Saturday, June 25, 2005

a twilight in petulu

burt, begitu dia menyebut namanya. aku sendiri nggak yakin apakah begini cara menulis namanya. sejujurnya, yang melayang diudara waktu dia menyebut namanya adalah bert, yang mengingatkanku pada nama tokoh di sesame street.

bert yang jangkung dan suaranya bernada rendah dan suara tawanya seperti robbie williams di lagu me and my shadow, kelihatan atletis di antara akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan. memakai celana pendek dan t-shirt hitam yang disablon gambar tokek dan tulisan I Love Ubud Bali. gerak geriknya seperti penjelajah, pecinta alam yang menyukai kegiatan-kegiatan di udara terbuka. menyandang back pack di punggungnya. setiap hal yang dilakukannya seolah pasti dan teratur. tenang, kalem tapi awas, seperti pengamat di sebuah pertandingan tenis. sepertinya, pergi ke petulu untuk melihat burung-burung kokokan pulang ke sarangnya adalah hal yang setiap hari dilakukannya.

waktu kami berjalan kaki menyusuri jalur pohon-pohon di tengah desa petulu, barulah aku lihat geraknya yang lebih ekspresif. dia minta aku menceritakan bagaimana aku bisa bekerja di komaneka. menyimak ceritaku sambil membidikkan kameranya kearah burung-burung kokokan yang mulai hinggap di sejumlah pohon dan kadang-kadang bergerombol mengitari udara diatas kepala kami dalam manuver yang cantik. pesolek dan tukang pamer... gerutuku pada burung-burung yang seluruh tubuhnya putih kecuali paruh, dan cakar-cakarnya itu...

aku suka caranya membahasakan maksudnya... berbeda dengan yang kusangka, ternyata dia bekerja untuk sebuah bank dengan aset senilai 120 milyar di bagian IT di philadelphia. setelah bertanya apakah aku bisa bicara bahasa jepang, dia bercerita tentang buku berjudul shogun and taipan, yang membuat orang bisa bicara bahasa jepang, tanpa memahami maksudnya.
waktu dia bicara tentang kisah yang dibuat oleh la fountaine, tentang burung bangau yang terlalu serakah dan menunggu ikan yang lebih besar datang sampai akhirnya menjelang sore, dia makan ikan yang sangat kecil, lebih kecil dari ikan yang ditemukannya di pagi hari... aku jadi berdiri sangat dekat dengannya dan bisa mengendus aroma sandalwood. mungkin parfum, mungkin juga aftershave...

nyaris dua jam aku menemaninya ke desa petulu sepanjang tur menjelang senja itu. cukup lama untuk tau kalo sebelum ke komaneka, dia pergi ke pulau komodo dengan kapal dan ber-scubadiving-ria, bahwa dia nggak suka nasi campur, sempat ketipu sama cabe hijau yang dikiranya peas, menghabiskan masa kecil dan sebagian masa sekolah di perancis, mau balik ke pulau komodo untuk membersihkan sampah-sampah yang dibuang sembarangan sama kapal pesiar ke pantai dan harus melompati turunan yang sempit dan curam karena menuruti saran seorang wayan waktu menjelajah di jalur trekking di sekitar ibah...

untunglah aku nggak langsung nolak waktu ayu bilang dia sendirian dan sebaiknya ditemani ke petulu walaupun udah ada driver. aku ingat usaha ayu untuk meyakinkanku kalo bert cakep. well, he's mature and not bad, ayu... not bad at all...

Wednesday, June 22, 2005

di rumah warkop

mulai minggu ini aku dapat hari libur baru. hari selasa, kedengarannya nggak keren sama sekali yah? tapi begitulah...
ketika disepakati bahwa para manager tempat-tempat umum (restoran, spa dan galeri) sebaiknya nggak libur di akhir minggu, liburku yang semula hari sabtu bergeser menjadi hari selasa. anyway, selasa adalah hari favoritku. jadi nggak ada masalah.

hari selasa ini, aku dan onet bikin rencana jalan-jalan ke denpasar. niatnya, mau ke natasha, dan juga ketemuan sama ditta di renon. kami berangkat dari ubud jam satu siang. rencana semula, akan ke rumah ditta dulu, baru ke natasha, karena nggak tau natasha yang di jalan melati itu secara aktual posisinya dimana. tapi di tengah jalan... ternyata kami lewat di jalan-jalan dengan nama bunga. jadi kami putuskan untuk bertanya pada orang disekitar situ, dimana jalan melati, dan kami menemukannya. dan menemukan natasha.

lalu karena katanya bisa perawatan... ah! aku lupa bilang, natasha itu nama klinik kecantikan dan disana kami menghabiskan beberapa jam untuk diperiksa dokter, berkonsultasi dan dipeeling dan di facial. onet yang mula-mula nggak mau perawatan jadi mau perawatan juga. hehehe....
yang kacau, disana ada mas-mas... yang aku pikir lagi nganterin ibu ato adik ato pacarnya ke natasha. dan ah, ternyata... dia yang dipanggil masuk ke dalam ruang periksa oleh dokter. wah... wah, masnya ternyata perawatan juga... walopun aku sebenernya mikir-mikir, bagian mananya dia yang mau dirawat. kalo misalnya mau wajahnya kelihatan lebih putih. adow! karena dia bener-bener legam, rasanya nggak cocok kalo wajahnya aja yang kinclong kayak ada lampu neonnya sementara seluruh tubuhnya tetap gelap. aku jadi super ramah ama dia karena tiap kali aku ketemu pandang sama dia, aku nggak kuasa menahan senyum. hihihihi...

setelah beres dari natasha, dengan wajah yang merah dan mengkilap dan bengep, kami ke rumahnya ditta... hihihi... sejujurnya lebih banyak bercucuran airmata karena facial daripada karena patah hati.... dirumah kosnya ditta, aku dikenal-kenalin sama orang-orang yang ada disana. ada mas wisnoe yang pacarnya orang perancis aseli dan tata lakunya masih perancis abisss... toni yang arsitek dan ternyata orang bandung, frank yang berdarah cina-belanda dan lama tinggal di amerika tapi kemudian dideportasi ke indonesia karena visa-nya udah kadaluwarsa...
sibuk ngobrol-ngobrol banget... dan banyak juga gosip yang disebar-sebarkan. terutama kalo yang hubungannya ama orang-orang gila di jogja. wakakaka...

ditta bilang sama aku kalo waktu dion pergi ke rumah itu, dia bilang rumah itu seperti rumah warkop, dan lalu dia nanyain dimana eva arnaz dan kapan dia keluar. hihihi... sebetulnya sebagai rumah kos rumah itu lumayan seru, kok. terutama karena orang-orangnya kayaknya lucu-lucu...

hmmm...
kami lalu makan di nasi goreng kambing!!! dan makan es kopyor yang luar biasa manis. heran... seneng banget bisa makan nasi goreng kambing yang rasanya kayak nasi goreng kambing di depan gereja kotabaru di jogja. menurutku, itulah rasa nasi goreng kambing yang bener. nasi goreng kambing rasa bener!!!
bener-bener hari libur. a girls day out yang absolutely fun!!!

Sunday, June 19, 2005

in the search of an impotent man

begitulah judul bukunya.
waktu kutemukan terselip di rak buku, aku langsung ketawa-ketawa membayangkannya... buku ini kayaknya seru. jadi aku putuskan untuk membacanya. lalu bercerita disini...

carmen legg, tigapuluh lima tahun, punya perusahaan asuransi-nya sendiri, naik bmw dan punya apartemen cantik di tengah kota yang penuh berisi bangunan tua. sebuah kota di jerman, yang tak bernama. langsing dan semampai, dengan kaki panjang dan rambut berwarna cokelat kemerahan yang tergerai di punggung dan mata berwarna hazel, bibir dan payudara dan lekuk tubuh yang penuh. terlalu cantik dan terlalu menarik untuk dilewatkan begitu saja.

menyadari bahwa nyaris sepanjang hidupnya carmen menghabiskan waktu untuk berusaha keras mengenyahkan laki-laki yang terus menerus merongrong hidupnya dengan alasan yang sama; seks- ia lalu memutuskan untuk memasang iklan di koran untuk mencari laki-laki yang impoten. clear-headed-man. begitu tulisnya dalam iklan koran itu.

pacar yang terakhir didepaknya; peter, datang hanya karena seks. lain tidak. mengendap-endap di larut malam, dan bergegas pergi di pagi hari, peter diusir pergi dari hidup carmen ketika suatu malam, setelah hari yang melelahkan, carmen yang sedang letih luarbiasa dan sama sekali nggak mood,menemukan peter di tempat tidurnya, dibawah selimut, tanpa suatu apapun dikenakannya. waktu carmen menolak ajakannya, peter terus mendesak sambil bertanya; apa yang salah? sampai carmen kehabisan kesabaran, dan demikianlah pencarian laki-laki impoten dimulai.

ada stefan yang kaya raya dan memiliki kastil warisan dari dinasti pengusaha berlian yang menambang di pedalaman afrika selatan, sebagian wilaya pendudukan jerman dimasa lalu. ada frederic yang muda dan penuh semangat, yang selalu mengenakan jeans belel, t-shirt dan jaket kulit. ada laki-laki yang jadi impoten karena pekerjaannya yang berat dan ngajakin carmen pergi ke new york. dan ada david yang datang dengan membawa anjing superbesar waktu menemui carmen pertama kalinya. ada tokoh lain yang bernama tapi nggak berwajah seperti ayah dan ibu carmen. juga tiga orang perampok di toko perhiasan keluarga von kaltenstein serta tujuh orang sandera dan dua orang polisi reaksi cepat jerman. lalu ada juga elvira, lajang berusia delapan puluh tahun yang tinggal satu lantai dibawah apartemen carmen. laura, sahabat baiknya dan berta, asistennya di kantor. ada seorang penyihir dan seorang ahli syaraf pada siapa carmen berkonsultasi, setelah dalam waktu singkat carmen menyadari kalau dia jatuh cinta pada david franck dan pada saat yang sama menginginkan agar david nggak impoten lagi.

dan ternyata david memang nggak impoten. dia hanya berpura-pura, supaya bisa berdekatan dengan carmen setelah dia melihat carmen bertemu dengan stefan di cafe kohler dan mendengar apa yang mereka bicarakan, dan melihat iklan di koran yang waktu itu dibawa dan dilingkari dengan pena merah.

ah!

ill related lifestyle

pertengahan bulan juni. waktunya deadline majalah berhamburan. di waktu-waktu seperti ini, istirahat jadi barang yang mahal, karena kerja desain selalu dikejar-kejar-kejar waktu. heran deh... majalah-majalah itu selalu lambat kasih pemberitahuan kapan deadline materi mereka.

nah, kalo disaat seperti itu aku harus sakit, dan dokter menyuruhku tidur di rumah selama dua hari penuh, dengan obat yang dipastikan bikin aku tidur, itu yang namanya kemewahan...

ke dokter, beli persediaan logistik dan makan siang hari pertama ditemani wayan. makan malam diatur kaoru-san dan denik, dianter ke rumah sama pande. besoknya, giliran kadek ani yang datang bawa ransum seharian penuh. semua pekerjaan dengan majalah dicover indra. dan kaoru-san. tapi tentu saja aku nggak bisa lepas gitu aja walopun udah jelas-jelas nggak bisa ngantor. sekarang gilirannya hp yang nggak henti-hentinya berdering-dering...

aku bilang sama gungdek kalo aku gak bisa masuk... karena aku telepon nggak ada yang angkat, jadi aku putuskan untuk kirim sms. eh, ternyata hp-nya nggak dibawa sama gungdek... jadilah stafku di galeri bingung karena sampai siang aku masih belum datang, tanpa keterangan, dan beberapa orang dari segala penjuru resort dan tanggayuda menelepon. lalu staf FO juga kebingungan karena beberapa telepon dari luar tidak bisa disambungkan langsung padaku. beberapa orang dari majalah sempat menelepon ke hp juga... dan mereka langsung dijawab sama suara yang udah nggak bisa dibilang sehat pula...

bicara tentang yang kulakukan selama sakit, selain ngobrol di hp dan sms-an... adalah menyelesaikan 'river of darkness'-nya rennie airth. pengarang novel ini dulunya kerja untuk reuters, dan dia menulis setting novelnya di tahun 1921, nggak lama setelah perang dunia pertama selesai. waktu pembunuhnya sudah ditemukan dan mati bunuh diri dengan bayonet yang dipakainya untuk menghabisi nyawa sebelas orang korban, aku jadi bosan. akhirnya aku nonton dvd atas saran anto. dan tentu saja tidur. selama dua hari itu, aku bisa tidur siang dengan nyaman tanpa rasa berdosa, walopun pasti dibangunkan oleh dering telepon...

Thursday, June 09, 2005

tahap aman

masih keringetan. seragam baruku kainnya linen dan itu lebih gerah daripada seri baju seragam yang sebelumnya...
keringetan karena barusan aja ngebantuin denik ngebungkus lukisan ukuran 190 x 140 cm. fiuhhh!
gini caranya. dilepasi dulu staples dan paku-paku kecil yang dipake untuk menahan kanvas di spanramnya, lalu setelah itu, kanvas dilepaskan, diletakkan terbalik diatas kertas pembungkus, digulung, dikunci kedua ujungnya, dimasukkan kedalam pipa pvc, ditutup kedua ujungnya lagi. direkat kuat kedua ujungnya, dan udah!

selain lukisan itu, ada satu lukisan lagi yang juga dikemas, dibeli oleh pasangan yang sama.
dengan demikian, bulan ini galeriku udah melewati tahap aman dari sisi penghasilan.
masih bisa makan sampai bulan depan!!!

Tuesday, June 07, 2005

in berlin

Melancholic Bitch, the band will support Teater Garasi's
Waktu Batu # 3 - Deus Ex Machina and My Feelings for You
on the IN TRANSIT Festival, Berlin 2005.

They will play for three nights in a row, started from 9 June 2005 until 11 June 2005
Be there, would you?!

Tuesday, May 31, 2005

tears of hospitality

I have another photo-shooting session that sunday morning. a korean photographer for an agent called forever marine will do a session in tanggayuda. forever marine. sounds so coastal, eh?
well, but first I have to come down to the resort to check the daily neka museum tours. I found that no one will go to the museum this morning, but the painters group from san francisco will checking out soon.

so I set myself in the front office that sunny sunday morning, along with drivers, room-boys and concierges who will help those ladies to lift their luggage and wave them goodbye. they've been staying for ten days and the group and me had had acquainted quite well in the meantime. I feel that I must see them for the last time.

what a good day for a journey home!

when I handed the farewell mementoes which are small batik bag with a pandanus pouch inside, filled with bath salt, oil massage and a bar of natural soap, at first they think that I give it to bonnie for her birthday. but soon, I give it to all of them and they're fall in delight and grace. you may think that I was just being hyperbolic, but I didn't. some of them are seriously had glass of tear drops in their eyes out of thrill, though it hadn't falling yet.

so I wave, hugged and kissed those ladies gently on their cheek. bonnie who said that if I come to san francisco, she will pick me up in the airport, give me her spare room and show me around. sandy that will come back in 2007, leslie who will have a new haircut just like mine and already had some pictures of my hairstyle, susan who wept in her struggle to keep the tears from pouring down, terry who really made me almost fall in tears and couldn't do nothing but whisper as she sobbed, gwen and her big smile, charlotte and sherly... and ed! who can no longer smile and joked the way he usually did, and bob, who shared the same name with my beloved laptop. ibob... as indra would say.

see you again, ladies! and don't forget your passport!

Sunday, May 29, 2005

melancholy green

setelah tinggal di ubud, aku jadi ngerti ngelangut itu gimana rasanya. dan juga jadi tau kerinduan yang nggak bisa dijelaskan itu seperti apa... ini mungkin akan jadi posting yang agak mengharubiru, kalo nggak malah jadi konyol, tapi kira-kira begitulah yang mau kutuliskan...

di hadapanku setiap hari, terhampar petak kebun yang berwarna hijau segar karena para tukang kebun penata landscape rajin menyiraminya hampir tiap hari. diatas rimbunan di depanku, ada mesin ac, yang setiap hari meneteskan air tak henti-hentinya. jadi, kalau sedang nggak ada orang atau mobil yang lewat, yang kudengar adalah tetes air yang jatuh diatas daun dan warna hijau segar yang terbasuh air terus menerus. atau suara hujan... dan hembusan angin yang membawa rintik air hujan dan bau tanah basah sehabis hujan...tentu saja kalau sedang hujan...

kalau aku berjalan melewati lobi, yang terlihat adalah hamparan hijau rumput di sebelah kanan, dan rimbunan heliconia di sebelah kiri, dengan bunga-bunga merah berseling kuning yang menjuntai malas dari pelepahnya. jangan heran, keluarga heliconia yang kami tanam disini emang dari keluarga yang deket ke pohon pisang. dan kalau jalan lebih jauh lagi, dan sampai di simpang jalan antara ke main pool dan ke spa, ada banyak yang bisa dilihat. bunga embun yang warnanya saga bercampur kebiruan, kolam dengan air mancur kecil yang menggoda, bayangan kolam renang berwarna hjau yang menghanyutkan, dan hamparan padi di sawah... yang sekarang ini sedang hijau-hijaunya, bergoyang, melambai-lambai seolah memanggil-manggil.
yang dipanggilnya bukan hanya pandangan mata. tak jarang, yang dipanggilnya adalah kenangan... dan perasaan-perasaan dimasa lalu.

dan kalau aku menatap hamparan sawah itu hari-hari belakangan ini, lalu berhenti memikirkan pekerjaan, tiba-tiba aku merasa rindu. dan itu rasa kehilangan yang nggak bisa dijelaskan. pada sesuatu yang aku nggak tau apa, dan pada seseorang yang aku juga nggak tau siapa... menjauhkan pandangku dan menarikku dari dunia nyata. lalu ubud terasa lebih sunyi, dan aku seperti sedang ada di sebuah lorong, dan suara-suara terdengar jauh... dan cahaya terang di depan cuma terlihat sayup-sayup...
aku nggak bisa berhenti memikirkan jogja kalau sudah begitu. rasanya ada sesuatu yang memanggil-manggilku disana. apakah itu kenangan? aku nggak tau. aku hanya jadi sendu dan satu demi satu tempat dan orang-orang yang kukenal bermunculan. lalu kejadian-kejadian juga mulai berlompatan dari laci ingatan...

ah... mungkin juga aku cuma sedang melankolis dan terribly sensitive. hmm... aku harap bisa ketemu ferdi kalo udah kayak gini. dan kayaknya aku juga udah mulai garing deh gara-gara kangen ini. kalo harus ke kamar dan ngeliat bunga-bunga yang mengambang di bathub showing room, dan seberkas cahaya jatuh di air berbunga itu... aku juga jadi sendu...

Wednesday, May 25, 2005

the rituals

belum jam tujuh pagi, tapi aku sudah terbirit-birit ke kamar mandi. ada photo shooting hari ini, dan aku udah janjian sama kaoru untuk ketemu jam tujuh tigapuluh di galeri. di kamar mandi itu ada cermin yang memuat separuh tubuh seluas pasfoto. dan kalau aku nggak ingat kaoru, mungkin akan menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk mandi. entah kenapa hari ini aku mandi sambil mematut-matut diri di depan cermin. ngaca terusss...

setelah meratakan krem pagi yang transparan dan lembut seperti gel, aku mengusapkan krem tirai matahari keseluruh wajah. lalu bedak tabur. aku nggak pernah suka pakai bedak padat. bedak padat selalu terasa berat dan bikin pori-pori tersumbat. benar-benar gerah.
lalu aku mulai dengan bibir. lipliner clover pink body shop kugariskan membentuk bibir. lalu di seluruh permukaan bibir bawah kuulaskan lipgloss make up forever yang sewarna dengan bibir tapi agak mengkilap dan wanginya seperti susu cokelat. terakhir, lipstik body shop nomor 14 kusapukan tipis-tipis. sebenarnya ini agak seperti mengecat karena aku pake kuas bibir.

untuk mata, aku memulainya dengan pasta alis body shop warna cokelat tua yang diterakan dengan sikat alis supaya merata dan bentuknya alami. setelah itu eye definer warna taupe body shop di garis mata bagian atas. aku nggak menggarisnya di bagian bawah karena kalau mau ke kantor seperti sekarang ini, bikin garis mata yang smoky rasanya terlalu berlebihan. sedikit eye shade body shop nomor 37 untuk kesan mata yang terang dan cerah sebelum memakai sky high mascara-nya maybelline.

rambutku sudah nggak perlu disisir setelah dipotong seperti sekarang, cukup dengan jari, membawa arahnya kedepan dan dijatuhkan ke sebelah kiri sambil mengusapkan creator crystal wax makarizo. sebelum meninggalkan kamar, kusemprotkan altaro body shop dari botolnya yang unik dan berwarna ungu. udara diluar masih dingin. embun dan sisa-sisa kabut masih menggantung di jalan, tapi aku harus ngebut ke tanggayuda sekarang!

ah, I'm so sorry for being too narcist today

Monday, May 23, 2005

pieces of nothing that falls

kamu mau cari pacar atau cari suami?
begitu ayin dan ade bertanya padaku kemarin. aku terkesiap. pertanyaan macam apa ini? kenapa tiba-tiba semua laki-laki harus dihitung nilainya dengan sebuah pertanyaan yang sederhana sekaligus rumit untuk dijawab. tapi pertanyaan itu sendiri baru awal. karena aku lantas dihadapkan pada pertanyaan lain... nilai seperti apa yang akan kupergunakan untuk sebuah pernikahan? pernikahan seperti apa yang kuinginkan? laki-laki seperti apa yang kuanggap tepat untuk menjadi suami?

*ah...ah...ah...

bertahun-tahun yang lalu, rasanya aku pernah bilang sama luvy kalau
... suatu hari nanti mungkin aku akan menikah dengan seorang teman. mungkin kami tidak pernah pacaran, tapi kami sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, dan saling memahami dan suatu hari masing-masing kami berpikir, dan lalu bersepakat "why don't we give it a try?"
mendengar ini, luvy bilang dia nggak perlu jadi pacarku kalo gitu...
*ahaha

sudah lama aku berhenti memikirkan cinta yang menyala-nyala seperti api. aku akan baik-baik saja kalau aku bisa cukup tahan bertemu dengan orang yang sama, terus menerus, untuk waktu yang lama. nggak harus serba sempurna, tapi bisa kuterima kekurangannya. aku mau laki-laki yang bikin hidupku jadi sederhana. yang tau kenapa aku harus diberi ruang dan bisa kupercaya. aku nggak takut sendiri, dan nggak keberatan ditemani. aku cuma lelah dengan perasaan-perasaan, dengan kecemasan dan luka bakar...

lalu dia mengirimiku kalimat-kalimat ini...

and I'll do anything you ever dreamed to be complete
a little pieces of nothing that falls
do you wanna get married or run away?


hmmm... itu potongan-potongan dari slide-nya goo goo dolls. dia menulisnya dalam pesan yang berjudul I'll run away with you... lalu dia bicara banyak. pikiran-pikiran itu ternyata juga ada dalam benaknya. aku jadi mengingat-ingat percakapan-percakapanku dengan-nya... yang panjang dan lama... yang dulu sering bikin aku termenung. well, asal gombalnya nggak kumat aja!
*ehehe...kamu pasti nggak setuju kalo aku bilang kamu gombal 'kan?
dan dia menulis lagi...

I think I could marry you if it's okay with you...
someday when the books have forgotten how to read the names
and the fire remember the flame...somehow...


bulan juni sebentar lagi datang...
berkemas dan pergilah untuk festival itu. lalu sepulang dari berlin, datanglah ke ubud... kita punya banyak hal untuk dibicarakan. dan kurasa kamu akan setuju denganku kali ini

didepan semangkuk sup mulut ikan hiu

dia sudah menunggu kami di lobi. dengan senyum yang sama dan potongan rambut yang baru, yang kata kaoru seperti boneka. ah, aku lebih suka menyebutnya dakocan. senyumnya mengembang melihat kami bergegas menghampirinya. aku juga tersenyum, mengingat kalimat terakhirnya waktu menelepon kemarin malam...

"please come. please disturb me"

oh... oh...
aku dan kaoru saling bersepakat bahwa kami terlalu baik hati padanya. kami mengarungi satu setengah jam perjalanan dalam temaram dari ubud menuju ujung dunia bagian selatan, untuk sampai di ritz-carlton, nun di ujung jimbaran, demi hida a.k.a idapon a.k.a ida-san.
tapi percayalah, aku dan kaoru senang hati melakukannya, karena posting ini nggak kubuat untuk ngomel tentang betapa panjang dan gelapnya jalan yang kami lalui. duh... ada hotel segitu gede tapi sepanjang jalan menuju gerbang selepas four seasons sama sekali nggak ada lampu jalan! gilingan...

well, kaoru udah cerita banyak tentang apa yang dia lihat di apartemen hida yang baru di tokyo, juga udah cerita tentang rave party waktu hida nge-DJ di deket shinjuku dan gimana clumsy-nya dia pas mainin set karena kurang latihan dan jadi salah terus. kaoru juga udah cerita tentang mobil kesayangan hida yang namanya akemi-chan... dan semuanya dengan komentar yang sama. hancur! berantakan. kayak kapal pecah...
jadi malam ini, waktu ketemu, yang aku lakukan cukup menggodanya ...
*ahaha!

waktu makan malam di chinese restaurant, kami membuat pengaturan yang sederhana... aku dan hida duduk berhadapan, sementara kaoru berhadapan dengan publisher dan agent yang datang bersama hida dari jepang, yang kedua-duanya nggak bisa bahasa inggris. semeja, tapi beda dunia. aku nggak akan berkutik kalo mereka semua ngomong jepang dehhh!!!

kami makan udang yang dibumbu merah dengan cabe kering, fu yung hai, cumi dengan sayuran dan sup mulut ikan hiu yang direkomendasi oleh si agent. syukurlah si sup tidak datang bersama giginya. dan harapanku hiu yang mereka buat sup malam ini bukan hiu yang berasal dari laut cina selatan, atau bagan siapi-api... karena kalau dari sana, boleh jadi di mulut hiu itu sebelumnya ada korban tsunami. hiiiy!!!

ketika waktu sudah merambat lewat dari jam sepuluh malam, setiap orang di meja itu merasa enggan untuk pergi. tapi besok pagi setumpuk kerja sudah menunggu kami. dan yang lebih parah, hida dan kawan-kawan besok akan langsung check out dan malamnya terbang ke tokyo. lusa, pagi hari tepat setelah mereka sampai di narita, mereka harus langsung bekerja lagi, menyelesaikan report, tulisan dan retouch foto sebelum terlambat karena tenggat sudah dekat. jadual yang luarbiasa padat. kalo abe pernah bilang betapa keras aku bekerja seperti pejuang... tiba-tiba aku merasa kalau perjuanganku belum ada apa-apanya kalo dibandingkan dengan mereka...

mind you, aku sempat berterima kasih pada hida karena beberapa hari sebelumnya, dia ikut repot membantu riset kecilku tentang sumo. dan karena dia nggak tau siapa yokozuna dan ozeki yang paling ngetop sekarang ini, dia bertanya pada ibunya. aduh, dia sampai ambil resiko ditanya-tanya sama ibunya karena tiba-tiba mencari tau tentang sumo. dia bilang ibunya sampai heran karena seumur-umur hida nggak pernah tertarik sama sumo.
waaaw! maafin yaaa... udah bikin heboh!

"see you next month. maybe" katanya ketika tubuhnya menjauh dariku.
turn your working mode again, idapon. jangan katakan selamat tinggal. kita akan bertemu setiap hari di tempat dimana kamu bisa mengirimiku bintang di setiap akhir percakapan...

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...