih nggak...:)
Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.