...pada saat hahan dengan mantap (dan sambil baca contekan) mengucapkan "....saya. ahmad hanafi rais bin muhammad amien rais menerima nikahnya astriyani karnaningrum binti (aduh.... siapa yah nama bapaknya achie?) dengan mas kawin yang tersebut diatas (seperangkat alat shalat dan perhiasan berlian) tunai" aku sempat berkaca-kaca...terharu sekaligus lega, karena dia tidak kepeleset lidah mengucapkan nama orang lain
*ahaha*
tanggal 6 februari...
panas-panas... pake baju rapih... high-heels (mine; 7cm)...jalan kaki...keringetan...
tapi ini baru awal. it's just the beginning of the wedding party that will be even hotter within few minutes.
bahkan sebelum gerbang rumah hanafi... tamu-tamu sudah tumpah ruah. ratusan orang, dalam kostum terbaik mereka, seperti mengalir dari desa dan kota, untuk memberikan restu.
di depan gerbang kami menemukan kertas-kertas dengan gambar amplop dicoret, lalu di bawahnya ada tulisan;
kehadiran anda merupakan kebahagiaan bagi kami (or something like that)...
I see... hanafi hari ini gak terima sms
*ahaha*
dari gerbang, udah ketemu sama beberapa dosen (yang jadi panitia!) ada...bu titik, mas rahmat, pak dafri, pak usmar salam, mas riza, bu menik, pak nanang pamuji...kabarnya ada pak rizal juga, tapi aku gak ketemu...
berkabar-kabar dan bersalaman... lalu ketemu dengan banyak temen fisipol dan juga HI... ada fajar, jaja dan istrinya, harli, alif, cipto, wicak, arum, tri, amri, ollie, indie, mira, nanang, awang... aduh...banyak deh! (yang gak kesebut, maafin yah....)
juga akhirnya ketemu sama fahmi dan indri (yang katanya mo ngumpul biar bisa berangkat bareng tapi gak datang-datang)
setelah bikin testimoni...
(thanks to danang, aku jadi grogi karena ditodong gitu aja disuruh ngomong mewakili semua orang) kita smua berusaha untuk makan...
disinilah... the hottest spot of the party...tanpa kipas angin... tenda yang berisi makanan yang disajikan dalam serving plate (yang dibawahnya ada apinya) dan dikerumuni ratusan orang...bener-bener memeras kelenjar keringat.
bedak-bedak pada luntur...keringat membanjir di sekujur tubuh.
absolutely hot!
aku menyerah dan memutuskan nggak mengambil makanan karena lebih mengutamakan penampilan
*gedubrak...*
sambil mendinginkan tubuh, dan mengumpulkan seluruh rombongan, kami duduk-duduk di depan rumah salah satu tetangga pak amien. becanda-becanda dan foto-fotoan...
setelah semua siap...kami merayap menuju pelaminan.
kenapa merayap?
karena antriannya lebih panjang daripada antrian bayar SPP!
sambil mempersiapkan KTP (siapa tahu bapak-bapak pagar betis yang menjaga pelaminan mau memeriksanya) kami maju selangkah demi selangkah mendekati pelaminan. begitu antrian yang mula-mula 4 jalur atau lebih jadi tinggal satu jalur... hahan langsung ketawa lebar ngeliat kami semua...
terus terang, aku amazed sama pak amien dan ibu...juga hahan dan astri, karena setelah berjam-jam berdiri dan bersalaman sama SEMUA orang yang ngantri... senyum, ekspresi dan kalimat yang mereka ucapkan, adalah senyum, ekspresi dan kalimat yang alami. yang tulus. gak ada matinya! salut deh....
info tambahan; hahan mencium pipi teman-teman perempuannya hari itu...hihihi...
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
No comments:
Post a Comment