tiba-tiba aku berpikir tentang rumus-rumus Matematika.
ceritanya aku lewat Jalan Hanoman dalam perjalanan singkat 6 menit dari rumah ke kantor. lalu aku lihat orang sedang menyiram bunga. alih-alih pake gembor, dia melubangi pantat ember dan membawa embernya keliling-keliling di sekitar petak bunga. keliatannya sama aja, sih. tapi kalo dipikir lagi, dibandingkan dengan gembor yang hanya berlubang di bagian mulutnya... pada proses mengisi air dan membawa ember itu dari keran air ke petak bunga, pasti udah ada air yang tumpah. dan bunga yang paling deket dengan keran air akan menerima air paling banyak, atau malah kebanyakan, sementara petak bunga yang letaknya paling jauh dari keran air akan menerima air paling sedikit. tanpa rumus Matematika, kita bisa tahu kalau gembor lebih efektif daripada ember yang pantatnya dilubangi.
nah, pikiran tentang rumus Matematika itu datang karena aku bertanya dalam hati, mana yang lebih efektif dan efisien. menyiram dengan gembor, atau selang air?
persoalannya dengan selang air adalah, kita nggak bisa langsung mengukur berapa banyak air yang dikeluarkan untuk sepetak bunga. kalo di gembor air kan gampang banget. sekali angkut 5 liter, tiga kali angkut 15 liter. katakan yang tumpah dalam sekali angkut 200 ml, berarti bisa menyiram seluruh petak bunga dengan 14,4 liter.
sementara untuk mengukur dengan selang air, kita harus memperhitungkan kecepatan air mengalir dan jumlah air yang keluar dari mulut selang dalam satu waktu tertentu (misalnya 5 menit), dan air yang tumpah atau nggak terpakai adalah air yang masih ada dalam badan selang setelah air dimatikan.
kalau udah bisa menghitungnya, baru ketahuan, pada saat bagaimana selang lebih efektif, dan pada saat bagaimana gembor lebih efektif. walaupun jelas pakai gembor lebih capek ngangkatnya daripada kalo pake selang air.
setelah memikirkan itu, dan tidak berhasil mengingat-ingat rumus Matematikanya, aku jadi menyesal dulu suka nggak serius sama pelajaran Matematika, dan memandang papan tulis dengan pikiran..."mo dipake apa sih rumus kayak gitu?". dan akibatnya nilai Matematika-ku emang paling bagus 7. hihihi... itu pun udah pake acara minta diajarin sama cowok ganteng tetangga depan rumah temen sekelasku.
tapi memang sepanjang sejarahku sekolah, guru Matematika yang aku temui tidak pernah berusaha membuat pelajarannya jadi menarik. sepertinya lebih menikmati citra kalau pelajaran Matematika itu sulit, kalau gurunya membosankan, atau killer.
sebenarnya ini semacam seruan buat para guru Matematika, supaya orang-orang seperti aku semakin berkurang:D
anyway, ada yang mau ngerjain hitungan Matematika buat masalah yang diatas tadi?
ceritanya aku lewat Jalan Hanoman dalam perjalanan singkat 6 menit dari rumah ke kantor. lalu aku lihat orang sedang menyiram bunga. alih-alih pake gembor, dia melubangi pantat ember dan membawa embernya keliling-keliling di sekitar petak bunga. keliatannya sama aja, sih. tapi kalo dipikir lagi, dibandingkan dengan gembor yang hanya berlubang di bagian mulutnya... pada proses mengisi air dan membawa ember itu dari keran air ke petak bunga, pasti udah ada air yang tumpah. dan bunga yang paling deket dengan keran air akan menerima air paling banyak, atau malah kebanyakan, sementara petak bunga yang letaknya paling jauh dari keran air akan menerima air paling sedikit. tanpa rumus Matematika, kita bisa tahu kalau gembor lebih efektif daripada ember yang pantatnya dilubangi.
nah, pikiran tentang rumus Matematika itu datang karena aku bertanya dalam hati, mana yang lebih efektif dan efisien. menyiram dengan gembor, atau selang air?
persoalannya dengan selang air adalah, kita nggak bisa langsung mengukur berapa banyak air yang dikeluarkan untuk sepetak bunga. kalo di gembor air kan gampang banget. sekali angkut 5 liter, tiga kali angkut 15 liter. katakan yang tumpah dalam sekali angkut 200 ml, berarti bisa menyiram seluruh petak bunga dengan 14,4 liter.
sementara untuk mengukur dengan selang air, kita harus memperhitungkan kecepatan air mengalir dan jumlah air yang keluar dari mulut selang dalam satu waktu tertentu (misalnya 5 menit), dan air yang tumpah atau nggak terpakai adalah air yang masih ada dalam badan selang setelah air dimatikan.
kalau udah bisa menghitungnya, baru ketahuan, pada saat bagaimana selang lebih efektif, dan pada saat bagaimana gembor lebih efektif. walaupun jelas pakai gembor lebih capek ngangkatnya daripada kalo pake selang air.
setelah memikirkan itu, dan tidak berhasil mengingat-ingat rumus Matematikanya, aku jadi menyesal dulu suka nggak serius sama pelajaran Matematika, dan memandang papan tulis dengan pikiran..."mo dipake apa sih rumus kayak gitu?". dan akibatnya nilai Matematika-ku emang paling bagus 7. hihihi... itu pun udah pake acara minta diajarin sama cowok ganteng tetangga depan rumah temen sekelasku.
tapi memang sepanjang sejarahku sekolah, guru Matematika yang aku temui tidak pernah berusaha membuat pelajarannya jadi menarik. sepertinya lebih menikmati citra kalau pelajaran Matematika itu sulit, kalau gurunya membosankan, atau killer.
sebenarnya ini semacam seruan buat para guru Matematika, supaya orang-orang seperti aku semakin berkurang:D
anyway, ada yang mau ngerjain hitungan Matematika buat masalah yang diatas tadi?