bener-bener masih harus belajar banyak...
terutama belajar mengendalikan diri sendiri waktu menghadapi staf yang bertingkah. yang berlagak seperti kepala gank nomor satu di seluruh komplek perumahan...
apa yang ada dalam pikiran mereka?
dan yang paling sulit sebenarnya menahan kemarahan dalam diriku meluap keluar, untuk tidak mengeluarkan kata-kata yang ekstrim dan tidak kehilangan akal sehat untuk tetap tenang, dan mengontrol situasinya. kalo kata bosku; on the top of them all... tidak terlarut sama situasi yang udah terlanjur jadi negatiif.
gilingan!
susah banget... karena kadang-kadang apa yang terpikir dalam benakku seperti "apa mata kamu gak bisa ngeliat kalo ini jelek banget?" atau "mikir dong.... gambarnya kayak apa, trus kamu bikinnya kayak apa?" atau "gila ya, udah berapa kali dibilangin gak ngerti-ngerti juga!"
aku ngerti banget kalo ngeluarin kata-kata kayak gitu nggak akan bikin kerjaannya jadi beres. jadi setelah itu terpikir juga hal-hal seperti; "yah... salah kamu juga terlalu ngelepasin kerjaan ke mereka. nggak dikontrol" atau "kalo semuanya sepinter kamu, na... mereka yang jadi manajer" and so on... and so on...
I really... really... really wish they would consider...
kalo saja mereka tau, ada tempat dimana orang bekerja 8 jam sehari atau lebih dan hanya diijinkan memakai kamar mandi satu kali! kalau saja mereka tau, ada tempat dimana kalau mereka sakit dan tidak bekerja, uang gaji mereka akan dipotong. boro-boro asuransi kesehatan...
kalau saja mereka tau, kalau di banyak tempat, jangankan datang pada acara pernikahan mereka... pernah bicara dan kenal sama staf -pun... pemilik perusahaan itu nggak pernah!
tapi bagaimana harus menjelaskan hukum besi lasalle pada mereka yang nggak pernah mendapatkan pendidikan yang baik. mereka yang gak pernah nonton 'annie' atau membaca 'oliver twist'. bagaimana harus menerjemahkan pada mereka bahwa sampai kapanpun, sifat rakus dan ingin lebih tidak akan pernah bisa dipuaskan... berapapun banyaknya uang yang dihasilkan?
bagaimana dapat kuterangkan bahwa bekerja, menyukai pekerjaan, bersemangat menjalani hidup, seringkali tidak melulu mengenai jumlah penghasilanmu... bahwa setiap yang sifatnya kualitatif itu, pada akhirnya akan terasa lebih berharga.
but don't it always seem to go, that you don't know what you got till it's gone...
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...
No comments:
Post a Comment