Thursday, February 23, 2006

klien penting

dia masuk waktu aku sedang memakai iMac di ruang depan galeri. stafku belum kembali. tadi aku menyuruhnya pergi ke accounting menyerahkan beberapa bukti transaksi lewat kartu kredit.

"Mansri ada?" katanya sambil menimang dompet perhiasan yang dia pilih
"bu Mansri tadi kayaknya pergi sama Bu Elsbeth ke Pengosekan"
"kemana?"
"saya kurang tau persisnya" kataku sambil tersenyum
dia mengeluarkan handphone dari dalam tas lalu memencet-mencet dan mulai menelepon

"hai Mansri! ada dimana nih?" dia terdiam dan mendengarkan, lalu bicara lagi
"oooh, udah ada dirumah? Mok Tu lagi ada di Komaneka ini. lagi shopping. itu...dompet yang waktu itu Mansri kasih kan dibawa sama anak ke Australi, jadi ya Mok Tu pengen punya lagi. ini mau beli barangnya di galeri nih, udah mau Mok Tu bayar" dia mendengarkan lagi beberapa saat lalu lagi
"Nggak ah, jangan. Mok Tu mau bayar ajalah. Masa jadi nggak bayar gitu... biar Mok Tu bayar aja. apa? ongkos jahitnya aja? gitu?" lalu tiba-tiba dia mengangsurkan handphone-nya padaku

aku mengangkat telepon mendekati telinga dan terdengar suara bu Man.
"halo..."
"ya, saya, bu Man"
"Dian... itu Mok Tu jangan disuruh bayar. bilang aja bayar ongkos jahit bikin dompet perhiasan itu Rp 10.000,-. karena dia tetep mau bayar. gitu ya?"
"ya, bu Man" aku serahkan lagi gagang telepon padanya.

"Gitu ya, Mansri... gimana? jadi Mok Tu bayar ongkos jahitnya aja? kainnya minta? wah iya ini tadi waktu datang katanya hanya tinggal dua aja. mula-mula ada satu lusin udah abis katanya. dipaksa nih, milihnya. nggak ada warna yang lain lagi" dia mendengarkan bu Man berbicara
"Nggak, nggak perlu dibikinin lagi. cukup ini ajalah, nggak papa"

dia mengeluarkan uang 20 ribuan dari dalam dompetnya sambil tetap menelepon. aku pergi mengambil kembalian. sambil menyelesaikan percakapan, dia memberikan gesture supaya aku nggak usah memberikan kembalian itu. aku meletakkan uang itu di meja yang memisahkan kami.

persis sebelum meninggalkan galeri, dia mengambil uang 10.000-an itu dan memasukkannya ke dalam tas tangan yang dia bawa.
oya, dompet itu harganya Rp 65.000,-

8 comments:

Anonymous said...

orang yang aneh....

wayan said...

yuuukk..*nyambung mas didat*

mo bayar aja koq telpon owner segala ...:)

Mbak Dian pernah gak pernah denger "Ajer-ajer gianyar .." atau istilahnya "basa-basi ala Gianyar"..ya contohnya seperti kasus ini.

Sebenernya pengen gak bayar, tapi "bayar". Nawarin tapi cuman basa basi.

Alex® said...

kesimpulan akhirnya dari postingan kali ini adalah:

oya, dompet itu harganya Rp 65.000,-

ahh... itu toh...

*ketawa-tawa*

Dian Ina said...

hihhihihi...
wayan, istilahnya sih gak pernah denger. tapi ya orang itu menurut saya emang ga mau bayar...

alex, you got the point!

vla garda said...

ada ya orang kyk gitu...

cokelat said...

[b!]: kan 'client penting' gituloh :p

tomblos said...

Dik Ina maklum-lah anaknya khan kuliah di australi, 10 rebu itu buat ongkos bula-bali australi anaknya, ini khan udah mau tahun ajaran baru... semuanya harus di-irit.

Contoh Ajer Gianyar :

"Eh Ina, mu nak ke pa'on malu ngajeng mu! Kanggoang ape je ade ditu"

Padahal di paon-nya seng ade apo De hahahahaha

Unknown said...

Halo, saya Rasheeda Muhammad dari Indonesia, dan saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan semua orang di sini untuk berhati-hati dari semua pemberi pinjaman pinjaman yang menimbulkan menjadi nyata. Mereka semua penipuan dan palsu dan niat mereka adalah untuk merobek Anda dari uang Anda sulit diperoleh. Saya telah menjadi korban pinjaman perusahaan ini tetapi tidak ada yang mampu memberikan pinjaman saya mencari sampai aku datang di Ibu Amanda Amanda Badan Kredit. Dia menawarkan saya pinjaman pada tingkat bunga yang terjangkau dari 2% dengan hanya beberapa formalitas dan requirements.After saya bertemu dengan persyaratan dan kondisi perusahaan, pinjaman saya disetujui dan saya sangat mengejutkan, itu ditransfer ke rekening bank saya dalam waktu kurang dari 24 jam. Anda dapat menghubungi Ibu Amanda melalui emailnya amandaloan@qualityservice.com dan Anda juga dapat menghubungi saya di rasheedamuhammad10@gmail.com saya email saya hanya bersaksi Ibu Amanda akan baik dan bantuan yang diberikan kepada dia saya dan keluarga saya dan saya juga ingin Anda menjadi penerima manfaat dari tawaran pinjaman nya.

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...