alamanda.blogspot.com is proudly powered by Blogger
Template Design by Didats Triadi
hari artshop, ramalan dan chocolate cake
Friday, February 11, 2005
kadang-kadang... hariku juga sedikit berbeda. aku nggak akan pake weird, aku lebih suka menyebutnya a bit strange
dalam perjalanan ke tanggayuda, aku harus semobil dengan salah satu tamu yang tinggal di tanggayuda. dia sedang shopping di seputar ubud dan singgah ke galeri lalu ikut dengan mobilku, mobil yang disupiri pak ketut subratha, maksudnya...
dia datang dari malaysia dan dia bilang kalau sebelum berangkat ke ubud, semua teman bilang padanya kalau pergi ke ubud harus beli lukisan.
jadi dia berpikir untuk membeli lukisan di galeriku tapi menurutnya harganya terlalu mahal. dalam perjalanan aku tau kalo dia ingin beli lukisan yang gaya-gayanya kayak arie smit. hmmmm.... susah juga. skarang mah di artshop-artshop seluruh ubud semua lukisannya abstrak. hanafi-hanafian, mangu-manguan, djirna-djirna-an, made-madean...nggak ada yang arie smit-smitan.
ditengah jalan antara monkey forest dan tanggayuda, kami mampir di sebuah artshop untuk dia. dari luar tempat itu kelihatan kecil. tapi ternyata lumayan besar juga. dengan ratusan lukisan, besar kecil, dengan berbagai corak dan gaya yang dijadikan satu. nggak ada aturan display sama sekali karena semua lukisan itu dipasang memenuhi tembok seperti poster. dan disusunnya campur aduk....
duh...aku sangat terganggu selama berada disana. nyaris semua lukisannya secara komposisi nggak enak... if you know what I mean... dan warna-warnanya terlalu banyak, terlalu mencengkeram kepalaku dari segala arah... kalau aku bilang sekeluar dari sana aku merasa mual dan sedikit pusing... itu sungguh-sungguh.
setelah kelas yoga yang semakin lama semakin menyenangkan...
aku dan kaoru-san duduk di terrace cafe menikmati afternoon tea (gaya bangettttt....) sambil memandang hamparan bukit hijau dan kolam renang yang hijau jernih. tiba-tiba kaoru-san minta tangan kananku untuk di baca garis-garisnya. kenapa tangan yang kanan? karena kata kaoru tangan kanan itu menunjukkan hidup masa kini. dan beginilah ramalannya...
garis tanganku, tidak seperti garis tangan orang indonesia pada umumnya, garisnya banyak dan rumit. menunjukkan banyak pikiran... dan agak sedikit stress juga (tapi dia nggak bilang stressnya kenapa).
aku akan tetap bekerja di bidang kreatif (awsome!) dan aku akan tetap bekerja, karena kalau dirumah terus dan gak kerja aku bisa sakit...
lalu kaoru bilang lagi kalau seperti halnya orang jepang, amerika dan eropa, garis tanganku menunjukkan kalau aku bisa hidup sendiri. tidak perlu berpasangan.
tapi, masih kata kaoru juga, aku akan menikah, dan tidak harus hanya berpasangan dengan kucing.... juga bahwa aku sudah menemukan jodohku, meskipun aku belum tau kalau itu jodohku. wah... jadi gimana nih?
sebetulnya kaoru juga bilang kapan aku akan menikah tapi sebaiknya nggak aku tulis disini.
malamnya, setelah aku selesai mencicipi kue cokelat yang dibuat sama pande the cook untuk uji coba menu valentine, joko bilang kalo garis tanganku mungkin rumit karena sebelum umur 30 tahun banyak yang aku pikirkan...
um... aku nggak terlalu setuju sama dia. karena sejak dulu...setiap kali aku membandingkan tanganku dengan orang lain, yang orang indonesia yang seumurku (tentu saja nggak masuk akal membandingkan garis tanganku dengan guru di sekolah atau dosen senior di kampus) kejadiannya selalu sama. garis-garis tanganku lebih rumit...
tapi aku lupa tanya sama kaoru-san, apakah jodohku laki-laki atau perempuan
dalam perjalanan ke tanggayuda, aku harus semobil dengan salah satu tamu yang tinggal di tanggayuda. dia sedang shopping di seputar ubud dan singgah ke galeri lalu ikut dengan mobilku, mobil yang disupiri pak ketut subratha, maksudnya...
dia datang dari malaysia dan dia bilang kalau sebelum berangkat ke ubud, semua teman bilang padanya kalau pergi ke ubud harus beli lukisan.
jadi dia berpikir untuk membeli lukisan di galeriku tapi menurutnya harganya terlalu mahal. dalam perjalanan aku tau kalo dia ingin beli lukisan yang gaya-gayanya kayak arie smit. hmmmm.... susah juga. skarang mah di artshop-artshop seluruh ubud semua lukisannya abstrak. hanafi-hanafian, mangu-manguan, djirna-djirna-an, made-madean...nggak ada yang arie smit-smitan.
ditengah jalan antara monkey forest dan tanggayuda, kami mampir di sebuah artshop untuk dia. dari luar tempat itu kelihatan kecil. tapi ternyata lumayan besar juga. dengan ratusan lukisan, besar kecil, dengan berbagai corak dan gaya yang dijadikan satu. nggak ada aturan display sama sekali karena semua lukisan itu dipasang memenuhi tembok seperti poster. dan disusunnya campur aduk....
duh...aku sangat terganggu selama berada disana. nyaris semua lukisannya secara komposisi nggak enak... if you know what I mean... dan warna-warnanya terlalu banyak, terlalu mencengkeram kepalaku dari segala arah... kalau aku bilang sekeluar dari sana aku merasa mual dan sedikit pusing... itu sungguh-sungguh.
setelah kelas yoga yang semakin lama semakin menyenangkan...
aku dan kaoru-san duduk di terrace cafe menikmati afternoon tea (gaya bangettttt....) sambil memandang hamparan bukit hijau dan kolam renang yang hijau jernih. tiba-tiba kaoru-san minta tangan kananku untuk di baca garis-garisnya. kenapa tangan yang kanan? karena kata kaoru tangan kanan itu menunjukkan hidup masa kini. dan beginilah ramalannya...
garis tanganku, tidak seperti garis tangan orang indonesia pada umumnya, garisnya banyak dan rumit. menunjukkan banyak pikiran... dan agak sedikit stress juga (tapi dia nggak bilang stressnya kenapa).
aku akan tetap bekerja di bidang kreatif (awsome!) dan aku akan tetap bekerja, karena kalau dirumah terus dan gak kerja aku bisa sakit...
lalu kaoru bilang lagi kalau seperti halnya orang jepang, amerika dan eropa, garis tanganku menunjukkan kalau aku bisa hidup sendiri. tidak perlu berpasangan.
tapi, masih kata kaoru juga, aku akan menikah, dan tidak harus hanya berpasangan dengan kucing.... juga bahwa aku sudah menemukan jodohku, meskipun aku belum tau kalau itu jodohku. wah... jadi gimana nih?
sebetulnya kaoru juga bilang kapan aku akan menikah tapi sebaiknya nggak aku tulis disini.
malamnya, setelah aku selesai mencicipi kue cokelat yang dibuat sama pande the cook untuk uji coba menu valentine, joko bilang kalo garis tanganku mungkin rumit karena sebelum umur 30 tahun banyak yang aku pikirkan...
um... aku nggak terlalu setuju sama dia. karena sejak dulu...setiap kali aku membandingkan tanganku dengan orang lain, yang orang indonesia yang seumurku (tentu saja nggak masuk akal membandingkan garis tanganku dengan guru di sekolah atau dosen senior di kampus) kejadiannya selalu sama. garis-garis tanganku lebih rumit...
tapi aku lupa tanya sama kaoru-san, apakah jodohku laki-laki atau perempuan
Post a Comment
Previous posts
Archives
- December 2004
- January 2005
- February 2005
- March 2005
- April 2005
- May 2005
- June 2005
- July 2005
- August 2005
- September 2005
- October 2005
- November 2005
- December 2005
- January 2006
- February 2006
- March 2006
- April 2006
- May 2006
- June 2006
- July 2006
- August 2006
- September 2006
- October 2006
- November 2006
- December 2006
- January 2007
- February 2007
- March 2007
- April 2007
- May 2007
- June 2007
- July 2007
- August 2007
- September 2007
- October 2007
- November 2007
- December 2007
- January 2008
- February 2008
- March 2008
- April 2008
- May 2008
- June 2008
- July 2008
- August 2008
- September 2008
- October 2008
- November 2008
- December 2008
- January 2009
- February 2009
- March 2009
- April 2009
- May 2009
- June 2009
- July 2009
- August 2009
- September 2009
- October 2009
- November 2009
- December 2009
- January 2010
- February 2010
- March 2010
- May 2010
- January 2011
- April 2011
- May 2011
- June 2011
- October 2011
- November 2011
- May 2012
- October 2012
- March 2013
- April 2013
- July 2013
- March 2014
- April 2014
- June 2014
- January 2015
- April 2015
- September 2015
- October 2015
- March 2016
- July 2017
- January 2019
- November 2019
Shoutbox
