Aku jadi suka puisi-puisi Emily Dickinson sejak hari ketika aku harus ngumpulin puisi tentang segala jenis tumbuhan yang ada di kebun. Heliconia, pagoda flower, jade vine (so far... ini tanaman yang namanya paling bagus) dan seterusnya dan seterusnya.
Emily ternyata juga menulis tentang embun.
Judulnya 'A Dew sufficed itself-'
A Dew sufficed itself—
And satisfied a Leaf
And felt "how vast a destiny"—
"How trivial is Life!"
The Sun went out to work—
The Day went out to play
And not again that Dew be seen
By Physiognomy
Whether by Day Abducted
Or emptied by the Sun
Into the Sea in passing
Eternally unknown
Attested to this Day
That awful Tragedy
By Transport's instability
And Doom's celerity.
powered by Google
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Monday, February 14, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
No comments:
Post a Comment