setelah tinggal di ubud, aku jadi ngerti ngelangut itu gimana rasanya. dan juga jadi tau kerinduan yang nggak bisa dijelaskan itu seperti apa... ini mungkin akan jadi posting yang agak mengharubiru, kalo nggak malah jadi konyol, tapi kira-kira begitulah yang mau kutuliskan...
di hadapanku setiap hari, terhampar petak kebun yang berwarna hijau segar karena para tukang kebun penata landscape rajin menyiraminya hampir tiap hari. diatas rimbunan di depanku, ada mesin ac, yang setiap hari meneteskan air tak henti-hentinya. jadi, kalau sedang nggak ada orang atau mobil yang lewat, yang kudengar adalah tetes air yang jatuh diatas daun dan warna hijau segar yang terbasuh air terus menerus. atau suara hujan... dan hembusan angin yang membawa rintik air hujan dan bau tanah basah sehabis hujan...tentu saja kalau sedang hujan...
kalau aku berjalan melewati lobi, yang terlihat adalah hamparan hijau rumput di sebelah kanan, dan rimbunan heliconia di sebelah kiri, dengan bunga-bunga merah berseling kuning yang menjuntai malas dari pelepahnya. jangan heran, keluarga heliconia yang kami tanam disini emang dari keluarga yang deket ke pohon pisang. dan kalau jalan lebih jauh lagi, dan sampai di simpang jalan antara ke main pool dan ke spa, ada banyak yang bisa dilihat. bunga embun yang warnanya saga bercampur kebiruan, kolam dengan air mancur kecil yang menggoda, bayangan kolam renang berwarna hjau yang menghanyutkan, dan hamparan padi di sawah... yang sekarang ini sedang hijau-hijaunya, bergoyang, melambai-lambai seolah memanggil-manggil.
yang dipanggilnya bukan hanya pandangan mata. tak jarang, yang dipanggilnya adalah kenangan... dan perasaan-perasaan dimasa lalu.
dan kalau aku menatap hamparan sawah itu hari-hari belakangan ini, lalu berhenti memikirkan pekerjaan, tiba-tiba aku merasa rindu. dan itu rasa kehilangan yang nggak bisa dijelaskan. pada sesuatu yang aku nggak tau apa, dan pada seseorang yang aku juga nggak tau siapa... menjauhkan pandangku dan menarikku dari dunia nyata. lalu ubud terasa lebih sunyi, dan aku seperti sedang ada di sebuah lorong, dan suara-suara terdengar jauh... dan cahaya terang di depan cuma terlihat sayup-sayup...
aku nggak bisa berhenti memikirkan jogja kalau sudah begitu. rasanya ada sesuatu yang memanggil-manggilku disana. apakah itu kenangan? aku nggak tau. aku hanya jadi sendu dan satu demi satu tempat dan orang-orang yang kukenal bermunculan. lalu kejadian-kejadian juga mulai berlompatan dari laci ingatan...
ah... mungkin juga aku cuma sedang melankolis dan terribly sensitive. hmm... aku harap bisa ketemu ferdi kalo udah kayak gini. dan kayaknya aku juga udah mulai garing deh gara-gara kangen ini. kalo harus ke kamar dan ngeliat bunga-bunga yang mengambang di bathub showing room, dan seberkas cahaya jatuh di air berbunga itu... aku juga jadi sendu...
"...kamu bicara seolah kata-katamu tercetak dalam sebuah buku.." demikian seorang teman berkata. suatu hari. disini, serpih-serpih hari kukumpulkan, dalam tulisan
Sunday, May 29, 2005
Wednesday, May 25, 2005
the rituals
belum jam tujuh pagi, tapi aku sudah terbirit-birit ke kamar mandi. ada photo shooting hari ini, dan aku udah janjian sama kaoru untuk ketemu jam tujuh tigapuluh di galeri. di kamar mandi itu ada cermin yang memuat separuh tubuh seluas pasfoto. dan kalau aku nggak ingat kaoru, mungkin akan menghabiskan waktu lebih lama lagi untuk mandi. entah kenapa hari ini aku mandi sambil mematut-matut diri di depan cermin. ngaca terusss...
setelah meratakan krem pagi yang transparan dan lembut seperti gel, aku mengusapkan krem tirai matahari keseluruh wajah. lalu bedak tabur. aku nggak pernah suka pakai bedak padat. bedak padat selalu terasa berat dan bikin pori-pori tersumbat. benar-benar gerah.
lalu aku mulai dengan bibir. lipliner clover pink body shop kugariskan membentuk bibir. lalu di seluruh permukaan bibir bawah kuulaskan lipgloss make up forever yang sewarna dengan bibir tapi agak mengkilap dan wanginya seperti susu cokelat. terakhir, lipstik body shop nomor 14 kusapukan tipis-tipis. sebenarnya ini agak seperti mengecat karena aku pake kuas bibir.
untuk mata, aku memulainya dengan pasta alis body shop warna cokelat tua yang diterakan dengan sikat alis supaya merata dan bentuknya alami. setelah itu eye definer warna taupe body shop di garis mata bagian atas. aku nggak menggarisnya di bagian bawah karena kalau mau ke kantor seperti sekarang ini, bikin garis mata yang smoky rasanya terlalu berlebihan. sedikit eye shade body shop nomor 37 untuk kesan mata yang terang dan cerah sebelum memakai sky high mascara-nya maybelline.
rambutku sudah nggak perlu disisir setelah dipotong seperti sekarang, cukup dengan jari, membawa arahnya kedepan dan dijatuhkan ke sebelah kiri sambil mengusapkan creator crystal wax makarizo. sebelum meninggalkan kamar, kusemprotkan altaro body shop dari botolnya yang unik dan berwarna ungu. udara diluar masih dingin. embun dan sisa-sisa kabut masih menggantung di jalan, tapi aku harus ngebut ke tanggayuda sekarang!
ah, I'm so sorry for being too narcist today
setelah meratakan krem pagi yang transparan dan lembut seperti gel, aku mengusapkan krem tirai matahari keseluruh wajah. lalu bedak tabur. aku nggak pernah suka pakai bedak padat. bedak padat selalu terasa berat dan bikin pori-pori tersumbat. benar-benar gerah.
lalu aku mulai dengan bibir. lipliner clover pink body shop kugariskan membentuk bibir. lalu di seluruh permukaan bibir bawah kuulaskan lipgloss make up forever yang sewarna dengan bibir tapi agak mengkilap dan wanginya seperti susu cokelat. terakhir, lipstik body shop nomor 14 kusapukan tipis-tipis. sebenarnya ini agak seperti mengecat karena aku pake kuas bibir.
untuk mata, aku memulainya dengan pasta alis body shop warna cokelat tua yang diterakan dengan sikat alis supaya merata dan bentuknya alami. setelah itu eye definer warna taupe body shop di garis mata bagian atas. aku nggak menggarisnya di bagian bawah karena kalau mau ke kantor seperti sekarang ini, bikin garis mata yang smoky rasanya terlalu berlebihan. sedikit eye shade body shop nomor 37 untuk kesan mata yang terang dan cerah sebelum memakai sky high mascara-nya maybelline.
rambutku sudah nggak perlu disisir setelah dipotong seperti sekarang, cukup dengan jari, membawa arahnya kedepan dan dijatuhkan ke sebelah kiri sambil mengusapkan creator crystal wax makarizo. sebelum meninggalkan kamar, kusemprotkan altaro body shop dari botolnya yang unik dan berwarna ungu. udara diluar masih dingin. embun dan sisa-sisa kabut masih menggantung di jalan, tapi aku harus ngebut ke tanggayuda sekarang!
ah, I'm so sorry for being too narcist today
Monday, May 23, 2005
pieces of nothing that falls
kamu mau cari pacar atau cari suami?
begitu ayin dan ade bertanya padaku kemarin. aku terkesiap. pertanyaan macam apa ini? kenapa tiba-tiba semua laki-laki harus dihitung nilainya dengan sebuah pertanyaan yang sederhana sekaligus rumit untuk dijawab. tapi pertanyaan itu sendiri baru awal. karena aku lantas dihadapkan pada pertanyaan lain... nilai seperti apa yang akan kupergunakan untuk sebuah pernikahan? pernikahan seperti apa yang kuinginkan? laki-laki seperti apa yang kuanggap tepat untuk menjadi suami?
*ah...ah...ah...
bertahun-tahun yang lalu, rasanya aku pernah bilang sama luvy kalau
... suatu hari nanti mungkin aku akan menikah dengan seorang teman. mungkin kami tidak pernah pacaran, tapi kami sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, dan saling memahami dan suatu hari masing-masing kami berpikir, dan lalu bersepakat "why don't we give it a try?"
mendengar ini, luvy bilang dia nggak perlu jadi pacarku kalo gitu...
*ahaha
sudah lama aku berhenti memikirkan cinta yang menyala-nyala seperti api. aku akan baik-baik saja kalau aku bisa cukup tahan bertemu dengan orang yang sama, terus menerus, untuk waktu yang lama. nggak harus serba sempurna, tapi bisa kuterima kekurangannya. aku mau laki-laki yang bikin hidupku jadi sederhana. yang tau kenapa aku harus diberi ruang dan bisa kupercaya. aku nggak takut sendiri, dan nggak keberatan ditemani. aku cuma lelah dengan perasaan-perasaan, dengan kecemasan dan luka bakar...
lalu dia mengirimiku kalimat-kalimat ini...
and I'll do anything you ever dreamed to be complete
a little pieces of nothing that falls
do you wanna get married or run away?
hmmm... itu potongan-potongan dari slide-nya goo goo dolls. dia menulisnya dalam pesan yang berjudul I'll run away with you... lalu dia bicara banyak. pikiran-pikiran itu ternyata juga ada dalam benaknya. aku jadi mengingat-ingat percakapan-percakapanku dengan-nya... yang panjang dan lama... yang dulu sering bikin aku termenung. well, asal gombalnya nggak kumat aja!
*ehehe...kamu pasti nggak setuju kalo aku bilang kamu gombal 'kan?
dan dia menulis lagi...
I think I could marry you if it's okay with you...
someday when the books have forgotten how to read the names
and the fire remember the flame...somehow...
bulan juni sebentar lagi datang...
berkemas dan pergilah untuk festival itu. lalu sepulang dari berlin, datanglah ke ubud... kita punya banyak hal untuk dibicarakan. dan kurasa kamu akan setuju denganku kali ini
begitu ayin dan ade bertanya padaku kemarin. aku terkesiap. pertanyaan macam apa ini? kenapa tiba-tiba semua laki-laki harus dihitung nilainya dengan sebuah pertanyaan yang sederhana sekaligus rumit untuk dijawab. tapi pertanyaan itu sendiri baru awal. karena aku lantas dihadapkan pada pertanyaan lain... nilai seperti apa yang akan kupergunakan untuk sebuah pernikahan? pernikahan seperti apa yang kuinginkan? laki-laki seperti apa yang kuanggap tepat untuk menjadi suami?
*ah...ah...ah...
bertahun-tahun yang lalu, rasanya aku pernah bilang sama luvy kalau
... suatu hari nanti mungkin aku akan menikah dengan seorang teman. mungkin kami tidak pernah pacaran, tapi kami sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, dan saling memahami dan suatu hari masing-masing kami berpikir, dan lalu bersepakat "why don't we give it a try?"
mendengar ini, luvy bilang dia nggak perlu jadi pacarku kalo gitu...
*ahaha
sudah lama aku berhenti memikirkan cinta yang menyala-nyala seperti api. aku akan baik-baik saja kalau aku bisa cukup tahan bertemu dengan orang yang sama, terus menerus, untuk waktu yang lama. nggak harus serba sempurna, tapi bisa kuterima kekurangannya. aku mau laki-laki yang bikin hidupku jadi sederhana. yang tau kenapa aku harus diberi ruang dan bisa kupercaya. aku nggak takut sendiri, dan nggak keberatan ditemani. aku cuma lelah dengan perasaan-perasaan, dengan kecemasan dan luka bakar...
lalu dia mengirimiku kalimat-kalimat ini...
and I'll do anything you ever dreamed to be complete
a little pieces of nothing that falls
do you wanna get married or run away?
hmmm... itu potongan-potongan dari slide-nya goo goo dolls. dia menulisnya dalam pesan yang berjudul I'll run away with you... lalu dia bicara banyak. pikiran-pikiran itu ternyata juga ada dalam benaknya. aku jadi mengingat-ingat percakapan-percakapanku dengan-nya... yang panjang dan lama... yang dulu sering bikin aku termenung. well, asal gombalnya nggak kumat aja!
*ehehe...kamu pasti nggak setuju kalo aku bilang kamu gombal 'kan?
dan dia menulis lagi...
I think I could marry you if it's okay with you...
someday when the books have forgotten how to read the names
and the fire remember the flame...somehow...
bulan juni sebentar lagi datang...
berkemas dan pergilah untuk festival itu. lalu sepulang dari berlin, datanglah ke ubud... kita punya banyak hal untuk dibicarakan. dan kurasa kamu akan setuju denganku kali ini
didepan semangkuk sup mulut ikan hiu
dia sudah menunggu kami di lobi. dengan senyum yang sama dan potongan rambut yang baru, yang kata kaoru seperti boneka. ah, aku lebih suka menyebutnya dakocan. senyumnya mengembang melihat kami bergegas menghampirinya. aku juga tersenyum, mengingat kalimat terakhirnya waktu menelepon kemarin malam...
"please come. please disturb me"
oh... oh...
aku dan kaoru saling bersepakat bahwa kami terlalu baik hati padanya. kami mengarungi satu setengah jam perjalanan dalam temaram dari ubud menuju ujung dunia bagian selatan, untuk sampai di ritz-carlton, nun di ujung jimbaran, demi hida a.k.a idapon a.k.a ida-san.
tapi percayalah, aku dan kaoru senang hati melakukannya, karena posting ini nggak kubuat untuk ngomel tentang betapa panjang dan gelapnya jalan yang kami lalui. duh... ada hotel segitu gede tapi sepanjang jalan menuju gerbang selepas four seasons sama sekali nggak ada lampu jalan! gilingan...
well, kaoru udah cerita banyak tentang apa yang dia lihat di apartemen hida yang baru di tokyo, juga udah cerita tentang rave party waktu hida nge-DJ di deket shinjuku dan gimana clumsy-nya dia pas mainin set karena kurang latihan dan jadi salah terus. kaoru juga udah cerita tentang mobil kesayangan hida yang namanya akemi-chan... dan semuanya dengan komentar yang sama. hancur! berantakan. kayak kapal pecah...
jadi malam ini, waktu ketemu, yang aku lakukan cukup menggodanya ...
*ahaha!
waktu makan malam di chinese restaurant, kami membuat pengaturan yang sederhana... aku dan hida duduk berhadapan, sementara kaoru berhadapan dengan publisher dan agent yang datang bersama hida dari jepang, yang kedua-duanya nggak bisa bahasa inggris. semeja, tapi beda dunia. aku nggak akan berkutik kalo mereka semua ngomong jepang dehhh!!!
kami makan udang yang dibumbu merah dengan cabe kering, fu yung hai, cumi dengan sayuran dan sup mulut ikan hiu yang direkomendasi oleh si agent. syukurlah si sup tidak datang bersama giginya. dan harapanku hiu yang mereka buat sup malam ini bukan hiu yang berasal dari laut cina selatan, atau bagan siapi-api... karena kalau dari sana, boleh jadi di mulut hiu itu sebelumnya ada korban tsunami. hiiiy!!!
ketika waktu sudah merambat lewat dari jam sepuluh malam, setiap orang di meja itu merasa enggan untuk pergi. tapi besok pagi setumpuk kerja sudah menunggu kami. dan yang lebih parah, hida dan kawan-kawan besok akan langsung check out dan malamnya terbang ke tokyo. lusa, pagi hari tepat setelah mereka sampai di narita, mereka harus langsung bekerja lagi, menyelesaikan report, tulisan dan retouch foto sebelum terlambat karena tenggat sudah dekat. jadual yang luarbiasa padat. kalo abe pernah bilang betapa keras aku bekerja seperti pejuang... tiba-tiba aku merasa kalau perjuanganku belum ada apa-apanya kalo dibandingkan dengan mereka...
mind you, aku sempat berterima kasih pada hida karena beberapa hari sebelumnya, dia ikut repot membantu riset kecilku tentang sumo. dan karena dia nggak tau siapa yokozuna dan ozeki yang paling ngetop sekarang ini, dia bertanya pada ibunya. aduh, dia sampai ambil resiko ditanya-tanya sama ibunya karena tiba-tiba mencari tau tentang sumo. dia bilang ibunya sampai heran karena seumur-umur hida nggak pernah tertarik sama sumo.
waaaw! maafin yaaa... udah bikin heboh!
"see you next month. maybe" katanya ketika tubuhnya menjauh dariku.
turn your working mode again, idapon. jangan katakan selamat tinggal. kita akan bertemu setiap hari di tempat dimana kamu bisa mengirimiku bintang di setiap akhir percakapan...
"please come. please disturb me"
oh... oh...
aku dan kaoru saling bersepakat bahwa kami terlalu baik hati padanya. kami mengarungi satu setengah jam perjalanan dalam temaram dari ubud menuju ujung dunia bagian selatan, untuk sampai di ritz-carlton, nun di ujung jimbaran, demi hida a.k.a idapon a.k.a ida-san.
tapi percayalah, aku dan kaoru senang hati melakukannya, karena posting ini nggak kubuat untuk ngomel tentang betapa panjang dan gelapnya jalan yang kami lalui. duh... ada hotel segitu gede tapi sepanjang jalan menuju gerbang selepas four seasons sama sekali nggak ada lampu jalan! gilingan...
well, kaoru udah cerita banyak tentang apa yang dia lihat di apartemen hida yang baru di tokyo, juga udah cerita tentang rave party waktu hida nge-DJ di deket shinjuku dan gimana clumsy-nya dia pas mainin set karena kurang latihan dan jadi salah terus. kaoru juga udah cerita tentang mobil kesayangan hida yang namanya akemi-chan... dan semuanya dengan komentar yang sama. hancur! berantakan. kayak kapal pecah...
jadi malam ini, waktu ketemu, yang aku lakukan cukup menggodanya ...
*ahaha!
waktu makan malam di chinese restaurant, kami membuat pengaturan yang sederhana... aku dan hida duduk berhadapan, sementara kaoru berhadapan dengan publisher dan agent yang datang bersama hida dari jepang, yang kedua-duanya nggak bisa bahasa inggris. semeja, tapi beda dunia. aku nggak akan berkutik kalo mereka semua ngomong jepang dehhh!!!
kami makan udang yang dibumbu merah dengan cabe kering, fu yung hai, cumi dengan sayuran dan sup mulut ikan hiu yang direkomendasi oleh si agent. syukurlah si sup tidak datang bersama giginya. dan harapanku hiu yang mereka buat sup malam ini bukan hiu yang berasal dari laut cina selatan, atau bagan siapi-api... karena kalau dari sana, boleh jadi di mulut hiu itu sebelumnya ada korban tsunami. hiiiy!!!
ketika waktu sudah merambat lewat dari jam sepuluh malam, setiap orang di meja itu merasa enggan untuk pergi. tapi besok pagi setumpuk kerja sudah menunggu kami. dan yang lebih parah, hida dan kawan-kawan besok akan langsung check out dan malamnya terbang ke tokyo. lusa, pagi hari tepat setelah mereka sampai di narita, mereka harus langsung bekerja lagi, menyelesaikan report, tulisan dan retouch foto sebelum terlambat karena tenggat sudah dekat. jadual yang luarbiasa padat. kalo abe pernah bilang betapa keras aku bekerja seperti pejuang... tiba-tiba aku merasa kalau perjuanganku belum ada apa-apanya kalo dibandingkan dengan mereka...
mind you, aku sempat berterima kasih pada hida karena beberapa hari sebelumnya, dia ikut repot membantu riset kecilku tentang sumo. dan karena dia nggak tau siapa yokozuna dan ozeki yang paling ngetop sekarang ini, dia bertanya pada ibunya. aduh, dia sampai ambil resiko ditanya-tanya sama ibunya karena tiba-tiba mencari tau tentang sumo. dia bilang ibunya sampai heran karena seumur-umur hida nggak pernah tertarik sama sumo.
waaaw! maafin yaaa... udah bikin heboh!
"see you next month. maybe" katanya ketika tubuhnya menjauh dariku.
turn your working mode again, idapon. jangan katakan selamat tinggal. kita akan bertemu setiap hari di tempat dimana kamu bisa mengirimiku bintang di setiap akhir percakapan...
Saturday, May 21, 2005
appetite killing tv show
having meals in the padang food at lunch time is a big mistake. they turned the TV on and it was crime scene TV show. and I never, never ever like that kind of show. the show was so stupid and and also because they air the show on 11.30 a.m in the jakarta time zone, which will be 12.30 p.m in ubud. a show that surely will make your appetite dissapear, exactly at lunchtime.
killings, robbery... and today even the best episode showed a girl who throw away her unwanted baby.
what a mess! last time I came down to this place at almost the same time, I hardly can eat because people on tv cursed the killer of their family and condemned him to death! somehow, there's a sick feeling coming from my lung and I couldn't help it! hey hey hey...! I'm having lunch here...
this time, I decided to speak out. I said to them...
'would you please change the channel? I'm afraid I won't be able to eat. there are too many dead people in the TV'
killings, robbery... and today even the best episode showed a girl who throw away her unwanted baby.
what a mess! last time I came down to this place at almost the same time, I hardly can eat because people on tv cursed the killer of their family and condemned him to death! somehow, there's a sick feeling coming from my lung and I couldn't help it! hey hey hey...! I'm having lunch here...
this time, I decided to speak out. I said to them...
'would you please change the channel? I'm afraid I won't be able to eat. there are too many dead people in the TV'
Friday, May 20, 2005
small tip for you
delapan orang sudah berdiri di meja front office ketika mereka berdatangan. grup yang memakai 10 kamar di resort selama 10 hari. aku juga ada disana. ceritanya sih, mau membantu nih...
gungdek jug ada disana, tapi nggak lama setelah mereka mulai mengisi reservation form, gungdek menghilang. dan nggak keliatan lagi.
dari awal sebenernya targetnya adalah untuk ketemu dengan group leadernya. ariana yang mendekati dan mengajaknya bicara sejak awal, sehingga seterusnya selama proses di lobi si group leader terus menerus bicara dengan ariana.
karena ada salah satu yang keliatan gelisah, aku dekati dan ternyata dia bilang dia udah gak kuat berlama-lama ada di lobi. lalu aku mengantarkannya ke kamar. sepanjang jalan, tentu saja aku memberi tahunya hal-hal mengenai restoran, kolam renang, afternoon tea dan seterusnya. lalu ketika kami sampai di kamarnya...
macet. aku nggak ingat sama sekali apa yang harus aku katakan dan jadi grogi waktu mengingat lagi bahwa ini adalah pertama kalinya aku mengantarkan tamu ke kamar untuk check in. sejauh ini, yang pernah kulakukan baru showing room, sampai mau walk in dan registrasi, tapi nggak pernah nganter ke kamar. sama sekali. untunglah dia bertanya.
dan aku menjawab pertanyaannya, lalu semuanya jadi jelas di kepalaku. jernih seperti aqua yang disuling dari mata air di pandaan. dial 6 for guest service, dial 5 for room service and 7 for the spa. here's the lamp, here's your personal safe deposit for any valuables... dan seterusnya mengalir.
tapi yang paling menggelikan adalah, waktu aku macet...
dia berusaha memberiku tip. dan dia masih bingung dengan uang rupiah... lalu dia bergumam tentang harus ke ATM dan mengeluarkan 7000 rupiah. aku memandangnya dengan tatapan bingung (karena masih mengingat-ngingat apa yang harus aku bilang)... and somehow... dia bilang kalo dia tau jumlah ini pasti sedikit sekali, jadi kalau lain kali dia ketemu aku, dia akan memberiku lebih banyak lagi. aku menerima lima ribuan yang dia ulurkan dengan senyum bingung...
kalo diinget lagi sekarang, masih tetap lucu juga...
*ihihi...*
gungdek jug ada disana, tapi nggak lama setelah mereka mulai mengisi reservation form, gungdek menghilang. dan nggak keliatan lagi.
dari awal sebenernya targetnya adalah untuk ketemu dengan group leadernya. ariana yang mendekati dan mengajaknya bicara sejak awal, sehingga seterusnya selama proses di lobi si group leader terus menerus bicara dengan ariana.
karena ada salah satu yang keliatan gelisah, aku dekati dan ternyata dia bilang dia udah gak kuat berlama-lama ada di lobi. lalu aku mengantarkannya ke kamar. sepanjang jalan, tentu saja aku memberi tahunya hal-hal mengenai restoran, kolam renang, afternoon tea dan seterusnya. lalu ketika kami sampai di kamarnya...
macet. aku nggak ingat sama sekali apa yang harus aku katakan dan jadi grogi waktu mengingat lagi bahwa ini adalah pertama kalinya aku mengantarkan tamu ke kamar untuk check in. sejauh ini, yang pernah kulakukan baru showing room, sampai mau walk in dan registrasi, tapi nggak pernah nganter ke kamar. sama sekali. untunglah dia bertanya.
dan aku menjawab pertanyaannya, lalu semuanya jadi jelas di kepalaku. jernih seperti aqua yang disuling dari mata air di pandaan. dial 6 for guest service, dial 5 for room service and 7 for the spa. here's the lamp, here's your personal safe deposit for any valuables... dan seterusnya mengalir.
tapi yang paling menggelikan adalah, waktu aku macet...
dia berusaha memberiku tip. dan dia masih bingung dengan uang rupiah... lalu dia bergumam tentang harus ke ATM dan mengeluarkan 7000 rupiah. aku memandangnya dengan tatapan bingung (karena masih mengingat-ngingat apa yang harus aku bilang)... and somehow... dia bilang kalo dia tau jumlah ini pasti sedikit sekali, jadi kalau lain kali dia ketemu aku, dia akan memberiku lebih banyak lagi. aku menerima lima ribuan yang dia ulurkan dengan senyum bingung...
kalo diinget lagi sekarang, masih tetap lucu juga...
*ihihi...*
Thursday, May 19, 2005
cincin dari iran
staying in the room 202 for eleven days are mac mckinnon and jo mckinnon. mac was born in canada while jo was born in england. they currently lives in gold coast, beachy area full with drunken tourists in australia. I met them for the first time on last friday for a small but terrible accident. he was reading a book at the poolside when one of the pool umbrella tumbling down and hit mac's arm. he said he's okay, but his sunglasses broken.
I talked to him and got his sunglasses to be repaired in denpasar. I knew that he's a nice person on the first glance. I thought of the same thing about jo, who said thanks to me because I came down to her in the pool, something that I don't even expect before I met her as I thought that I will get a dose of complaints. after his sunglasses being repaired, I invite this couple to have light lunch with me in tanggayuda.
we went off and engaged in a fun conversation. somehow, they inherited european decency and asian sensitiveness. during the lunch, I found out that they've been in around asia for almost thirteen years. four years of them spent in iran. for almost two hours, we were chatted about nice breeze, sunny and snowy weather, politics, history, witty anecdotes, of australian, american, balinese and muslims. and while we're takling about iran, he slipped off a gold ring from his left little finger. jo put the ring in the table and said to me 'this made up from six rings. don't undo it'
I don't understand what she meant and don't really pay attention to what she said. I think I just touch the ring and try to lift it up and the set is yielded into six rings but still connected. I grew pale. mac and jo laughed... and as I tried to fix it which of course not succeeded, she tease me by saying 'do you feel bad now?'
oh...oh... I have to give up!
mac give me his hand and fix it up. at first he said he already forgot how to do that and said that the first time it yielded, he spent two weeks to fixed it up. I felt even worse. but he finished it in less than 5 minutes and I sigh with relieved. feel never been better...
so, anytime you met a bald and bearded man with complicated pattern gold ring on his left little finger... beware! it might be mac mckinnon. anything he said, don't undo the ring or you'll get into trouble!!!
I talked to him and got his sunglasses to be repaired in denpasar. I knew that he's a nice person on the first glance. I thought of the same thing about jo, who said thanks to me because I came down to her in the pool, something that I don't even expect before I met her as I thought that I will get a dose of complaints. after his sunglasses being repaired, I invite this couple to have light lunch with me in tanggayuda.
we went off and engaged in a fun conversation. somehow, they inherited european decency and asian sensitiveness. during the lunch, I found out that they've been in around asia for almost thirteen years. four years of them spent in iran. for almost two hours, we were chatted about nice breeze, sunny and snowy weather, politics, history, witty anecdotes, of australian, american, balinese and muslims. and while we're takling about iran, he slipped off a gold ring from his left little finger. jo put the ring in the table and said to me 'this made up from six rings. don't undo it'
I don't understand what she meant and don't really pay attention to what she said. I think I just touch the ring and try to lift it up and the set is yielded into six rings but still connected. I grew pale. mac and jo laughed... and as I tried to fix it which of course not succeeded, she tease me by saying 'do you feel bad now?'
oh...oh... I have to give up!
mac give me his hand and fix it up. at first he said he already forgot how to do that and said that the first time it yielded, he spent two weeks to fixed it up. I felt even worse. but he finished it in less than 5 minutes and I sigh with relieved. feel never been better...
so, anytime you met a bald and bearded man with complicated pattern gold ring on his left little finger... beware! it might be mac mckinnon. anything he said, don't undo the ring or you'll get into trouble!!!
Tuesday, May 17, 2005
sleepy sunrise session
seminggu sebelumnya, ariana sudah memberiku detail informasi tentang kedatangan fotografer dan desainer grafis dari cina. tapi baru pada hari terakhir aku bener-bener 'ngeh' kalo dua orang ini akan bikin sunrise photo shooting session selain restaurant, spa, dan public area sessions. god! ini berarti aku harus mulai stand by sebelum matahari terbit.
suddenly, I wish that I can arrange the sun to rise at 9 am.
sesi restoran dilakukan pada malam hari. tepat sebelum makan malam. bukan, bukan berarti kami mulai pada pukul lima sore sehingga bisa makan malam jam tujuh malam. pemotretan dimulai jam tujuh malam dan makan malam kami tertunda selama dua jam. rasanya persis seperti waktu buka puasa. mungkin karena makannya udah terlalu malam, rasa lapar itu udah nyaris menghilang, tapi pikiranku terus menyuruhku makan sebanyak mungkin karena aku masih harus bekerja sampai jam sebelas malam. dan persis ketika pumpkin soup sampai di tiga suapan terakhir, aku sudah kenyang.
aku masuk kamar menjelang jam dua belas. dan rasanya baru terlelap waktu telepon berdering. wake up call-ku. setengah lima sekarang. matahari akan terbit satu jam lagi, dan kamar 105 tempet pemotretan masih harus diset dan dicek ulang.
mandi air hangat lalu mengirim housekeeping turun. kepalaku masih terasa berat dan mataku pedas. nggak ada alasan, aku tetap harus berkemas untuk pemotretan. aku sempat menyaksikan satu pertandingan sumo sambil berpakaian dan memasukkan barang-barang ke dalam back pack-ku.
matahari terbit yang betul-betul indah...
bukit yang terbentang disepuh oranye keemasan sebelum bola merah itu terlihat perlahan-lahan. lalu gumpalan-gumpalan kabut yang seperti kapas beterbangan, melayang-layang dari sungai campuhan yang mengalir dibawah tanah yang kupijak. dan waktu gumpalan kabut itu melayang diatas air kolam... seolah kolam itu kolam air panas, sangat panas...
pohon, rumput dan semak selama beberapa saat diselimuti mantel kabut, sebelum dihembus angin
aku senang bisa melihat semuanya. tapi juga tetap ngantuk.
spa, gift shop, galeri dan pak kariyana dilakukan secara marathon. mr. lu -si fotografer, kuakui memiliki stamina yang tangguh. tak gentar melawan dinginnya udara, naik turun tangga... yang mungkin buat orang lain seusianya udah bikin ngos-ngosan. yah... dia juga ngos-ngosan, tapi jalan terus!
session dengan pak koman san bu mansri bikin aku tersenyum...
untuk pertama kalinya setelah sekian bulan bekerja, mereka berdua terlihat mesra. ahaha...
setelah mendudukkan bu mansri di sebelah kanan pak koman, pak koman bisa melingkarkan tangan di pinggang bu mansri. satu hal yang bikin staf spa tertawa, dan spontan bikin pak koman malu... aiiih!
karena terlihat kaku, sesi ini sempat beberapa kali diulang sampai akhirnya ada beberapa foto yang lebih alami. dan tetap mesra.
mereka check out jam 12.30. foto-foto itu segera akan dipakai untuk mencetak travel guide book untuk mereka yang tinggal di cina daratan dan timur jauh (kecuali jepang) dan akan berlibur ke bali. kuharap hasilnya baik. and... sebelum kuselesaikan, aku harus berterima kasih pada ariana di reservasi, juniarta, wistawan, putera, sukadana dan pak swabawa di housekeeping. karunia dan putrayasa yang sedianya jadi model, pak bagiana da chef dan pak artana di restoran, yunanti, ayu dan nengah di spa. oh... juga mitha, yang bahasa mandarinnya top banget.
keep the good work pally!
suddenly, I wish that I can arrange the sun to rise at 9 am.
sesi restoran dilakukan pada malam hari. tepat sebelum makan malam. bukan, bukan berarti kami mulai pada pukul lima sore sehingga bisa makan malam jam tujuh malam. pemotretan dimulai jam tujuh malam dan makan malam kami tertunda selama dua jam. rasanya persis seperti waktu buka puasa. mungkin karena makannya udah terlalu malam, rasa lapar itu udah nyaris menghilang, tapi pikiranku terus menyuruhku makan sebanyak mungkin karena aku masih harus bekerja sampai jam sebelas malam. dan persis ketika pumpkin soup sampai di tiga suapan terakhir, aku sudah kenyang.
aku masuk kamar menjelang jam dua belas. dan rasanya baru terlelap waktu telepon berdering. wake up call-ku. setengah lima sekarang. matahari akan terbit satu jam lagi, dan kamar 105 tempet pemotretan masih harus diset dan dicek ulang.
mandi air hangat lalu mengirim housekeeping turun. kepalaku masih terasa berat dan mataku pedas. nggak ada alasan, aku tetap harus berkemas untuk pemotretan. aku sempat menyaksikan satu pertandingan sumo sambil berpakaian dan memasukkan barang-barang ke dalam back pack-ku.
matahari terbit yang betul-betul indah...
bukit yang terbentang disepuh oranye keemasan sebelum bola merah itu terlihat perlahan-lahan. lalu gumpalan-gumpalan kabut yang seperti kapas beterbangan, melayang-layang dari sungai campuhan yang mengalir dibawah tanah yang kupijak. dan waktu gumpalan kabut itu melayang diatas air kolam... seolah kolam itu kolam air panas, sangat panas...
pohon, rumput dan semak selama beberapa saat diselimuti mantel kabut, sebelum dihembus angin
aku senang bisa melihat semuanya. tapi juga tetap ngantuk.
spa, gift shop, galeri dan pak kariyana dilakukan secara marathon. mr. lu -si fotografer, kuakui memiliki stamina yang tangguh. tak gentar melawan dinginnya udara, naik turun tangga... yang mungkin buat orang lain seusianya udah bikin ngos-ngosan. yah... dia juga ngos-ngosan, tapi jalan terus!
session dengan pak koman san bu mansri bikin aku tersenyum...
untuk pertama kalinya setelah sekian bulan bekerja, mereka berdua terlihat mesra. ahaha...
setelah mendudukkan bu mansri di sebelah kanan pak koman, pak koman bisa melingkarkan tangan di pinggang bu mansri. satu hal yang bikin staf spa tertawa, dan spontan bikin pak koman malu... aiiih!
karena terlihat kaku, sesi ini sempat beberapa kali diulang sampai akhirnya ada beberapa foto yang lebih alami. dan tetap mesra.
mereka check out jam 12.30. foto-foto itu segera akan dipakai untuk mencetak travel guide book untuk mereka yang tinggal di cina daratan dan timur jauh (kecuali jepang) dan akan berlibur ke bali. kuharap hasilnya baik. and... sebelum kuselesaikan, aku harus berterima kasih pada ariana di reservasi, juniarta, wistawan, putera, sukadana dan pak swabawa di housekeeping. karunia dan putrayasa yang sedianya jadi model, pak bagiana da chef dan pak artana di restoran, yunanti, ayu dan nengah di spa. oh... juga mitha, yang bahasa mandarinnya top banget.
keep the good work pally!
Sunday, May 08, 2005
first indomie
selama tinggal di jogja, makan indomie itu seperti hal yang biasa sekali dilakukan. apa sih yang bisa dimakan anak kos yang uangnya tiap bulan pas-pasan? yang telat kirimannya beberapa hari aja udah berarti lapaaar...
hihihi... sebenernya sih, nasibku nggak separah itu, tapi kan kalo nulis dibikin agak dramatis dikit boleh yaa...
di ubud aku juga ngekos lagi. karena di kos nggak ada dapur umum, jadilah nggak ada cerita bikin indomie itu.
kalau dibilang makanannya jadi lebih sehat, sebenernya nggak juga. karena kalo makan nasi padang terus-terusan kayak yang aku lakukan itu 'kan juga gak baik buat kolesterol... tapi begitulah...
lima bulan berjalan tanpa sekalipun aku makan indomie...
(kecuali pas ke jogja dan pagi-pagi meniatkan betul beli indomie goreng di burjo)
tapi kemarin sore, di supermarket aku teringat kalau sekarang aku udah bisa ngerebus air dan bikin kopi dan lain-lain yang instant dan tinggal tuang air panas aja perlunya. oleh karena itu kuputuskan beli beberapa bungkus mie goreng instant dan selepas senja, sambil cekikikan sendiri, aku menikmati indomie gorengku yang pertama di ubud. rasanya? agak ajaib, karena ini mie goreng rasa pecel. waduh! ada banyak indomie rasa baru. aku harus lebih rajin coba-coba. kalau sampai nggak kenal rasa baru indomie 'kan gak gaul namanya!!!
hihihi... sebenernya sih, nasibku nggak separah itu, tapi kan kalo nulis dibikin agak dramatis dikit boleh yaa...
di ubud aku juga ngekos lagi. karena di kos nggak ada dapur umum, jadilah nggak ada cerita bikin indomie itu.
kalau dibilang makanannya jadi lebih sehat, sebenernya nggak juga. karena kalo makan nasi padang terus-terusan kayak yang aku lakukan itu 'kan juga gak baik buat kolesterol... tapi begitulah...
lima bulan berjalan tanpa sekalipun aku makan indomie...
(kecuali pas ke jogja dan pagi-pagi meniatkan betul beli indomie goreng di burjo)
tapi kemarin sore, di supermarket aku teringat kalau sekarang aku udah bisa ngerebus air dan bikin kopi dan lain-lain yang instant dan tinggal tuang air panas aja perlunya. oleh karena itu kuputuskan beli beberapa bungkus mie goreng instant dan selepas senja, sambil cekikikan sendiri, aku menikmati indomie gorengku yang pertama di ubud. rasanya? agak ajaib, karena ini mie goreng rasa pecel. waduh! ada banyak indomie rasa baru. aku harus lebih rajin coba-coba. kalau sampai nggak kenal rasa baru indomie 'kan gak gaul namanya!!!
Friday, May 06, 2005
karma chameleon
another story from my MOD time
ada yang bersikeras tidak mau membayar bill telepon untuk internet karena sejak awal diberitahu kalau dia memakai internet menggunakan laptop pribadi, dia tidak akan kena charge. ketika dia tidak berhasil mengeset di hotspot yang ada di lobby (dan restoran) lalu ada salah satu staf yang bilang sama dia kalau dia bisa memakai internet dari kamar dengan menggunakan line telepon alias dial up. fatal. si tamu yakin sekali kalau dia sama sekali tidak diberi penjelasan tentang pembayaran kalau dia pake alternatif dial up itu. dan lagi...
dia juga tidak benar-benar berhasil connect dengan dial up. bahkan kalau katanya, satu email pun tidak bisa dia terima.
aku mendengarkan penjelasannya dengan cermat dan memutuskan menghapus bill internetnya.
kalau ternyata dia berbohong padaku... berarti aku merugikan komaneka
apa boleh buat...
guest is the most important person ever in this business.
jadi inget lagi hapalan dari kelass training pak lasiadi. strange times...
oya, satu lagi. soundtrack hari ini adalah karma chameleon!
ada yang bersikeras tidak mau membayar bill telepon untuk internet karena sejak awal diberitahu kalau dia memakai internet menggunakan laptop pribadi, dia tidak akan kena charge. ketika dia tidak berhasil mengeset di hotspot yang ada di lobby (dan restoran) lalu ada salah satu staf yang bilang sama dia kalau dia bisa memakai internet dari kamar dengan menggunakan line telepon alias dial up. fatal. si tamu yakin sekali kalau dia sama sekali tidak diberi penjelasan tentang pembayaran kalau dia pake alternatif dial up itu. dan lagi...
dia juga tidak benar-benar berhasil connect dengan dial up. bahkan kalau katanya, satu email pun tidak bisa dia terima.
aku mendengarkan penjelasannya dengan cermat dan memutuskan menghapus bill internetnya.
kalau ternyata dia berbohong padaku... berarti aku merugikan komaneka
apa boleh buat...
guest is the most important person ever in this business.
jadi inget lagi hapalan dari kelass training pak lasiadi. strange times...
oya, satu lagi. soundtrack hari ini adalah karma chameleon!
Monday, May 02, 2005
the appetite class
bu mansri came up with the idea to create a small cooking class. I'm the one who give the idea a shape and details. the management love it... and here we (the chef, the cook and me) are now... with some secret recipes book designed by indra.
I give you brief look of one of the recipe...
COATED TUNA
Ingredients:
300 g Tuna
50 g Basil
40 g Parsley
15 g Sesame seed
5 g Black pepper
5 g Salt
30 g Lemon
10 ml Worchestershire sauce
50 ml Sweet soy
200 g Focacia bread
Method
1. Combine salt, pepper, lemon juice and Worchestershire sauce. Add the tuna and leave to marinate.
2. Chop basil finely. Mix with parsley and sesame seed.
3. Coat tuna with the herbs and then grill. Make sure the heat doesn’t go through tuna and the flesh looks reddish pink.
4. Cut tuna into paper-thin slices.
5. Cut off the crusts, and then slice focacia bread into 3 cm squares and 1 cm thick. Grill afterwards.
6. Top focacia bread with tuna slice and small amount of sweet soy sauce.
the class is already started. feel free to join. you guys are more than welcome, as long as you stay with us
I give you brief look of one of the recipe...
COATED TUNA
Ingredients:
300 g Tuna
50 g Basil
40 g Parsley
15 g Sesame seed
5 g Black pepper
5 g Salt
30 g Lemon
10 ml Worchestershire sauce
50 ml Sweet soy
200 g Focacia bread
Method
1. Combine salt, pepper, lemon juice and Worchestershire sauce. Add the tuna and leave to marinate.
2. Chop basil finely. Mix with parsley and sesame seed.
3. Coat tuna with the herbs and then grill. Make sure the heat doesn’t go through tuna and the flesh looks reddish pink.
4. Cut tuna into paper-thin slices.
5. Cut off the crusts, and then slice focacia bread into 3 cm squares and 1 cm thick. Grill afterwards.
6. Top focacia bread with tuna slice and small amount of sweet soy sauce.
the class is already started. feel free to join. you guys are more than welcome, as long as you stay with us
Subscribe to:
Posts (Atom)
duka yang menyusun sendiri petualangannya
rasa kehilangan seorang penonton pada aktor yang dia tonton sepanjang yang bisa dia ingat, adalah kehilangan yang senyap. ia tak bisa meng...
-
meskipun cita-citaku tinggi dan niatku baik, aku harus menerima kenyataan kalau terlalu banyak hal yang bisa menghalangi maksudku membaca bu...
-
Dua puluh tahun yang lalu, saya berkenalan dengan seorang pengelana. Ia senantiasa menelusuri jalan, ke manapun jalan itu membawanya, untuk ...