Thursday, February 17, 2005

tale about dogs in ubud

aku takut anjing. itu bukan kabar baru.
bahkan sejak sebelum tinggal di bali yang buanyakkkk anjingnya ini... udah ada beberapa teman yang tau kalo aku selalu baca ayat kursi setiap kali aku ketemu anjing. ada beberapa yang ngetawain dan ngeledekin begitu mereka tau hal ini. tapi orang-orang yang bener-bener ngerti karakter anjing dan memahami karakter orang yang takut anjing biasanya nggak ngetawain aku. gini penjelasan ilmiahnya...

anjing itu menggonggong dan mengejar karena daya penciuman dan naluri mereka yang tajam bisa mengenali rasa takut (dari hormon yang dikeluarkan waktu perasaan takut itu bersemayam) dan mereka lantas jadi waspada, dan mengeluarkan peringatan bernada mengancam (menggonggong, maksudnya), terutama pada orang yang merasa tegang, dan takut, dan asing buat anjing yang bersangkutan.

karena itu, sebaiknya orang yang takut mensugesti diri mereka agar bisa melupakan ketakutannya, supaya hormon itu nggak keluar dan supaya dirinya jadi lebih tenang dan lebih percaya diri. bisa dengan bicara pada diri sendiri atau berkonsentrasi pada sesuatu yang rumit, panjang, memerlukan pemikiran untuk mengingatnya... ayat kursi adalah salah satu yang ideal. setidaknya buatku... yang tidak hapal perkalian pangkat tiga dengan baik...

memang, ada beberapa anjing yang pernah kutemui yang cukup pintar untuk bisa membedakan perasaan takutku, dan cukup tau kalo aku tidak berbahaya... sehingga mereka cukup tenang untuk nggak menggangguku. mereka itu diantaranya Rambo-anjingnya Aji, Sabrina-anjingnya Didit, Ikke Nurjanah-anjingnya Juki dan Piki-anjing mbak Tita (kalo nggak pas gila kegirangan sih...)
nah... di ubud ini lebih banyak anjing tolol yang kutemui. jadi itu lebih berbahaya, karena mereka nggak pandang bulu dan moody banget. bisa tiba-tiba menggigit, tanpa acara menggonggong lebih dulu... seperti halnya yang terjadi sama Kaoru-san.
hanya di ubud aku ngeliat ada anjing yang bisa tidur di trotoar atau di tengah jalan pada jam 10 pagi, ketika mobil dan motor udah berseliweran di jalan. hanya anjing di ubud yang bertingkah seperti ayam, yang kalo mau melintas di depan motor yang kamu naiki, dan kamu mengklakson... dia bukannya mundur atau berhenti atau mencari jalan lain selayaknya anjing di kota lain atau kucing-kucing... tapi malah makin menuju ke arah ban motormu. memaksa kamu ngerem mendadak.
dan hanya di ubud juga ada anjing yang bisa tetep tidur di pelataran istana raja ubud, waktu di depannya... persis semeter di depannya, orang-orang sedang berlatih main gamelan. last but not least... hanya anjing di ubud yang udah menggonggong dengan semangat dan mau mengejarmu... berhenti mengejar setelah tiga meter. karena malas...

No comments:

duka yang menyusun sendiri petualangannya

  rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...