alamanda.blogspot.com is proudly powered by Blogger
Template Design by Didats Triadi
Galungan dan Siklus Waktu
Wednesday, May 03, 2006
ini Galungan -ku yang ke-empat. Galungan pertamaku on the spot terjadi bulan Agustus, waktu aku belum tinggal di Bali, tapi sedang membantu menyiapkan pembukaan pameran tunggal Suklu. saat itu, di Batubulan, aku kebingungan menemukan semua tempat tutup, semua rumah berhias penjor dengan padi-padian dan kue digantung, serta orang-orang berpakaian adat lalu lalang tanpa kupahami apa yang terjadi. Galungan keduaku di bulan Maret tahun berikutnya, aku lalui dari satu pura ke pura yang lain. Pura Banjar Teruna, Pura Desa Peliatan, Pura di daerah Pejeng, sampai dua Pura di kawasan Nusa Dua. hari itu aku menemani Munehide Ida hunting foto upacara. dan untuk pertama kalinya aku melihat Rangda, tokoh ibu, penyihir hitam yang jahat, bersuara serak melengking dan beraura mistis dalam epik Calon Arang.
Galungan ketiga bertepatan dengan awal puasa. saat aku terjebak tanpa pilihan untuk bisa sahur dan buka hanya dengan nasi padang. lain tidak, karena aku nggak mau makan Indomie waktu puasa. mie instant gitu loh... kesannya merana banget. udahlah puasa sendiri, jauh dari keluarga dan sanak saudara... aduh, jadi mellow lagi karena mengingatnya.
kali ini, ada dua pilihan yang diberikan padaku untuk ikut serta dalam suasana Galungan yang meriah seperti Lebaran di kampung-kampung di seluruh penjuru Indonesia. aku bisa ikut ke Pura Dalam Puri dan menyaksikan semua keramaian disana bersama beberapa tamu Komaneka yang juga ingin melihatnya. kalau ikut, aku akan bisa masuk sampai ke bagian dalam yang aksesnya terbatas, karena yang memba kami adalah salah satu pengurus pura.
atau, aku bisa juga pergi ke Tampaksiring, sebuah keluarga pengrajin yang bekerja pada Onet mengundang kami semua; termasuk aku dan Nelly untuk datang ke desanya hari ini. wah...wah... aku harus atur jadual supaya yang ngajakin nggak pada kecewa.
Galungan sendiri adalah salah satu bukti kaitan erat antara kebudayaan di Bali dengan Jawa. berbeda dengan Nyepi yang perhitungannya didasarkan pada tahun Saka yang diimpor dari India, Galungan yang terjadi menuruti siklus 210 hari, dihitung berdasarkan Pawukon yang berasal dari masa Majapahit. aku menyebutnya siklus karena penanda waktu ini tidak disertai dengan angka tahun. Pawukon berawal dan berakhir di tempat yang sama, tidak bertambah, tidak berkurang. melayang diantara tahun Masehi, Hijriyah, Saka, dan tahun lainnya. perhitungan Pawukon ditandai dengan Wuku atau nama pekan (aku sengaja tidak menggunakan kata 'minggu' untuk tidak mengacaukannya dengan hari Minggu) , yang kesemuanya berjumlah 30 buah. Pawukon adalah siklus agraris, yang didasarkan pada musim tanam. Galungan dalam hal ini dimaksudkan sebagai pesta panen, merayakan keberhasilan musim tanam yang baru saja berakhir dan berdoa untuk musim tanam berikutnya. relief tentang mitos-mitos seputar Pawukon diantaranya dapat ditemui di Candi Sukuh. Galungan terjadi pada Wuku Dunggulan.
dan aku lahir di Wuku Watugunung
Galungan ketiga bertepatan dengan awal puasa. saat aku terjebak tanpa pilihan untuk bisa sahur dan buka hanya dengan nasi padang. lain tidak, karena aku nggak mau makan Indomie waktu puasa. mie instant gitu loh... kesannya merana banget. udahlah puasa sendiri, jauh dari keluarga dan sanak saudara... aduh, jadi mellow lagi karena mengingatnya.
kali ini, ada dua pilihan yang diberikan padaku untuk ikut serta dalam suasana Galungan yang meriah seperti Lebaran di kampung-kampung di seluruh penjuru Indonesia. aku bisa ikut ke Pura Dalam Puri dan menyaksikan semua keramaian disana bersama beberapa tamu Komaneka yang juga ingin melihatnya. kalau ikut, aku akan bisa masuk sampai ke bagian dalam yang aksesnya terbatas, karena yang memba kami adalah salah satu pengurus pura.
atau, aku bisa juga pergi ke Tampaksiring, sebuah keluarga pengrajin yang bekerja pada Onet mengundang kami semua; termasuk aku dan Nelly untuk datang ke desanya hari ini. wah...wah... aku harus atur jadual supaya yang ngajakin nggak pada kecewa.
Galungan sendiri adalah salah satu bukti kaitan erat antara kebudayaan di Bali dengan Jawa. berbeda dengan Nyepi yang perhitungannya didasarkan pada tahun Saka yang diimpor dari India, Galungan yang terjadi menuruti siklus 210 hari, dihitung berdasarkan Pawukon yang berasal dari masa Majapahit. aku menyebutnya siklus karena penanda waktu ini tidak disertai dengan angka tahun. Pawukon berawal dan berakhir di tempat yang sama, tidak bertambah, tidak berkurang. melayang diantara tahun Masehi, Hijriyah, Saka, dan tahun lainnya. perhitungan Pawukon ditandai dengan Wuku atau nama pekan (aku sengaja tidak menggunakan kata 'minggu' untuk tidak mengacaukannya dengan hari Minggu) , yang kesemuanya berjumlah 30 buah. Pawukon adalah siklus agraris, yang didasarkan pada musim tanam. Galungan dalam hal ini dimaksudkan sebagai pesta panen, merayakan keberhasilan musim tanam yang baru saja berakhir dan berdoa untuk musim tanam berikutnya. relief tentang mitos-mitos seputar Pawukon diantaranya dapat ditemui di Candi Sukuh. Galungan terjadi pada Wuku Dunggulan.
dan aku lahir di Wuku Watugunung
Previous posts
Archives
- December 2004
- January 2005
- February 2005
- March 2005
- April 2005
- May 2005
- June 2005
- July 2005
- August 2005
- September 2005
- October 2005
- November 2005
- December 2005
- January 2006
- February 2006
- March 2006
- April 2006
- May 2006
- June 2006
- July 2006
- August 2006
- September 2006
- October 2006
- November 2006
- December 2006
- January 2007
- February 2007
- March 2007
- April 2007
- May 2007
- June 2007
- July 2007
- August 2007
- September 2007
- October 2007
- November 2007
- December 2007
- January 2008
- February 2008
- March 2008
- April 2008
- May 2008
- June 2008
- July 2008
- August 2008
- September 2008
- October 2008
- November 2008
- December 2008
- January 2009
- February 2009
- March 2009
- April 2009
- May 2009
- June 2009
- July 2009
- August 2009
- September 2009
- October 2009
- November 2009
- December 2009
- January 2010
- February 2010
- March 2010
- May 2010
- January 2011
- April 2011
- May 2011
- June 2011
- October 2011
- November 2011
- May 2012
- October 2012
- March 2013
- April 2013
- July 2013
- March 2014
- April 2014
- June 2014
- January 2015
- April 2015
- September 2015
- October 2015
- March 2016
- July 2017
- January 2019
- November 2019
Shoutbox

Untuk pertama kalinya aku salah ketik url blogmu ini.. menjadi amalanda.blogspot.com (nggak pede pake fitur autocomplete). Amal anda diterima Tuhan YME.
*lagi nglembur*