Sunday, June 19, 2005

ill related lifestyle

pertengahan bulan juni. waktunya deadline majalah berhamburan. di waktu-waktu seperti ini, istirahat jadi barang yang mahal, karena kerja desain selalu dikejar-kejar-kejar waktu. heran deh... majalah-majalah itu selalu lambat kasih pemberitahuan kapan deadline materi mereka.

nah, kalo disaat seperti itu aku harus sakit, dan dokter menyuruhku tidur di rumah selama dua hari penuh, dengan obat yang dipastikan bikin aku tidur, itu yang namanya kemewahan...

ke dokter, beli persediaan logistik dan makan siang hari pertama ditemani wayan. makan malam diatur kaoru-san dan denik, dianter ke rumah sama pande. besoknya, giliran kadek ani yang datang bawa ransum seharian penuh. semua pekerjaan dengan majalah dicover indra. dan kaoru-san. tapi tentu saja aku nggak bisa lepas gitu aja walopun udah jelas-jelas nggak bisa ngantor. sekarang gilirannya hp yang nggak henti-hentinya berdering-dering...

aku bilang sama gungdek kalo aku gak bisa masuk... karena aku telepon nggak ada yang angkat, jadi aku putuskan untuk kirim sms. eh, ternyata hp-nya nggak dibawa sama gungdek... jadilah stafku di galeri bingung karena sampai siang aku masih belum datang, tanpa keterangan, dan beberapa orang dari segala penjuru resort dan tanggayuda menelepon. lalu staf FO juga kebingungan karena beberapa telepon dari luar tidak bisa disambungkan langsung padaku. beberapa orang dari majalah sempat menelepon ke hp juga... dan mereka langsung dijawab sama suara yang udah nggak bisa dibilang sehat pula...

bicara tentang yang kulakukan selama sakit, selain ngobrol di hp dan sms-an... adalah menyelesaikan 'river of darkness'-nya rennie airth. pengarang novel ini dulunya kerja untuk reuters, dan dia menulis setting novelnya di tahun 1921, nggak lama setelah perang dunia pertama selesai. waktu pembunuhnya sudah ditemukan dan mati bunuh diri dengan bayonet yang dipakainya untuk menghabisi nyawa sebelas orang korban, aku jadi bosan. akhirnya aku nonton dvd atas saran anto. dan tentu saja tidur. selama dua hari itu, aku bisa tidur siang dengan nyaman tanpa rasa berdosa, walopun pasti dibangunkan oleh dering telepon...

Thursday, June 09, 2005

tahap aman

masih keringetan. seragam baruku kainnya linen dan itu lebih gerah daripada seri baju seragam yang sebelumnya...
keringetan karena barusan aja ngebantuin denik ngebungkus lukisan ukuran 190 x 140 cm. fiuhhh!
gini caranya. dilepasi dulu staples dan paku-paku kecil yang dipake untuk menahan kanvas di spanramnya, lalu setelah itu, kanvas dilepaskan, diletakkan terbalik diatas kertas pembungkus, digulung, dikunci kedua ujungnya, dimasukkan kedalam pipa pvc, ditutup kedua ujungnya lagi. direkat kuat kedua ujungnya, dan udah!

selain lukisan itu, ada satu lukisan lagi yang juga dikemas, dibeli oleh pasangan yang sama.
dengan demikian, bulan ini galeriku udah melewati tahap aman dari sisi penghasilan.
masih bisa makan sampai bulan depan!!!

Tuesday, June 07, 2005

in berlin

Melancholic Bitch, the band will support Teater Garasi's
Waktu Batu # 3 - Deus Ex Machina and My Feelings for You
on the IN TRANSIT Festival, Berlin 2005.

They will play for three nights in a row, started from 9 June 2005 until 11 June 2005
Be there, would you?!

Tuesday, May 31, 2005

tears of hospitality

I have another photo-shooting session that sunday morning. a korean photographer for an agent called forever marine will do a session in tanggayuda. forever marine. sounds so coastal, eh?
well, but first I have to come down to the resort to check the daily neka museum tours. I found that no one will go to the museum this morning, but the painters group from san francisco will checking out soon.

so I set myself in the front office that sunny sunday morning, along with drivers, room-boys and concierges who will help those ladies to lift their luggage and wave them goodbye. they've been staying for ten days and the group and me had had acquainted quite well in the meantime. I feel that I must see them for the last time.

what a good day for a journey home!

when I handed the farewell mementoes which are small batik bag with a pandanus pouch inside, filled with bath salt, oil massage and a bar of natural soap, at first they think that I give it to bonnie for her birthday. but soon, I give it to all of them and they're fall in delight and grace. you may think that I was just being hyperbolic, but I didn't. some of them are seriously had glass of tear drops in their eyes out of thrill, though it hadn't falling yet.

so I wave, hugged and kissed those ladies gently on their cheek. bonnie who said that if I come to san francisco, she will pick me up in the airport, give me her spare room and show me around. sandy that will come back in 2007, leslie who will have a new haircut just like mine and already had some pictures of my hairstyle, susan who wept in her struggle to keep the tears from pouring down, terry who really made me almost fall in tears and couldn't do nothing but whisper as she sobbed, gwen and her big smile, charlotte and sherly... and ed! who can no longer smile and joked the way he usually did, and bob, who shared the same name with my beloved laptop. ibob... as indra would say.

see you again, ladies! and don't forget your passport!

Sunday, May 29, 2005

melancholy green

setelah tinggal di ubud, aku jadi ngerti ngelangut itu gimana rasanya. dan juga jadi tau kerinduan yang nggak bisa dijelaskan itu seperti apa... ini mungkin akan jadi posting yang agak mengharubiru, kalo nggak malah jadi konyol, tapi kira-kira begitulah yang mau kutuliskan...

di hadapanku setiap hari, terhampar petak kebun yang berwarna hijau segar karena para tukang kebun penata landscape rajin menyiraminya hampir tiap hari. diatas rimbunan di depanku, ada mesin ac, yang setiap hari meneteskan air tak henti-hentinya. jadi, kalau sedang nggak ada orang atau mobil yang lewat, yang kudengar adalah tetes air yang jatuh diatas daun dan warna hijau segar yang terbasuh air terus menerus. atau suara hujan... dan hembusan angin yang membawa rintik air hujan dan bau tanah basah sehabis hujan...tentu saja kalau sedang hujan...

kalau aku berjalan melewati lobi, yang terlihat adalah hamparan hijau rumput di sebelah kanan, dan rimbunan heliconia di sebelah kiri, dengan bunga-bunga merah berseling kuning yang menjuntai malas dari pelepahnya. jangan heran, keluarga heliconia yang kami tanam disini emang dari keluarga yang deket ke pohon pisang. dan kalau jalan lebih jauh lagi, dan sampai di simpang jalan antara ke main pool dan ke spa, ada banyak yang bisa dilihat. bunga embun yang warnanya saga bercampur kebiruan, kolam dengan air mancur kecil yang menggoda, bayangan kolam renang berwarna hjau yang menghanyutkan, dan hamparan padi di sawah... yang sekarang ini sedang hijau-hijaunya, bergoyang, melambai-lambai seolah memanggil-manggil.
yang dipanggilnya bukan hanya pandangan mata. tak jarang, yang dipanggilnya adalah kenangan... dan perasaan-perasaan dimasa lalu.

dan kalau aku menatap hamparan sawah itu hari-hari belakangan ini, lalu berhenti memikirkan pekerjaan, tiba-tiba aku merasa rindu. dan itu rasa kehilangan yang nggak bisa dijelaskan. pada sesuatu yang aku nggak tau apa, dan pada seseorang yang aku juga nggak tau siapa... menjauhkan pandangku dan menarikku dari dunia nyata. lalu ubud terasa lebih sunyi, dan aku seperti sedang ada di sebuah lorong, dan suara-suara terdengar jauh... dan cahaya terang di depan cuma terlihat sayup-sayup...
aku nggak bisa berhenti memikirkan jogja kalau sudah begitu. rasanya ada sesuatu yang memanggil-manggilku disana. apakah itu kenangan? aku nggak tau. aku hanya jadi sendu dan satu demi satu tempat dan orang-orang yang kukenal bermunculan. lalu kejadian-kejadian juga mulai berlompatan dari laci ingatan...

ah... mungkin juga aku cuma sedang melankolis dan terribly sensitive. hmm... aku harap bisa ketemu ferdi kalo udah kayak gini. dan kayaknya aku juga udah mulai garing deh gara-gara kangen ini. kalo harus ke kamar dan ngeliat bunga-bunga yang mengambang di bathub showing room, dan seberkas cahaya jatuh di air berbunga itu... aku juga jadi sendu...

Wednesday, May 25, 2005

the rituals

belum jam tujuh pagi, tapi aku sudah terbirit-birit ke kamar mandi. ada photo shooting hari ini, dan aku udah janjian sama kaoru untuk ketemu jam tujuh tigapuluh di galeri. di kamar mandi itu ada cermin yang memuat separuh tubuh seluas pasfoto. dan kalau aku nggak ingat kaoru, mungkin akan menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk mandi. entah kenapa hari ini aku mandi sambil mematut-matut diri di depan cermin. ngaca terusss...

setelah meratakan krem pagi yang transparan dan lembut seperti gel, aku mengusapkan krem tirai matahari keseluruh wajah. lalu bedak tabur. aku nggak pernah suka pakai bedak padat. bedak padat selalu terasa berat dan bikin pori-pori tersumbat. benar-benar gerah.
lalu aku mulai dengan bibir. lipliner clover pink body shop kugariskan membentuk bibir. lalu di seluruh permukaan bibir bawah kuulaskan lipgloss make up forever yang sewarna dengan bibir tapi agak mengkilap dan wanginya seperti susu cokelat. terakhir, lipstik body shop nomor 14 kusapukan tipis-tipis. sebenarnya ini agak seperti mengecat karena aku pake kuas bibir.

untuk mata, aku memulainya dengan pasta alis body shop warna cokelat tua yang diterakan dengan sikat alis supaya merata dan bentuknya alami. setelah itu eye definer warna taupe body shop di garis mata bagian atas. aku nggak menggarisnya di bagian bawah karena kalau mau ke kantor seperti sekarang ini, bikin garis mata yang smoky rasanya terlalu berlebihan. sedikit eye shade body shop nomor 37 untuk kesan mata yang terang dan cerah sebelum memakai sky high mascara-nya maybelline.

rambutku sudah nggak perlu disisir setelah dipotong seperti sekarang, cukup dengan jari, membawa arahnya kedepan dan dijatuhkan ke sebelah kiri sambil mengusapkan creator crystal wax makarizo. sebelum meninggalkan kamar, kusemprotkan altaro body shop dari botolnya yang unik dan berwarna ungu. udara diluar masih dingin. embun dan sisa-sisa kabut masih menggantung di jalan, tapi aku harus ngebut ke tanggayuda sekarang!

ah, I'm so sorry for being too narcist today

Monday, May 23, 2005

pieces of nothing that falls

kamu mau cari pacar atau cari suami?
begitu ayin dan ade bertanya padaku kemarin. aku terkesiap. pertanyaan macam apa ini? kenapa tiba-tiba semua laki-laki harus dihitung nilainya dengan sebuah pertanyaan yang sederhana sekaligus rumit untuk dijawab. tapi pertanyaan itu sendiri baru awal. karena aku lantas dihadapkan pada pertanyaan lain... nilai seperti apa yang akan kupergunakan untuk sebuah pernikahan? pernikahan seperti apa yang kuinginkan? laki-laki seperti apa yang kuanggap tepat untuk menjadi suami?

*ah...ah...ah...

bertahun-tahun yang lalu, rasanya aku pernah bilang sama luvy kalau
... suatu hari nanti mungkin aku akan menikah dengan seorang teman. mungkin kami tidak pernah pacaran, tapi kami sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, dan saling memahami dan suatu hari masing-masing kami berpikir, dan lalu bersepakat "why don't we give it a try?"
mendengar ini, luvy bilang dia nggak perlu jadi pacarku kalo gitu...
*ahaha

sudah lama aku berhenti memikirkan cinta yang menyala-nyala seperti api. aku akan baik-baik saja kalau aku bisa cukup tahan bertemu dengan orang yang sama, terus menerus, untuk waktu yang lama. nggak harus serba sempurna, tapi bisa kuterima kekurangannya. aku mau laki-laki yang bikin hidupku jadi sederhana. yang tau kenapa aku harus diberi ruang dan bisa kupercaya. aku nggak takut sendiri, dan nggak keberatan ditemani. aku cuma lelah dengan perasaan-perasaan, dengan kecemasan dan luka bakar...

lalu dia mengirimiku kalimat-kalimat ini...

and I'll do anything you ever dreamed to be complete
a little pieces of nothing that falls
do you wanna get married or run away?


hmmm... itu potongan-potongan dari slide-nya goo goo dolls. dia menulisnya dalam pesan yang berjudul I'll run away with you... lalu dia bicara banyak. pikiran-pikiran itu ternyata juga ada dalam benaknya. aku jadi mengingat-ingat percakapan-percakapanku dengan-nya... yang panjang dan lama... yang dulu sering bikin aku termenung. well, asal gombalnya nggak kumat aja!
*ehehe...kamu pasti nggak setuju kalo aku bilang kamu gombal 'kan?
dan dia menulis lagi...

I think I could marry you if it's okay with you...
someday when the books have forgotten how to read the names
and the fire remember the flame...somehow...


bulan juni sebentar lagi datang...
berkemas dan pergilah untuk festival itu. lalu sepulang dari berlin, datanglah ke ubud... kita punya banyak hal untuk dibicarakan. dan kurasa kamu akan setuju denganku kali ini

didepan semangkuk sup mulut ikan hiu

dia sudah menunggu kami di lobi. dengan senyum yang sama dan potongan rambut yang baru, yang kata kaoru seperti boneka. ah, aku lebih suka menyebutnya dakocan. senyumnya mengembang melihat kami bergegas menghampirinya. aku juga tersenyum, mengingat kalimat terakhirnya waktu menelepon kemarin malam...

"please come. please disturb me"

oh... oh...
aku dan kaoru saling bersepakat bahwa kami terlalu baik hati padanya. kami mengarungi satu setengah jam perjalanan dalam temaram dari ubud menuju ujung dunia bagian selatan, untuk sampai di ritz-carlton, nun di ujung jimbaran, demi hida a.k.a idapon a.k.a ida-san.
tapi percayalah, aku dan kaoru senang hati melakukannya, karena posting ini nggak kubuat untuk ngomel tentang betapa panjang dan gelapnya jalan yang kami lalui. duh... ada hotel segitu gede tapi sepanjang jalan menuju gerbang selepas four seasons sama sekali nggak ada lampu jalan! gilingan...

well, kaoru udah cerita banyak tentang apa yang dia lihat di apartemen hida yang baru di tokyo, juga udah cerita tentang rave party waktu hida nge-DJ di deket shinjuku dan gimana clumsy-nya dia pas mainin set karena kurang latihan dan jadi salah terus. kaoru juga udah cerita tentang mobil kesayangan hida yang namanya akemi-chan... dan semuanya dengan komentar yang sama. hancur! berantakan. kayak kapal pecah...
jadi malam ini, waktu ketemu, yang aku lakukan cukup menggodanya ...
*ahaha!

waktu makan malam di chinese restaurant, kami membuat pengaturan yang sederhana... aku dan hida duduk berhadapan, sementara kaoru berhadapan dengan publisher dan agent yang datang bersama hida dari jepang, yang kedua-duanya nggak bisa bahasa inggris. semeja, tapi beda dunia. aku nggak akan berkutik kalo mereka semua ngomong jepang dehhh!!!

kami makan udang yang dibumbu merah dengan cabe kering, fu yung hai, cumi dengan sayuran dan sup mulut ikan hiu yang direkomendasi oleh si agent. syukurlah si sup tidak datang bersama giginya. dan harapanku hiu yang mereka buat sup malam ini bukan hiu yang berasal dari laut cina selatan, atau bagan siapi-api... karena kalau dari sana, boleh jadi di mulut hiu itu sebelumnya ada korban tsunami. hiiiy!!!

ketika waktu sudah merambat lewat dari jam sepuluh malam, setiap orang di meja itu merasa enggan untuk pergi. tapi besok pagi setumpuk kerja sudah menunggu kami. dan yang lebih parah, hida dan kawan-kawan besok akan langsung check out dan malamnya terbang ke tokyo. lusa, pagi hari tepat setelah mereka sampai di narita, mereka harus langsung bekerja lagi, menyelesaikan report, tulisan dan retouch foto sebelum terlambat karena tenggat sudah dekat. jadual yang luarbiasa padat. kalo abe pernah bilang betapa keras aku bekerja seperti pejuang... tiba-tiba aku merasa kalau perjuanganku belum ada apa-apanya kalo dibandingkan dengan mereka...

mind you, aku sempat berterima kasih pada hida karena beberapa hari sebelumnya, dia ikut repot membantu riset kecilku tentang sumo. dan karena dia nggak tau siapa yokozuna dan ozeki yang paling ngetop sekarang ini, dia bertanya pada ibunya. aduh, dia sampai ambil resiko ditanya-tanya sama ibunya karena tiba-tiba mencari tau tentang sumo. dia bilang ibunya sampai heran karena seumur-umur hida nggak pernah tertarik sama sumo.
waaaw! maafin yaaa... udah bikin heboh!

"see you next month. maybe" katanya ketika tubuhnya menjauh dariku.
turn your working mode again, idapon. jangan katakan selamat tinggal. kita akan bertemu setiap hari di tempat dimana kamu bisa mengirimiku bintang di setiap akhir percakapan...

Saturday, May 21, 2005

appetite killing tv show

having meals in the padang food at lunch time is a big mistake. they turned the TV on and it was crime scene TV show. and I never, never ever like that kind of show. the show was so stupid and and also because they air the show on 11.30 a.m in the jakarta time zone, which will be 12.30 p.m in ubud. a show that surely will make your appetite dissapear, exactly at lunchtime.

killings, robbery... and today even the best episode showed a girl who throw away her unwanted baby.
what a mess! last time I came down to this place at almost the same time, I hardly can eat because people on tv cursed the killer of their family and condemned him to death! somehow, there's a sick feeling coming from my lung and I couldn't help it! hey hey hey...! I'm having lunch here...

this time, I decided to speak out. I said to them...
'would you please change the channel? I'm afraid I won't be able to eat. there are too many dead people in the TV'

Friday, May 20, 2005

small tip for you

delapan orang sudah berdiri di meja front office ketika mereka berdatangan. grup yang memakai 10 kamar di resort selama 10 hari. aku juga ada disana. ceritanya sih, mau membantu nih...
gungdek jug ada disana, tapi nggak lama setelah mereka mulai mengisi reservation form, gungdek menghilang. dan nggak keliatan lagi.

dari awal sebenernya targetnya adalah untuk ketemu dengan group leadernya. ariana yang mendekati dan mengajaknya bicara sejak awal, sehingga seterusnya selama proses di lobi si group leader terus menerus bicara dengan ariana.

karena ada salah satu yang keliatan gelisah, aku dekati dan ternyata dia bilang dia udah gak kuat berlama-lama ada di lobi. lalu aku mengantarkannya ke kamar. sepanjang jalan, tentu saja aku memberi tahunya hal-hal mengenai restoran, kolam renang, afternoon tea dan seterusnya. lalu ketika kami sampai di kamarnya...

macet. aku nggak ingat sama sekali apa yang harus aku katakan dan jadi grogi waktu mengingat lagi bahwa ini adalah pertama kalinya aku mengantarkan tamu ke kamar untuk check in. sejauh ini, yang pernah kulakukan baru showing room, sampai mau walk in dan registrasi, tapi nggak pernah nganter ke kamar. sama sekali. untunglah dia bertanya.

dan aku menjawab pertanyaannya, lalu semuanya jadi jelas di kepalaku. jernih seperti aqua yang disuling dari mata air di pandaan. dial 6 for guest service, dial 5 for room service and 7 for the spa. here's the lamp, here's your personal safe deposit for any valuables... dan seterusnya mengalir.

tapi yang paling menggelikan adalah, waktu aku macet...
dia berusaha memberiku tip. dan dia masih bingung dengan uang rupiah... lalu dia bergumam tentang harus ke ATM dan mengeluarkan 7000 rupiah. aku memandangnya dengan tatapan bingung (karena masih mengingat-ngingat apa yang harus aku bilang)... and somehow... dia bilang kalo dia tau jumlah ini pasti sedikit sekali, jadi kalau lain kali dia ketemu aku, dia akan memberiku lebih banyak lagi. aku menerima lima ribuan yang dia ulurkan dengan senyum bingung...

kalo diinget lagi sekarang, masih tetap lucu juga...
*ihihi...*

Thursday, May 19, 2005

cincin dari iran

staying in the room 202 for eleven days are mac mckinnon and jo mckinnon. mac was born in canada while jo was born in england. they currently lives in gold coast, beachy area full with drunken tourists in australia. I met them for the first time on last friday for a small but terrible accident. he was reading a book at the poolside when one of the pool umbrella tumbling down and hit mac's arm. he said he's okay, but his sunglasses broken.

I talked to him and got his sunglasses to be repaired in denpasar. I knew that he's a nice person on the first glance. I thought of the same thing about jo, who said thanks to me because I came down to her in the pool, something that I don't even expect before I met her as I thought that I will get a dose of complaints. after his sunglasses being repaired, I invite this couple to have light lunch with me in tanggayuda.

we went off and engaged in a fun conversation. somehow, they inherited european decency and asian sensitiveness. during the lunch, I found out that they've been in around asia for almost thirteen years. four years of them spent in iran. for almost two hours, we were chatted about nice breeze, sunny and snowy weather, politics, history, witty anecdotes, of australian, american, balinese and muslims. and while we're takling about iran, he slipped off a gold ring from his left little finger. jo put the ring in the table and said to me 'this made up from six rings. don't undo it'

I don't understand what she meant and don't really pay attention to what she said. I think I just touch the ring and try to lift it up and the set is yielded into six rings but still connected. I grew pale. mac and jo laughed... and as I tried to fix it which of course not succeeded, she tease me by saying 'do you feel bad now?'

oh...oh... I have to give up!
mac give me his hand and fix it up. at first he said he already forgot how to do that and said that the first time it yielded, he spent two weeks to fixed it up. I felt even worse. but he finished it in less than 5 minutes and I sigh with relieved. feel never been better...
so, anytime you met a bald and bearded man with complicated pattern gold ring on his left little finger... beware! it might be mac mckinnon. anything he said, don't undo the ring or you'll get into trouble!!!

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...